Home | Renungan

Yang Lama dan Yang Baru

Terus terang agak sulit bagi saya untuk menulis catatan kali ini. Bukannya tidak ada yang mau di tulis. Panjang malah bahannya. Tapi kalau dituangkan jadinya bukan Catatan Minggu Ini lagi, namun pengakuan dosa Denmas Marto. Nah, mau baca? Hehe, rahasia dong!

Waktu pertemuan staf penggembalaan, Pak Eriel menguraikan, minggu-minggu ini kita perlu memfokuskan diri pada pemulihan jiwa. Di bawahnya saya beri catatan penegas: First: You! Ya, sampeyan dulu mesti beres sehingga selanjutnya bisa membantu melayani orang lain. Kemudian, di bagian langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pemulihan jiwa ini, pada langkah pertama -- menyadari diri yang lama -- saya beri keterangan: honesty. Diri kita yang baru dapat kita temukan dalam realitas Firman Tuhan, namun diri kita yang lama perlu kita kenali melalui kejujuran.

Itu dia. Secara pribadi, Tuhan menyuruh saya membuka diary yang baru berisi tiga halaman dan menulis di situ. Menulis dengan jujur itu ternyata lumayan sulit. Kita sudah tahu Tuhan itu mahatahu, tetapi kenapa masih terlintas juga pikiran: Apa Tuhan tidak kaget ya kalau tahu saya itu ternya begini? Terus terang, justru saya yang shock waktu apa yang ada di dalam diri saya itu sejujur mungkin saya muntahkan.

Selama ini, saya bukan model orang yang "dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan" atau orang yang gampang mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Sebaliknya, saya lebih mirip deskripsi dalam Mazmur 32:3: "Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari." Dengan kata lain, berdiam diri, tapi bergolak di dalam. Jadinya, ya campur aduk, karena masalah-masalah itu masih juga mengeram di dalam, tidak tersalurkan. Nah, pengakuan yang jujur diperlukan, agar semuanya itu bisa dimuntahkan.

Betapa melegakannya kalau uneg-uneg itu bisa keluar.

Tapi tentu saja tidak cukup sampai di situ. Itu baru muntah. Yang pasti selanjutnya kita harus membenci dan membuangnya. Barulah dengan demikian kita bisa mengenakan diri kita yang baru. Yang lama itu harus berlalu, maka sesungguhnya yang baru itu sudah datang!

Kemarin Denmas Marto menerima kaca mata baru dari Bu Indri -- hadiah istimewa tahun baru (serba baru!). Nah, di bagian akhir notanya tertulis: Ibrani 12:14; Roma 12:1,2. Lho, kok pas? Minggu ini saya merasa didorong lagi untuk membuka lagi Pembaharuan Pikiran-nya Casey Treat. Pembaharuan pikiran atau pembaharuan akal budi, bukankah ini bagian dari pemulihan jiwa itu? Forget, forgive, freedom -- begitu yang diajarkan di retret dulu. Kita bisa forget, melupakan apa yang di belakang, melalui pembaharuan pikiran ini.

Tahun baru dan pemulihan jiwa -- saya rasa ini momentum yang pas. Saya percaya, kita masing-masing tengah mengalami pemurnian secara pribadi dari Tuhan. Kalau kita bertekun di dalamnya, memberi diri untuk dilatih oleh didikan-Nya, tahun ini tentu kita akan mengecap buah-buah kebenaran yang manis. *** (12/01/1997)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1