Home | Renungan

Perintah-perintah-Nya Tidak Berat

Itu firman Tuhan melalui Rasul Yohanes dalam suratnya yang pertama pasal 5 ayat 3. Lalu, jujur saja, kenapa kita sering empot-empotan, begitu susah untuk melakukan firman-Nya? Pada ayat berikutnya, Yohanes menyebutkan kuncinya. Berat tidaknya melakukan perintah Allah bergantung pada apakah usaha kita itu "lahir dari Allah" atau tidak.

Seseorang menggendong beban begitu berat menempuh perjalanan yang sangat jauh. Di tengah jalan seorang supir bermurah hati memberinya tumpangan. Eh, dalam perjalanan, bukannya diletakkannya itu beban dan duduk menikmati perjalanan dengan nyaman, tetap dipanggulnya juga beban berat itu!

Bodoh? Memang, tapi kebodohan itu pula yang kita lakukan. Bukannya mengandalkan anugerah Tuhan dan berjalan di dalam roh, kita menuruti orang-orang yang "bersalah dengan mendewakan kekuatannya (Hab. 1:11). Pemazmur mengungkapkan, Tuhan memandang hal semacam itu sebagai kekejian.

Yesus mengalahkan pencobaan Iblis dengan mengandalkan Roh Kudus dan memakai firman. Selanjutnya, pelayanan-Nya "lahir dari Allah": Dia selalu dalam persekutuan yang sempurna dengan Bapa-Nya, dan hanya mengerjakan apa yang dikerjakan Bapa.

Ketiga hal itu pula yang dapat membebaskan kita dari ikatan ilah kekuatan jiwa. Jiwa kita harus dibasuh oleh air dan firman, ditundukkan ke dalam ketaatan kepada Kristus, menerima pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Ini yang harus terjadi setiap hari dengan kita. "Sebab itu kami tidak tawar hati," kata Paulus, "tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari" (2 Kor. 4:16). Jiwa kita harus terus-menerus dibaharui sampai kita memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat juga di dalam kristus Yesus. Di dalam Dialah, yang memberikan kekuatan kepada kita, kita dapat menanggung segala perkara. Dan di dalam dia juga kita rest, mendapatkan damai sejahtera dan kelegaan jiwa. *** (27/07/1997)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1