Home | Renungan

Kelerang dan Magnet

"O, betapa indahnya dan betapa eloknya bila saudara seiman hidup dalam kesatuan...."

Lagu itu benar-benar indah dan elok sewaktu menjadi kenyataan. Dan minggu-minggu ini atmosfir kesatuan itu terasa semakin kuat saja, dan merambah ke luar dalam bentuk kerja sama dengan anggota tubuh lain di kota ini. Ya, minggu lalu tertoreh sejarah: kita mengadakan kebaktian keluarga, pekerja dan Sekolah Minggu bergabung dengan Gereja Kristen Kemah Daud, Yogyakarta.

Waktu menelusuri perpustakaan mencari topik tentang kesatuan, Denmas Marto menemukan ilustrasi yang sangat bagus dalam buku John MacArthur, A Plea for Unity. Terjemahannya kira-kira begini:

"Alkitab mendorong kita untuk bersatu. Kesatuan ini terbentuk oleh dorongan dari dalam, bukan karena ada suatu kontrol dari luar. Kesatuan ini bukan sekadar suatu kredo, melainkan benar-benar dihayati dengan segenap hati. Suatu kesatuan rohani, bukan kata-kata belaka. Kita satu hati, satu pikiran, dan satu jiwa karena suatu sebab yang sama, dan membentuk kesatuan orang yang terikat satu sama lain karena mereka terdorong oleh suatu kekuatan yang sama.

Ada kesatuan yang dapat digambarkan seperti tas yang terisi penuh dengan kelereng. Dengan kata lain, kelereng itu terbungkus menjadi satu. Namun, hanya tas itulah yang menyatukan kelereng-kelereng itu. Kalau tas itu dirobek, terhamburlah kelereng-kelereng itu ke mana-mana karena tidak ada lagi yang mengikat mereka.

Gambaran lainnya adalah sebuah magnet yang diletakkan di atas tumpukan jarum. Jarum-jarum itu akan melekat pada magnet tadi. Jarum-jarum itu tidak disatukan oleh pembungkus, melain ditarik dan disatukan oleh kekuatan yang berasal dari dalam magnet. Seperti itulah seharusnya keadaan gereja - bukan kumpulan kelereng dalam tas, melainkan kumpulan orang-orang yang ditarik menjadi satu oleh kekuatan yang sama, yaitu Yesus Kristus.

Jemaat akan penuh dengan sukacita dan bergerak secara efektif apabila memiliki kesatuan magnetis. Seperti itulah gambaran kesatuan roh, suatu komoditi yang sangat berharga, namun mudah retak. Efesus 4:3 mengingatkan kita untuk "berusaha memelihara kesatuan roh oleh ikatan damai sejahtera." Berusaha, atau dalam bahasa Yunani spudazo, berarti berupaya sekuat tenaga. Untuk mencapai kesatuan, kita harus berusaha sekuat tenaga dan tanpa kenal lelah." *** (02/04/1995)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1