Home | Renungan

Patton

"Ceritakan padaku tentang Jenderal Patton!" pinta Denmas Marto pada Ramba yang baru saja menonton film teve tentang salah satu komandan terhebat yang dimiliki AS pada PD II itu.

Jenderal eksentrik yang terkenal genius dalam strategi pertempuran tank ini antara lain menyatakan: Yang paling mengerikan bagi seorang prajurit adalah kalau ia tidak memiliki pasukan dan tidak mengalami perang.

Prajurit tanpa pasukan dan prajurit tanpa perang. Ironis memang.

Lebih tragis lagi kalau hal itu menimpa orang Kristen.

"Kita adalah tentara Allah" -- sering kita nyanyikan lagu itu. Kita bergabung dalam pasukan-Nya dengan memberi diri pada Jemaat-Nya. Dari sinilah kita berbicara tentang perang.

Nah, yang tidak dapat kita abaikan, peperangan kita berlangsung setiap hari. Iblis melancarkan serangannya tanpa mengenal hari libur. Untuk itu, kita harus selalu berjaga-jaga.

Minggu lalu, Denmas Marto penuh gairah mengunjungi VIP dan mem-follow up orang baru, berpuncak pada hari minggu yang padat dan melelahkan. Senin, saya memutuskan tidak keluar rumah, beristirahat sejenak. Terus terang, saya lengah di sini dan mulai memikirkan diri sendiri, padahal seharusnya "seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya."

Jadi, saya belajar, kita tidak bisa melonggarkan kewapadaan kita, atau musuh akan menohok kita secara tidak terduga. Dan, benar kata Patton, prajurit yang menghindari perang itu benar-benar mengerikan. *** (11/06/1995)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1