cbox



My.Facebook \

SMAN Sumatera Selatan(Sampoerna Academy)

disini semua tentang saya !

BAGAIMANA KEADAAN KELUARGA KU ?

hello guys,, saya akan berbagi cerpen tentang keluarga ku dan disini saya akan menceritankan kisa nyata saya.. cerpen ini saya buat berjudul"

Panutanku�

                Pagi yang indah itu terasa begitu menyejukkan, angin sepoi-sepoi menggoyangkan nyiur-nyiur hijau di depan rumah, burung bernyanyi riang terbang kesana kemari. Seperti biasa suara dentuman lesung terdengar disepanjang jalan didekat rumahku. Ayah telah bersiap untuk pergi ke sekolah dengan tujuan menyalurkan ilmu yang dimiliknya kepada siswa-siswi  tercintanya di SMPN Wukirsari, Tugumulyo. Sedangkan aku sudah bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Seperti biasa, ayah mengantarku sampai kedepan gerbang sekolah. Aku bersekolah di SMPN B Srikatan.

                Ketika sampai didepan gerbang sekolah, ayahku selalu berkata untuk tetap semangat belajar dalam menimba ilmu yang diberikan oleh guru-guru disekolah. Oleh karena itu, aku selalu ingat dengan pesan itu. Dan itulah yang menjadi motivasiku untuk tetap berusaha dalam mengejar targetku disekolah, menjadi pemegang peringkat pertama umum disekolah.  Ayah sangat berharap agar aku bisa menjadi seorang dokter yang hebat, bukan seperti dia yang hanya bekerja sebagai seorang guru.

                Ayahku termasuk orang yang aktif dalam semua kegiatan yang ada diisekitar rumahku, mulai dari mengikuti kegiatan SISKAMLING di daerah sekitar rumah dan ikut bergotong royong setiap hari minggu.Ayahku pernah berkkata, �Janganlah kamu pernah vacuum dari kegiatan sehari-hari di lingkungan sekitarmu� .  Bagaikan karang yang diterpa ombak, berkali-kali diterjang tak kan pernah hancur kalau tidak terkikis oleh lamanya tahun berlalu. Mungkin itulah kata-kata yang dapat aku berikan kepada ayahku yang tak pernah kenal lelah dalam menjalani kehidupan didunia ini.

                Hari minggu itu terasa asing bagiku, karena tak biasanya aku melihat raut wajah ayah yang sesedih itu. Matanya merah bagaikan tak tidur semalaman memikirkan masalah keluarga yang tak kunjung selesai. Mulai dari kedua adikku yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Aku yang akan segera masuk SMA. Dan lilitan hutang  yang selalu menghantui keluarga kami. Tapi ia tetap tegar menghadapinya. Dengan rengekan kedua adik ku yang memintak baju barunya untuk bersekolah.

                Saya sangat sedih melihat ayah ku yang selalu berdiam diri dibawah pohon rindang didepan rumahku, sambil meminum secangkir kopi. Dengan raut wajahnya yang bingung aku pun menghampirinya sambil membawakan  sebungkus roti untuknya.detik demi detik aku duduk disampingnya sambil melontarkan sebuah pertanyaan

�Sedang apa ayah disini.�

 Ayah selalu menutupi permasalahan yang melimpah di keluaraga saya.

�Ayah tidak papa cuma ingin melihat suasana yang segar ini.� Ia selalu mengelak.

 Entah apa yang dipikirkkannya saat ini sehingga tak sepatah kata pun disampaikannya kepadaku tentang apa yang dirasakannya saat itu.

                Teriknya matahari sudah mulai merekah ke kulit. Jam menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul 12:00 siang. Tak ada lagi suara burung berkicauan, mungkin mereka semua terhening mendengar lantunan adzan dzuhur yang menyelimuti suasana siang itu.

�Sudah dzuhur, ayo kita pulang.� Seru ayahku

�Iya.� Jawabku sambil berlalu pulang.

Sesampainya dirumah, tak ada angin atauppun badai tiba-tiba tubuh ayah tersungkur ke lantai teras rumah ketika hendak membuka pintu. Aku bingung. LLangsung saja aku masuk dan memanggil iibuku yang sedang memasak di dapur.

�Ibu, Ayah jatuh di teras depan rumah kita.� Dengan tergopoh-gopoh aku mencoba tenang.

Tanpa banyak bertanya ibuku langsung lari ke depan teras rumah. Diisana terlihat ayah sedang tterkulai lemas menahan sakit yang mungkin dideritanya. Meronta-ronta, teriak kesakitan dan ibu menangis. Suasana itulah yang aku lihat saat aku lari menyusul ibuku ke depan teras.

�Cepat panggil pamanmu, kita bawa ayahmu kerumah sakit.� Seru iibu.

Aku langsung pergi kerumah paman yang kebetulan jaraknya hanya 100 m dari rumahku. 15 menit kemudian aku datang bersama pamanku dan tak lupa mobil pick up kesayanganya.

                Setelah sampai dirumah sakit, kami bergegas masuk untuk langsung menanyakan keadaan ayahku. 30 menit menunggu, dokter pun keluar dan memberikan kabar baik bahwa ayahku hanya mengalami kelelahan. Dia hanya butuh waktu untuk istirahat. Keluargaku pun bergegas masuk ke dalam ruangan ayahku ,dengan wajah yang pucat terlihat jelas bahwa ia sedang kelelahan tingkat tinggi. Aku mencoba menghibur ayahku dengan beberapa lelucon yang sering ia berikan kepadaku.

                Akhirnya ia tersenyum melihat kami sekeluarga berkumpul di depannya. Airmatanya pun tak dapat terbendung lagi, menetes titik demi titik menandakan betapa sayangnya ia kepada kami. Ayahku pun berpikir jika dia lama-lama berbaring di rumah sakit dengan uang seberapa dia akan melunasinya.

Ayah ku pun berkata kepada paman ku..

�Saya ingin pulang saja, keadaan ku sudah cukup membaik.� Paksa Ayah.

Paman ku berkata,�Tunggu dulu, bagaimana dengan biaya ini.�

�Biarkan aku saja yang melunasinya karena masi ada sedkit uang di kantongku .�

                Dengan badan yang lemas ayahku pun berjalan menuju ke kasir pembayaran. Dia pun melunasi nya dengan uang terakhir  yang ada di dalam kantongnya. Setelah itu aku dan paman ku sudah siap menunggu  dia didalam mobil. Setelah itu ayah berjalan menuju mobil paman. Kami pun pulang dengan muka yang ceria. Canda riang kami didalam mobil menghilangkan beban penyakit dan beban-beban kehidupan yang selama ini selalu dipikirkannya. Kami pulang dengan tawa yang menyertai kami.

                Sesampai di rumah pada pukul 12.00 siang, ayah ku langsung beristirahat dikamarnya bersama aku dan adik-adik ku, dan ayahku memeluk adik ku yang paling kecil yang bernama dhea nadifa salsabilla yang sedang menduduki bangku TK saat ini.ayah ku berkata.� ini anak perempuan satu-satunya aku akan membuat kamu dan adik mu bahagia, jangan sampai seperti ayah sewaktu kecil yang hanya mencari kangkung untuk makan sehari-hari�.

                Adzan dzuhur pun berkumandan waktunya semua umat muslim melaksanakan shalat nya, ayah ku bergegas bangun untuk mengambil air wuduh dan tak lupa pula mengajak aku dan adik ku shalat berjamaah.setalah shalat ayah ku  mengajak aku dan adik-adik ku untuk makan siang bersama.      

                Tak terasa sudah banyak aktifitas yang ayah ku lakukan di  siang hari. Dan sudah waktu nya untuk mandi dan menjalani shalat magrib berjamaah, sungguh senang melihat ayah ku yang sudah sembuh dari saikit nya. Sesudah kami menjalani shalat magrib ,kami pun seperti biasa menontong acara televisi yang ayah sukai seperti OVJ.disitu lah kami bercanda ria tertawa-tawa bahagia.

Inilah besarnya tanggung  jawab ayah kepada keluarganya, walau mempunyai banyak rintangan yang dia alami itu semua diterima dengan tangan terbuka dan ayahku pun selalu menutupi  permasalahan yang dia alami untuk membuat keluarga ku bahagia. Ayah selalu terlihat bahagia didepan keluarga ku walaupun itu semua sakit yang dia rasakan���

�TERIMA KASIH AYAH ATAS APA YANG TELAH KAU BERIKAN KEPADAKU���