Home | Puisi

Biarlah Angin Menerpa Kita *)

perjalanan cemas. tak ada burung tebarkan peta,
kepak pun tidak. horison merah. ladang gandum merah.
"belulang ini, jangan kaukerkah." kita sudah janji
pada kematian: ia akan mencakar wajah
dan ucapkan selamat tinggal
bumi tempat berpijak
jejakkan langkah ke langit tanpa watas.

apa kematian mesti dikekalkan? jangan lalai
mencumbu hidup: susu segar, puisi lindap, wajah bocah
tak mau dusta. dan angin tak mesti ditafsirkan. tunggu.
di kelok sungai

wajahmu hanyut oleh usia. roti pagi belum dihabiskan.
toh kita perlu mengembara: membacai air teh, liang runtuh,
guru pincang, dan pertanyaan tentang surga atau neraka

di desa terpencil ini?!

labirin jalan kampung menuju kita: kalau mau mengulurkan
tangan pada desah napas tetangga, kematian adalah perpisahan
dengan hidup yang cemas. dengan debu yang bergegas.

Yogya, 2003-2006

*) Terilhami film Abbas Kiarostami, The Wind Will Carry Us.

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1