Home | Renungan

Sukacita Salib

"(Yesus) dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib sebagai ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah." (Ibrani 12:2b)

Dari ayat ini saya belajar dua hal. Pertama, Tuhan mempedulikan kita. Meskipun kita telah berbuat dosa, memberontak dan memilih jalan kita sendiri, namun Dia datang kepada kita, mencari dan menebus kita. Seperti dikatakan Schaeffer, He is there, and He is not silent. Dia ada, dan Dia tidak berdiam diri.

Peljaran kedua membuat saya merenung lebih jauh. Dia bersukacita memikul salib itu. Kenapa? Apakah Ia bersukacita karena akan duduk di sebelah kanan tahta Allah, menerima nama yang mengatasi segala nama, dan dimuliakan? Saya rasa tidak seperti itu. Ia sudah memiliki kemuliaan itu di hadirat Bapa sebelum dunia ada.

Jadi, mengapa Dia bersukacita?

Saya terharu ketika Tuhan menyatakan alasan-Nya. Dia bersukacita karena di atas kayu salib itu Ia melihat kita!

Di atas kayu salib itu Ia melihat kita, orang-orang yang ditebus-Nya, datang dan diperdamaikan dengan Bapa-Nya. Kita yang "jauh" sudah menjadi "dekat." Tembok perseteruan itu diruntuhkan. Kita yang dahulu asing dan pendatang, sekarang menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.

Di atas kayu salib itu Ia melihat lautan saudara yang serupa dengan Dia yang sulung.

Benar. Seperti nyanyian Sandi Patti Via Dolorosa, yang mengisahkan perjalanan Tuhan menuju Kalvari:

But He chose to walk that road
Out of His love for you and me
(Dia memilih jalan itu
Karena Dia mengasihi Saudara dan saya)

Saudaraku, selamat Paskah! *** (09/04/1995)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1