Home | Renungan

Baik

Seandainya ada pemilihan lagu-lagu top hits, tak ayal kali ini tangga pertama akan diduduki oleh God Is Good All the Time-nya Don Moen dan Paul Overstreet. Sudah empat kebaktian berturut-turut (plus sekali kebaktian tutup tahun), lagu berirama country dari album Rivers of Joy ini tidak pernah absen dalam deretan lagu-lagu pujian penyembahan kita. Pokoknya, begitu Etoes menyentil gitarnya bak seorang koboi, jemaat pun sudah tidak sabar lagi untuk berdendang: Tuhan baik s'tiap saat...

Dan Alkitab mendorong kita bukan sekadar untuk berdendang. Dalam Mazmur 107:43 dikatakan, "Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan Tuhan." Kemurahan, atau bahasa Ibraninya hezed, dapat pula diterjemahkan kebaikan. Anda tentu tahu, mazmur ini antara lain melukiskan berbagai cara Tuhan dalam menebus orang-orang pilihan-Nya. Nah, sang pemazmur lalu menyimpulkan bahwa kita perlu berpegang pada semuanya itu dan memperhatikan kemurahan atau kebaikan Tuhan. Memperhatikan bisa berarti merenungkan, mengingat-ingat, atau meminjam istilah puitis khotbah Pak Eriel minggu lalu: menyentuh.

Memperhatikan kemurahan atau kebaikan Tuhan membuat kita mempunyai hikmat. Kalau mendengar kata "hikmat" kita cenderung mengaitkannya dengan "pengetahuan". Namun sebenarnya lebih dari itu. Hikmat, kalau boleh saya uraikan dengan kata-kata saya sendiri, adalah kepekaan terhadap cara-cara Allah, terhadap jalan-jalan-Nya.

Lagu tadi menegaskan, Tuhan itu baik setiap saat. Dengan kata lain, baik pada saat keadaan itu enak maupun tidak enak, Tuhan itu tetap baik. Ini tidak jarang menyulitkan kita. Anda ingat lagu Trust His Heart yang dinyanyikan dengan amat kompak oleh kuartet Newsongs? All things work for our good / Though sometimes we can't see how they could / Struggles that breaks our hearts in two / Sometimes blind us to the truth ... Ya, kalau keadaan kita lagi tidak beres, pandangan kita pun cenderung jadi kabur, kepekaan kita jadi kurang tajam. Kita lalu susah untuk melihat, memperhatikan atau menyentuh kebaikan Tuhan.

Trust His Heart lebih lanjut melukiskan, bahwa melalui segala keadaan -- baik ataupun buruk -- yang kita hadappi sebenarnya Tuhan sedang membentuk kehidupan kita, seperti orang yang tengah menenun sebuah permadani. Kalau keadaan sedang memburuk, kita cenderung melihat bagian bawah permadani itu: semrawut penuh aneka benang centang-perenang. Padahal, sebenarnya di bagian sebaliknya tengah terbentuk sebuah lukisan yang elok, karena kita tengah "diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (2 Korintus 3:18).

Jadi, kesimpulannya? Dengan othak-athik gathuk khas wong Jawa, kita bisa menyandingkan kebenaran kedua lagu tadi: Trust His heart for God is good all the time! *** (28/01/1996)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1