Home | Renungan

Antara Tidur dan Bekerja

Membaca Mazmur 127, semula ada yang terasa kontradiktif di antara kedua baitnya.

Mazmur ini dimulai dengan Tuhan. Pemazmur menegaskan kesia-siaan usaha manusia tanpa Dia. "Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga." Kemudian ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di balik kesia-siaan itu. Dikatakan, "Ia memberikannya…." - ada pemberian, ada anugerah, bagi orang-orang yang dicintai-Nya. Bukan ketika orang itu sedang bersusah payah; Tuhan memberikannya kepada mereka ketika mereka sedang tidur!

Namun, bait kedua dibuka dengan , "… buah kandungan adalah suatu upah." Roma 4:4 menegaskan, pah adalah hak bagi mereka yang bekerja. Nah, apa kaitan antara pemberian dan upah? Antara tidur dan bekerja?

Tidur, antara lain, menggambarkan jiwa yang beristirahat sepenuhnya di dalam hadirat-Nya. Salah satu gambaran terindah dalam Alkitab tentang tidur ini adalah ketika Adam tidur dan Tuhan mengambil sala satu rusuknya dan kemudian membangunnya menjadi seorang perempuan. Tampak ganjil memang; ketika beristirahat, berkat dan buah justru mengalir dalam kehidupan kita.

Nah, istirahat (dalam Mazmur ini "tidur") sebenarnya tidak identik dengan berhenti bekerja. Kita tidur, beristirahat, ketika kita mencapai taraf dapat "mengimbangi langkah" Tuhan. Di sini, kita justru giat bekerja, mengenakan kuk dan memikul beban-Nya, dengan enak dan ringan. Kenapa? Karena sesungguhnya bukan lagi kita yang bekerja, melainkan Tuhan yang bekerja di dalam dan melalui kita.

Nah, dalam tidur inilah ita akan mendapatkan upah kita, warisan dan janji-Nya! *** (18/02/1996)

© 2004 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1