Home | Renungan

'Sekrup-sekrup' Kecil

"Orang mengenal Jusuf Ronodipuro, tetapi orang tidak tahu siapakah yang mengirimkan berita Proklamasi dari Jakarta ke Yogyakarta, dari Yogyakarta ke Bukittingi, dari Bukittinggi ke New Delhi dan kemudian dari sana tersebar ke seluruh dunia."

Itu baru sebagian contoh menarik yang disajikan Kompas, Minggu (30/7), dalam laporan khsusus tentang peranan rakyat dalam revolusi Indonesia. "Pola partisipasi mereka di masa menjelang dan sesudah Proklamasi," demikian kesimpulan laporan ini, "walaupun mengalami berbagai bentuk, dari yang evolusioner sampai yang radikal… terjadi secara merata di semua daerah dan lapisan masyarakat dengan bobot sendiri-sendiri."

Di tengah ironi, bahwa eksistensi rakyat saat ini semakin kurang diperhitungkan, peranan mereka sebagai 'sekrup-sekrup' kecil dalam menegakkan kemerdekaan, dalam kesempatan perayaan Tahun Emas Kemerdekaan RI ini, kembali diangkat ke permukaan dan diberikan porsi yang semestinya. Dalam Alkitab dikatakan, "Malahan justru anggota yang tampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus" (1 Kor. 12:22-23).

Dalam Kerajaan Allah, 'sekrup-sekrup' kecil bukanlah bagian yang diabaikan. Allah justru memperhitungkannya! Mungkin dongeng yang dikisahkan Ramba berikut ini dapat melukiskan cara pandang Allah, yang berbeda jauh dari dugaan kebanyakan kita.

Konon, kelima jari asyik bercakap-cakap mengenai peranan dirinya, "Akulah yang paling besar," kata ibu jari. "Aku yang menunjukkan arah," kata telunjuk. "Tapi aku yang paling tinggi," kata jari tengah. "Kalau aku, aku melambangkan kesetiaan. Selain itu, aku juga paling kaya. Cincin-cincin indah selalu disematkan padaku," timpal jari manis.

Kemudian, jari kelingking dengan suara rendah mengatakan, "Sayalah yang paling hina -- ya, kalian tahu, mengorek hidung atau telinga. Namun, yang membahagiakan saya, sewaktu kita menghadap Raja dan sujud menyembahnya, saya boleh tampil paling depan…" *** (06/08/1995)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1