Home | Renungan

Semuanya Menjadi Hidup

Tahu kisah Raja Midas? Ini kisah seorang raja yang serakah. Suatu hari, keinginannya yang ganjil terkabul. Ia mendapatkan kekuatan gaib, sehingga segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas. Maka, tahta pun disentuhnya, ting, jadi emas; tiang-tiang istana, ting, jadi emas; pot-pot bunga di taman, ting, jadi emas.... Menakjubkan! Segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas! Tak alang kepalang gembiranya di raja serakah ini.

Sampai akhirnya, setelah capek tang-ting mengubah benda-benda menjadi emas, ia pun kelaparan. Nah, tahu apa yang terjadi? Bukan hanya sendok-garpu dan peralatan makannya yang berubah jadi emas, daging yang hendak disantapnya pun jadi emas! Alhasil, dia diperhadapkan pada pilihan menyedihkan: kehilangan kemampuan gaibnya, dengan akibat seluruh istananya kembali seperti semula, atau kelaparan selama-lamanya. Anda pasti sudah tahu apa yang dipilihnya.

Nah, catatan minggu ini bukan mau berbicara tentang keserakahan. Namun, sehubungan dengan topik kemuliaan Allah, ada sesuatu yang paralel dengan kisah Raja Midas tadi. Bayangkan ini: Segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas! Sadarkah Anda, kalau Allah menempatkan suatu tenaga dan kuasa (power and authority) yang serupa itu -- bahkan lebih dari itu -- di dalam diri kita? Bukan untuk keserakahan dan bukan untuk mendatangkan emas, melainkan untuk mendatangkan kehidupan!

Dalam penglihatan Yehezkiel mengenai sungai yang keluar dari Bait Suci, antara lain dinyatakan, “Sungai itu mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam, dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di sekitar situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup” (Yehezkiel 47:8-9).

Ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup! Itu yang dibutuhkan oleh dunia saat ini, oleh bangsa kita: Kesembuhan dan kehidupan!

Sungai itu adalah Roh Allah yang diberikan-Nya di dalam diri kita, Bait-Nya. Dalam Yohanes 7:37-39 dicatat, “Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: ‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”

Sungai Roh Allah, di dalam dan melalui diri kita, akan mendatangkan kesembuhan dan kehidupan. Ke mana saja kita mengalir, kita akan mendatangkan perubahan. Itulah sebabnya kita melayani dan memberitakan Injil dalam setiap kesempatan. Itulah sebabnya kita merintis jemaat dan mengadakan mission trips. Itulah sebabnya kita ingin melihat bangkitnya orang-orang yang mau menegakkan standar Allah dalam berbagai aspek kehidupan: pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kesenian, ilmu pengetahuan, olah raga dan sebagainya. Bukankah Firman tadi mengatakan, SEMUANYA akan hidup? *** (05/07/1998)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1