Home | Renungan

Terbang Berkelompok

Begitu musim dingin berlalu dan danau-danau di kawasan utara khatulistiwa mulai mencair, angsa liar (Olor columbianus) secara berkelompok bermigrasi ke daerah Kanada dan Alaska utara untuk bertelur. Satu kelompok migrasi bisa mencapai jumlah lima ratus ekor angsa. Pada saat yang tepat kelompok ini akan mengudara dengan kepakan sayap yang kuat dan beraturan. Sayapnya terentang lebar dan badannya yang besar pun secara pasti terangkat ke udara sewaktu mereka menambah kecepatan secara bertahap.

Penerbangan angsa ini didukung dua keistimewaan berikut. Pertama, mereka dapat terbang sedemikian tinggi, sehingga tidak kelihatan dari tanah lagi, dalam ketinggian seribu delapan ratus meter lebih. Dengan demikian mereka dapat melampaui pegunungan dan terhindar dari terpaan badai. Keistimewaan kedua yang lebih menguntungkan lagi adalah kemampuan kelompok ini untuk terbang dalam formasi V. Kalau tidak dengan formasi demikian, kecepatan terbang mereka tentu akan berkurang sangat banyak. Angsa liar ini sanggup mencapai kecepatan hingga seratus enam puluh kilometer per jam.

Menurut perhitungan, dua puluh lima angsa yang terbang bersama-sama dalam formasi huruf V akan sanggup menempuh jarak tujuh puluh persen lebih jauh daripada bila unggas ini terbang sendiri. Penambahan kecepatan yang sangat besar ini dimungkinkan karena angsa yang terbang memimpin akan "merintis jalan" bagi angsa-angsa lain yang mengikutinya. Dengan demikian, tiap-tiap angsa yang mengikuti mendapat keuntungan dari angsa yang ada di depannya, yang mengalirkan tekanan udara ke atas dengan kepakannya. Cara ini mengurangi keseluruhan daya angkat yang diperlukan.

Angsa yang memimpin, tentu saja, menanggung tugas yang paling sulit. Bila ia letih, ia akan mundur dan pemimpin yang baru mengambil alih, memberinya kesempatan untuk beristirahat. Penerbangan ke utara ini dapat mencapai jarak sekitar empat ribu delapan ratus kilometer. Karena kerja sama mereka untuk bergantian memimpin di depan, mereka dapat mengurangi tekanan dan meningkatkan kecepatan penerbangan mereka.

Kita sebagai jemaat juga dipanggil untuk "terbang berkelompok." Memang setiap orang percaya dapat saja terbang sendiri-sendiri, namun visi mengenai Jemaat yang tidak dikuasai oleh gerbang alam maut hanya dapat dipenuhi bila orang-orang percaya "terbang berkelompok" melalui jemaat lokal.

Ulf Ekman bersaksi mengenai perkataan Tuhan yang didengarnya pada saat berkunjung ke Oral Roberts' University. Pada kunjungan pertama, Tuhan menyuruhnya melihat ke sekeliling kompleks kampus itu. Ia melihat gedung-gedung megah di seluruh area kampus Kristen itu, dan Tuhan mengatakan, "Inilah yang dapat Kulakukan dengan satu orang yang mempercayai Aku." Iman pun membanjiri dan memenuhi hatinya. Seperti disentakkan, ia menjadi sadar bahwa "benar-benar tidak ada batas" karena tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (Mrk. 9:23). Ia melihat firman Tuhan ini digenapi dalam perkembangan gereja yang dirintisnya di Uppsala, Swedia.

Sebelas tahun kemudian, setelah mengunjungi ORU lagi, Tuhan menyatakan hal berikut ini kepadanya. "Aku pernah berbicara kepadamu tentang apa yang dapat dilakukan oleh satu orang yang mempercayai Aku. Sekarang Aku akan menyatakan kepadamu sesuatu! Apa yang dapat dilakukan oleh satu jemaat yang bersandar dengan sepenuhnya kepada-Ku tidak akan ada batasnya." Orang-orang yang mempercayai Allah memang mengagumkan, dan demikian pula apa yang dapat mereka lakukan bagi Dia. Namun, pada akhir zaman ini, pencapaian mereka akan kalah cemerlang bila dibandingkan dengan apa yang dikerjakan Tuhan melalui orang-orang percaya yang biasa, namun diperlengkapi secara adikodrati dan menemukan tempat mereka dalam jemaat lokal yang kuat dan bertumbuh.

Di dalam jemaat lokal, kita bukan sekadar berkumpul. Kita mau menjadi suatu komunitas, yang di dalamnya setiap orang menjadi anggota satu sama lain. Minggu lalu kita diajarkan makanan keras mengenai prinsip kehidupan berkomunitas: yang kuat wajib menanggung yang lemah, tidak mencari kesenangan sendiri, namun harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya, dan hidup dalam kerukunan. Seperti kawanan angsa liar yang berinisiatif untuk terbang bergantian memimpin, di dalam jemaat kita diajar untuk bertolong-tolongan menanggung beban sebagai pemenuhan hukum Kristus (Gal. 6:2). Hal ini akan memungkinkan kita "terbang berkelompok," tinggi mengatasi gunung dan badai masalah, "teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu" (Fil. 1:27-28). Minggu lalu dicontohkan, betapa besar perbedaannya bila penginjilan dilakukan dengan satu orang menjangkau satu orang dan bila satu komunitas sel menjangkau bersama-sama.

Lester Sumrall memaparkan perjumpaannya dengan tokoh-tokoh pencetus gerakan Pentakosta dalm buku Pelopor-pelopor Iman. Sungguh mengobarkan hati membaca perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah melalui mereka. Yang kemudian melintas dalam benak Denmas Marto adalah pertanyaan: Bagaimana kalau api itu bukan hanya berkobar di dalam diri satu orang, namun melanda seluruh jemaat? Ya, betapa besar perbedaannya! *** (04/05/1997)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1