Home | Renungan

Hal-hal yang Baru

Moab hidup aman sejak masa mudanya, dia hidup tenang seperti anggur di atas endapannya, tidak dituangkan dari tempayan yang satu ke tempayan yang lain, tidak pernah masuk ke dalam pembuangan: sebab itu rasanya tetap padanya, dan baunya tidak berubah. (Yeremia 48:6)

Perubahan adalah hal yang tetap dalam hidup ini. Mau tidak mau, suka tidak suka, perubahan akan terjadi. Kalau kita ingin bertumbuh menjadi dewasa, tak ayal kita harus melewati proses ini.

Dan, kehidupan Kristen tidak lain adalah kehidupan yang dinamis, penuh perubahan. Kita menerima karunia demi karunia, bertolak dari iman kepada iman, dan diubah dalam kemuliaan yang semakin besar. Kalau kita tidak lagi berubah, kita berhenti bertumbuh. Kita mati.

Keadaan tragis -- tidak berubah -- itulah yang menimpa Moab. Mereka tidak pernah dituangkan, tidak pernah mengalami pemurnian. Mereka hidup aman, tidak pernah mengalami penindasan. Mereka berpuas diri: bertahan di atas kehidupan mereka yang sebenarnya kotor dan rusak; seperti air anggur yang dibiarkan di atas endapannya. Keadaan mereka tetap sama, buruk seperti semula. Kehidupan dan hati mereka tidak pernah berubah.

Perubahan memang tidak selalu mengenakkan. Orang cenderung tidak ingin meninggalkan kenyamanan dalam keadaan lamanya. "Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik" (Lukas 5:39). Hal ini jahat di mata Tuhan. "Karena mereka tidak berubah, karena itu mereka tidak takut akan Allah" (Mzm. 55:20, KJV). Kalau orang tidak mau berubah, hatinya telah membatu, acuh tak acuh, dan bersikap negatif. Mereka penuh prasangk dan serba mencari-cari kesalahan orang lain seperti perilaku orang-orang Farisi pada zaman Yesus.

Kalau pemazmur menghubungkan perubahan dengan takut akan Allah, memang beralasan. Hanya orang yang takut akan Allah yang akan membuka dirinya terhadap pekerjaan pemulihan yang dilakukan Allah. "Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (II Korintus 3:16-18). Allahlah yang mengerjakan perubahan itu.

Perubahan dalam kehidupan rohani membawa kita ke dalam tahan kedewasaan yang baru, yang lebih mulia. Kalau terasa tidak mengenakkan, karena pada hakikatnya ia menuntut kematian terhadap diri sendiri. Kita harus mematikan segala sesuatu yang duniawi dan menanggalkan manusia lama sebelum dapat mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh gambaran yang benar menurut gambaran Khaliknya (lihat Kolose 3:5-10). Kantung anggur yang lama harus dibuang, dan kita harus mewadahi anggur yang baru itu dengan kantung anggur yang baru pula.

Allah sendiri berjanji untuk melakukan hal-hal yang baru. "Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?" (Yesaya 43:19). Tahun lalu, melalui Rusty Russel, Tuhan menubuatkan hal itu untuk jemaat ini, "Engkau akan mulai melakukan banyak hal baru yang memuliakan Kerajaan-Ku." Yang menjadi pertanyaan adalah: Siapkah kita menghadapi hal-hal baru itu? Cukup elastiskah kita untuk menahan tegangan-tegangan akibat perubahan yang menyertainya?

Nubuatan Rusty menunjukkan apa yang kita perlukan untuk menghadapi semuanya itu. "Aku mulai membaptis engkau dengan Roh Kudus secara baru... engkau akan menerima baptisan yang lebih besar." Ya, kita membutuhkan Roh-Nya! Hal-hal baru itu, seperti kata Paulus, "tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan... tidak pernah timbul di dalam hati manusia"; untuk itu kepada kita Allah "menyatakannya oleh Roh" (I Korintus 2:9-10).

Nubuat bagi jemaat itu selanjutnya menantang kita. "Aku mencari orang-orang yang sudah bosan hidup dalam daging, orang-orang yang sudah siap untuk hidup dalam Roh-Ku. Itu keputusan setiap hari. Setiap hari engkau harus memutuskan untuk hidup di dalam Roh.... Roh-Ku akan membuahkan hal-hal yang rohani, dan engkau akan menerima kebenaran rohani dan pertolongan rohani dari tempat tinggi."

Bersama dengan Roh-Nya, kita akan menghadapi hal-hal baru itu dengan penuh kegairahan, karena Ia menjanjikan kemenangan bagi kita. *** (05/02/1995)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1