Home | Renungan

Oh, Doa Bersama!

Bahasan Pakdhe Noto minggu ini sampai ke pilar ketiga, tentang doa. Denajeng Marto juga always spesial membicarakan doa. Kompletlah nomor ini menjadi edisi doa bila Denmas Marto turut pula urun rembug. Apalagi to yang perlu di-onceki, dikupas dari dan tentang doa itu? Tentunya masih banyak, dan Denmas mau mengedepankan suatu hal yang praktis.

Begini. Dulu, sebelum kita pecah kebaktian jadi dua kali, kita sama-sama janji -- pada Tuhan dan pada satu sama lain -- untuk datang setengah jam lebih awal dan kumpul berdoa tiap-tiap sel sebelum kebaktian. Dalam beberapa minggu ini, kalau diperhatikan, kalian memang datang, tapi datangnya itu lho, kok bolehnya ndlilir, satu demi satu seperti semut kapiran, bukannya satu sel makbyuk datang bareng. Lho, kayak 'gitu saja kok dipermasalahkan?

Bukan Denmas Marto yang menyebutnya sebagai masalah, Firman Tuhan yang berkata begitu. Kita suka mengatakan, kalau dua-tiga orang percaya berkumpul, Tuhan ada di tengah mereka. Enak tenan kalau seperti itu. Tapi bukan seperti itu yang dikatakan Tuhan Yesus. Ia menegaskan, kita harus sepakat, satu hati di dalam nama-Nya (Matius 18:18-20). Ini salah satu bahan penting dalam doa syafaat jemaat.

Nah, coba bayangkan adegan begini (Kalau ada persamaan dengan tokoh-tokoh tertentu, itu hanya kebetulan belaka!). pukul 12.00 thit, setelah dikomando oleh Pakdhe Noto, tiga orang anggota Sel XYZ mulai berdoa. Mereka mulai berbahasa roh dengan berapi-api, dan hadirat Tuhan mulai menaungi mereka. Lima menit kemudian, si Dadap menunjukkan batang hidungnya dengan napas masih tersengal-sengal habis lari-lari dari tempat parkir. Ketiga kancanya tetap khusyuk memejamkan mata seolah tiada gangguan. Tiga menit berikutnya, si Butet muncul. Rambutnya keriwil-keriwil dan sesekali ia mengelap keringat dengan perfumed tissue gara-gara bis kotanya macet keterjang kampanye. No problem, langsung tancap gas ikut berbahasa roh…

Itu sih bukan sepakat, tapi sakbisane, asal bisa kumpul. Charles Finney mengatakan, "Saya kira Iblis tak akan peduli betapa banyak orang Kristen yang menghadiri kebaktian doa, asalkan saja mereka akan tiba setelah kebaktian dimulai. Iblis akan senang melihat sekian banyak orang bertebaran menempuh cara ini dengan menampilkan sikap sangat alim." Berarti, asal kumpul saja jelas tidak cukup. Diperlukan kesepakatan, dimulai dengan sepakat untuk muncul semua sebelum pertemuan doa berlangsung. 'Kan tidak lucu to kalau prajurit telat ikut apel? Dan doa syafaat itu bukan apel lagi, lho, tapi sudah tempur beneran! Jadi? Yah, telatlah ngokang senjatanya!

Sudah jelas pentingnya datang tepat waktu? Alon-alon boleh, seperti kata stiker, waton on time. Minggu depan, sampeyan semua yang tidak menjemput orang, tolong datang tepat waktu untuk ikut doa prakebaktian. Yang Kebaktian I mulai pukul 09.00 dan yang Kebaktian II mulai pukul 12.00. Bisa to? Ayo, kamu bisa! *** (25/05/1997)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1