Home | Renungan

Karena Aku Mencintainya

Beauty and the BeastBagian paling menyentuh dalam Beauty and the Beast, menurut saya, adalah adegan Pangeran Buruk Rupa membebaskan Belle untuk pergi menemui ayahnya yang sedang sakit-sakitan. Ketika Cogsworth bertanya mengapa ia melakukannya, sang Pangeran memberikan jawaban yang tak terduga.

"Karena aku mencintainya," katanya.

Kasih tidak jarang justru berarti melepaskan. Melepaskan sesuatu yang paling kita dambakan, yang paling kita ingini. Pangeran bisa saja bersikap posesif karena Belle adalah satu-satunya harapan bagi dia dan seisi istananya untuk terlepas dari kutuk. Akan tetapi, ia menganggap keperluan gadis itu untuk menjumpai ayahnya lebih penting daripada ambisi dan keperluan pribadinya.

Yesus sendiri telah memberikan contoh yang luar biasa. Ia bukan hanya menanggalkan kesetaraan-Nya dengan Allah dan menjadi manusia, namun juga merendahkan diri dan membasuh kaki murid-murid-Nya, supaya mereka "mendapat bagian dalam Aku" (Yoh. 13:8).

Bagi kita, tampaknya tidak ada pilihan lain. Kita juga harus menanggalkan jubah dan "dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri" (Fil. 2:3). Rasanya itu yang ada dalam benak Yesus sewaktu berbicara tentang "memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh. 15:13).

Ketika melepaskan Belle, sang Pangeran menaburkan benih kasih yang sejati. Ia melepaskan gadis yang bagaimanapun juga stres dalam kurungan Pangeran Buruk Rupa, dan akhirnya ia mendapatkan Belle yang dengan setulus hati mencintainya. Ya, mereka kembali dipersatukan, dan kerajaan itu pun terbebas dari kutukan. ***

© 2003 Denmas Marto

Hosted by www.Geocities.ws

1