Home | Renungan

Kebersamaan Itu

Persekutuan yang terjalin di antara ketiga pribadi Tritunggal oleh C.S. Lewis diandaikan sebagai a divine dance. Sebuah tarian ilahi! Daud, melihat pemandangan elok rombongan orang Israel yang berdatangan dari segala penjuru negeri untuk berziarah ke Yerusalem, berseru takjub, "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya bila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!" Tuhan sendiri, ketika menatap harmoni seluruh ciptaan-Nya, menegaskan bahwa semuanya itu "sungguh amat baik."

Kebersamaan, kesatuan, atau dengan kata lain komunitas, tentunya bukan sekadar suatu komoditas yang baik dan indah. Ia vital. Tuhan kita, sebagai Tritunggal, sejak mulanya memilih hidup dalam sebuah komunitas. Itulah sebabnya, Ia melihat, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja," dan kemudian menempatkan manusia itu dalam sebuah komunitas: keluarga. Namun, keluarga pertama ini gagal, ditandai dengan pertanyaan getir Kain, "Apakah aku penjaga saudaraku?" Dan dosa yang paling mengerikan ini pun terus menghantui hubungan antarmanusia: Kecenderungan untuk merobek kehangatan komunitas dan memilih berjalan seorang diri sebagai pengembara.

Acara-acara semacam Youth Camp '96 kemarin antara lain dimaksudkan untuk menggugah kesadaran kita akan pentingnya sebuah komunitas. Bahwa kita tidak bisa hidup seorang diri. Bahwa kita membutuhkan satu sama lain. Dan sekaligus, bahwa menjadi komunitas itu bukan sesuatu yang gampang tercapai begitu saja. Kita mesti melepaskan topeng kesendirian, menjadi terbuka, sekaligus siap menyelesaikan pergesekan-pergesekan yang tak ayal menyertainya. Berani menerima tantangan? *** (25/02/1996)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1