Home | Renungan

Regenerasi atau Revolusi

Di luar sana, di kampus-kampus khususnya, para mahasiswa sedang lantang berunjuk rasa menuntut reformasi politik, ekonomi dan hukum. Di dalam jemaat, minggu-minggu ini kita suntuk menggali kembali dasar-dasar Kekristenan: mendengar dan taat, iman dan tindakan. Ketika para aktivis bermunculan, apa yang kita kerjakan suatu kepasifan. Tapi, sadarkah Anda, bahwa kita justru sedang menuju reformasi yang sesungguhnya?

Pada dasarnya, hanya ada dua sarana untuk mencapai perubahan sosial: regenerasi atau revolusi.regenerasi dimulai dengan pembaruan hati oleh Roh Kudus (kelahiran kembali), yang dijaga dan dipertahankan melalui pengendalian diri dalam ketaatan kepada Allah. Revolusi, sebaliknya, mendesakkan perubahan melalui kekerasan. Revolusi tak ayal akan menuntut korban. Selain tiu, selama hati para pelaku revolusi tidak mengalami regenerasi, keadaan tidak akan berubah menjadi lebih baik.

Berbeda halnya dengan regenerasi. David Chilton dalam bukunya Productive Christians in an Age of Guilt-Manipulators menguraikan bagaimana regenerasi pada akhirnya membuahkan reformasi. "Orang Kristen seharusnya terlebih dahulu berusaha untuk mendisiplin dirinya sendiri sesuai dengan standar Allah. Ia selanjutnya akan menyebarkan kabar baik dan berusaha secara damai untuk menerapkan hukum-hukum Allah ke dalam kehidupan budaya di sekitarnya, dengan bersandar sepenuhnya kepada Roih Kudus bagi keberhasilan usahanya. Ia mengerti, bahwa tidak ada, dan tidak akan pernah ada, masayarakat yang sempurna dalam dunia sekarang ini. Ia juga menyadari, bahwa Kerajaan Allah itu menyebar seperti ragi pada adonan roti - bukan melalui ledakan besar-besaran yang menimbulkan kerusakan, melainkan melalui peresapan secara bertahap. Ia mengetahui, bahwa keadilan, kebenaran dan kedamaian merupakan buah dari pencurahan Roh Kudus di dalam hati manusia (Yes. 33:15-18). Dengan demikian, struktur hukum suatu bangsa menunjukkan, bukan memunculkan, karakter bangsa tersebut."

Jadi, kalau kita sungguh-sungguh ingin melihat terjadinya reformasi atas bangsa ini, kita harus menyadari, apa yang kita kerjakan sekarang ini sangatlah vital. *** (16/08/1998)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1