Kenapa Alergi dengan Salafi ?!
(Bantahan terhadap Majalah “Mabadi’” PP Al-Irsyad-Baru)
Oleh : Al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdurrahman bin Thayyib, Lc.
(Alumnus Universitas Islam Madinah)
Sesungguhnya diantara metode salaf adalah membantah orang-orang yang menyimpang
dari Al-Qur'an dan sunnah serta dari pemahaman salafush sholeh (sahabat,
tabi'in dan tabi'ut tabi'in). Bahkan ini merupakan tugas para ulama dan para
pembawa ilmu agama ini, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam:
يَحمِلُ
هَذَا العِلمَ
مِن كُلِّ خَلَفٍ
عُدُولُه يَنفُونَ
عَنهُ تَحريفَ
الغَالين وَانتِحالَ
المُبطِلِينَ
وَتَأوِيلَ الجَاهِلِين
Artinya :
"Ilmu (agama) ini dibawa oleh orang-orang yang adil (para ulama)
disetiap generasi, mereka meniadakan dari (agama) ini penyimpangan orang yang
ekstrim dan jalannya orang yang batil serta takwilnya orang yang
jahil/bodoh" (HR.Ibnu Adi dan selainnya ).[1]
Imam
Ahmad bin Hambal rahimahulahu salah seorang ulama salaf ahli sunnah wal
jama'ah menukil hadits diatas dan menjadikannya sebagai bagian dari muqoddimah
kitab beliau "Ar-Rod 'alal Jahmiyah waz zanaadiqoh" (Bantahan
terhadap kelompok Jahmiyah dan orang-orang zindiq). Beliau rahimahulahu
berkata : "Segala puji bagi Allah yang memunculkan disetiap zaman
kekosongan para rasul, penerus para ulama yang menyeru orang yang tersesat
kepada petunjuk, yang bersabar atas gangguan yang menimpa mereka. Mereka
hidupkan dengan Al-Qur'an orang-orang yang mati (hatinya) dan mereka terangi
dengan cahaya Allah (ilmu agama) orang-orang yang buta (mata hatinya). Berapa
banyak para korban pembunuhan oleh Iblis yang mereka hidupkan ?! dan berapa
banyak orang yang tersesat mereka tunjukkan?! Alangkah baiknya jasa mereka
terhadap manusia ! Tapi alangkah jahatnya balasan manusia terhadap mereka ! Mereka
(para ulama) meniadakan dari Al-Qur'an penyimpangan orang yang ekstrim dan
jalannya orang yang batil serta takwilnya orang jahil yang mengibarkan bendera
bid'ah serta menyebarkan fitnah dan mereka berselisih tentang Al-Qur'an serta
menyelisihi Al-Qur'an . Mereka (orang yang ekstrim/batil/jahil) bersepakat
untuk meninggalkan Al-Qur'an, berbicara tentang agama Allah dan tentang
Al-Qur'an tanpa ilmu, mereka sering berbicara tentang hal-hal yang mutasyabih
(samar-samar) untuk menipu orang-orang bodoh/awam dengan membuat kerancuan.
Kita berlindung kepada Allah dari fitnahnya orang-orang yang sesat".
Bahkan
Rasulullah r sendirilah yang mencontohkan metode membantah para
penyesat, seperti yang pernah beliau lakukan ketika membantah nenek moyang
khowarij yaitu Dzul Khuwaishiroh At-Tamimi. Dzul Khuwaisiroh berkata kepada
Nabi r disaat beliau
sedang membagikan harta rampasan perang setelah datang dari Hunain :
"Wahai Muhammad, berbuat adillah karena engkau tidak berbuat adil !"
maka Rasulullah r bersabda : "Celaka engkau, siapa yang akan adil
jika aku tidak adil ?!" kemudian beliau bersabda : "Akan keluar
dari tulang rusuk orang ini sekelompok orang yang kalian akan meremehkan sholat
kalian jika kalian bandingkan dengan
sholat mereka. Dan kalian juga akan meremehkan puasa kalian jika kalian
bandingkan dengan puasa mereka. Mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya
anak panah dari sasarannya" (HR.Bukhori)
Dan
didalam Al-Qur'an juga banyak sekali Allah membantah orang-orang yang
menyimpang baik dari kalangan Yahudi, Nashrani maupun orang-orang musyrik dan
selain mereka, diantaranya yang disebutkan dalam firman-Nya :
وَقَالَتِ
الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
نَحْنُ أَبْنَاءُ
اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ
بِذُنُوبِكُمْ
بَلْ أَنْتُمْ
بَشَرٌ مِمَّنْ
خَلَقَ يَغْفِرُ
لِمَنْ يَشَاءُ
وَيُعَذِّبُ مَنْ
يَشَاءُ وَلِلَّهِ
مُلْكُ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا
بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ
الْمَصِيرُ
Artinya :
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah
anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa
Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah
dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara
orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya
dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan
langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah
kembali (segala sesuatu)." (QS.Al-Maidah : 18) dan firman-Nya :
أَوَلَمْ
يَرَ الْإِنْسَانُ
أَنَّا خَلَقْنَاهُ
مِنْ نُطْفَةٍ
فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ
مُبِينٌ. وَضَرَبَ
لَنَا مَثَلًا
وَنَسِيَ خَلْقَهُ
قَالَ مَنْ يُحْيِي
الْعِظَامَ وَهِيَ
رَمِيمٌ. قُلْ
يُحْيِيهَا الَّذِي
أَنْشَأَهَا أَوَّلَ
مَرَّةٍ وَهُوَ
بِكُلِّ خَلْقٍ
عَلِيمٌ. الَّذِي
جَعَلَ لَكُمْ
مِنَ الشَّجَرِ
الْأَخْضَرِ نَارًا
فَإِذَا أَنْتُمْ
مِنْهُ تُوقِدُونَ.
أَوَلَيْسَ الَّذِي
خَلَقَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ
عَلَى أَنْ يَخْلُقَ
مِثْلَهُمْ بَلَى
وَهُوَ الْخَلَّاقُ
الْعَلِيمُ. إِنَّمَا
أَمْرُهُ إِذَا
أَرَادَ شَيْئًا
أَنْ يَقُولَ لَهُ
كُنْ فَيَكُونُ.
"Dan apakah manusia tidak
memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba
ia menjadi penantang yang nyata! Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia
lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang
belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui
tentang segala makhluk," yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu
yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu." Dan
tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan
kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan
Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui." (QS.Yasin : 77-81).
Kalau
kita perhatikan sejarah, tidak ada satu generasi pun melainkan para ulama yang
hidup pada saat itu gencar melancarkan bantahan kepada para penyesat dan
perongrong agama serta menyingkap kedok para dai-dai yang menyeru ke neraka
jahannam. Tidak ada yang lebih membuktikan akan hal ini selain karya emas
mereka seperti Ar-Rod 'alal jahmiyah oleh Imam Ahmad (meninggal tahun
241 H), Ar-Rod 'alal jahmiyah dan Ar-Rod 'ala Bisyr Al-Marriisi oleh
Utsman Ad-Daarimi (meninggal tahun 280 H), Ar-Rod 'alal jahmiyah oleh Ibnu
Mandah (meninggal tahun 395 H), Dzammul kalam wa ahlihi oleh Al-Harwi
(meninggal tahun 481 H), Al-intishor fir roddi 'alal mu'tazilah al-qodariyah
Al-Asyror oleh Yahya bin Abil Khoir Al-'Imrooni (meninggal tahun 558 H), Ar-rod
'alal Akhnai, Ar-rod 'alal manthiqiyyin, Ar-Rod 'ala man qoola bifana-il jannah
wan naar, minhaajus sunnah an-nabawiyah fii naqdi kalaamisy syiah al-qodariyah
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (meninggal tahun 728 H), As-Shoorim
Al-Manki fir roddi 'alas Subki oleh Ibnu Abdil Haadi (meninggal tahun 744
H), Ijtima' juyusy Al-Islamiyah 'ala ghozwil mu'aththilah wal
jahmiyah oleh Ibnul Qoyyim (meninggal tahun 751 H), Ash-showaaiq
Al-Muhriqoh 'ala ahlil rofdhi wadh-dholaali wazzandaqoh oleh Ibnu Hajar
Al-Haitami (meninggal tahun 973 H), Ta'siisut taqdiis fii kasyfi talbiis
Dawud bin Jarjiis oleh Abdullah bin Abdurrohman Aba Baathiin (meninggal
tahun 1282 H), Al-Asilah Al-Hidaad fi roddi syubhaati Alwi Haddaad oleh
Sulaiman bin Sulaiman An-Najdi (meninggal tahun 1349H), dan masih banyak lagi.
Semua
ini mereka lakukan dalam rangka "الدِينُ
النَصِيحَةُ" Agama
adalah nasehat, dan dalam rangka amar ma'ruf nahi mungkar seperti yang
dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v dalam ucapan beliau :
"Seorang dai yang menyeru kepada bid'ah berhak mendapatkan sangsi menurut
kesepakatan kaum muslimin. Sangsinya terkadang bisa dengan membunuhnya dan
terkadang dengan selain itu. Seandainya orang tersebut tidak layak diberi
sangsi ataupun tidak mungkin memberinya sangsi maka yang wajib adalah memperingatkan
umat dari bid'ahnya, karena ini termasuk amar ma'ruf dan nahi mungkar yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya".[2]
Begitu
jelasnya metode salaf ini, namun sayang masih banyak orang yang alergi dengan
kata "bantahan" yang dilakukan oleh para ulama dan dai salafi
terhadap para penyesat umat, meskipun hal tersebut didasari oleh dalil-dalil
syar'i dan bukti-bukti yang otentik, sebagaimana sebagian mereka juga alergi
dengan istilah "Salafi".
Diantara
yang alergi dan phobi dengan salafi adalah majalah Mabadi' edisi 4 tahun
2/2006 yang dikeluarkan oleh PP.Al-Irsyad Al-Islamiyah (terbaru). Mabadi' dalam
hal.2 mengatakan : "Kami khawatir lembaga Al-Irsyad telah digadaikan pada
kelompok tertentu yang berkedok salafi. Al-Irsyad akan dijadikan kereta barang
untuk memuat aqidah lain yang ongkos angkutnya telah diterima oleh mereka.
Gerakan yang membahayakan Al-Irsyad secara keseluruhan.
Gerakan
yang bekerja ala mafia dengan para sindikatnya yang menjual aqidah Al-Irsyad
untuk memperkaya diri sendiri. Mereka tampil bagaikan Boss-Boss Besar
berkeliling keseluruh cabang
membagi-bagi hadiah dan memberi pekerjaan, seakan-akan uang dari kantong
pribadinya. Padahal uang yang dibagi-bagikan itu dari hasil menjual lembaga Al-Irsyad
untuk dijadikan kereta barang yang memuat misi dan aqidah lain yang berkedok
salafi."
Jawaban
: [كَبُرَتْ
كَلِمَةً تَخْرُجُ
مِنْ أَفْوَاهِهِمْ
إِنْ يَقُولُونَ
إِلَّا كَذِبًا] Artinya :
"Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka
tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta." (QS.Al-Kahfi : 5).
Wahai
mabadi', tidakkah engkau ingat firman Allah ta'ala :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا
مِنَ الظَّنِّ
إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ
Artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa " (QS.Al-Hujurat : 12)
dan sabda
Nabi r :
إِيَّاكَم
وَالظَنَّ فَإِنَّ
الظَنَّ أَكذَبُ
الحَديثِ
Artinya :
"Hati-hatilah kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka
tersebut adalah sedusta-dustanya ucapan" (HR.Bukhori dan Muslim).
Tahukah
engkau apa itu Salafi ?! Apa aqidah mereka ?! Apakah tuduhan ini hanya
berlandaskan hawa nafsu semata ?! Apakah ucapan kotor kalian diatas dikarenakan
pertikaian interen organisasi hingga kalian membabi buta ?! Apakah ini semua
hanya untuk mencari dukungan semata?! Engkau tidak tahu arah, tidak tahu mana
yang haq dan mana yang batil bagaikan si buta yang berjalan dihutan belantara
di malam yang gelap gulita.
Jika
engkau tidak tahu tentang apa itu Salafi, silahkan baca dan renungkan rubrik
"Mengapa harus Salafi ?" Apabila engkau belum tahu aqidah Salafi,
bacalah ushuluts tsalasah, kasyfusy syubhat dan kitabut tauhid oleh
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab v, Aqidah Wasitiyah, Tadmuriyah dan
Hamawiyah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah v, Aqidah Thohawiyah
beserta syarah Imam Ibnu Abil 'izzi Al-Hanafi v, Ushulus sunnah oleh
Imam Ahmad v, Syarhus sunnah oleh Imam Al-Barbahari v dan lain
sebagianya. Kitab-kitab tersebut diatas memenuhi kajian-kajian Salafi sejak
dulu sampai detik ini.
Jika
Mabadi' benci dan alergi dengan aqidah salafi yang termuat dalam kitab-kitab
diatas, maka apa aqidah kalian ? Dakwah Salafi diantara cirinya sebagaimana
yang telah disebutkan dalam rubrik "Mengapa harus Salafi ?" adalah
Senantiasa mengutamakan dakwah kepada tauhid ibadah (Seruan hanya Allah
satu-satunya Dzat yang berhak disembah), disamping juga menjelaskan kepada umat
tentang tauhid rububiyah dan asma' wa sifat serta memerangi syirik dan bid'ah.
Dan bukankah hal ini juga didakwahkan oleh Syaikh Ahmad Surkati seperti yang
kalian cantumkan pada hal.19 ?! Mengapa kalian tidak alergi dengan Syaikh Ahmad
Surkati seperti kalian alergi dengan Salafi ?! Apakah karena beliau adalah
pencetus organisasi dan pembesar kalian ?! Berpikirlah dahulu sebelum kalian
berbicara dan menuduh !!!
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا
لَا تَقْرَبُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ
سُكَارَى حَتَّى
تَعْلَمُوا مَا
تَقُولُونَ
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan." (QS.An-Nisa'
: 43).
Masuknya
dakwah Salafiyah kedalam sebuah organisasi seperti Al-Irsyad, sebenarnya adalah
anugrah yang selayaknya disyukuri bukan malah dimusuhi dan dibenci. Dakwah
Salafiyah mengingatkan kalian (Irsyadiyin) kepada ajaran Islam yang murni,
ajaran salafush sholeh yang juga diserukan oleh pendiri kalian. Dakwah
Salafiyah ingin memperbaiki aqidah, ibadah serta metode anak cabang kalian yang
sudah rapuh dan menyimpang. Janganlah kalian korbankan kebenaran hanya karena
memperebutkan kekuasaan serta bisikan setan !!!
Tidak
cukup sampai disini saja celaan-celaan serta tuduhan batil kepada dakwah
salafiyah yang dilakukan oleh Mabadi'. Seorang kyai yang bernama KH.Abdullah
Al-Jaidi (ketua majelis dakwah PP.Al-Irsyad Al-Islamiyah) ikut andil pula dalam
menabuh genderang perang dengan dakwah salafiyah lewat hujatan, tuduhan yang
membabi buta serta mencampur-adukkan antara yang haq dengan yang batil di
hal.31-33.
Oleh
karena itulah dengan meminta pertolongan dan taufiq-Nya kita bersama-sama akan
menyingkap sebagian kerancuan, kebatilan serta kejahilan sang Kyai Al-Jaidi.
Tapi sebelumnya mohon ma'af kepada para pembaca kalau dalam bantahan ini
terdapat kata-kata pahit dan pedas, tapi insya Allah mengandung obat dan
penawar bagi racun syubhat. [وَجَزَاءُ
سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ
مِثْلُهَا] Artinya : "Dan
balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa." (QS.Asy-Syuro :
40)
Pak
Kyai berkata :
"Namun yang menarik perhatian kini, adanya kecenderungan bahwa
pengertian salaf dibatasi pada faham keislaman yang hanya dititik beratkan pada
pembahasan tauhid asma dan sifat, menolak bid'ah, khurafat dan khilafiah saja.
Seakan-akan umat Islam tak punya masalah lain kecuali permasalahan itu.
Sepertinya belum sah kesalafan seseorang kalau belum berkutat pada isu
tersebut. Sekarang yang banyak terjadi didalam perhatian mereka pada masalah
khilafiah, kurang bertimbang pada dampak negative yang lebih besar, yaitu
dikaburkannya sumuliyatul (keutuhan) Islam sebagai hakekat manhaj (metode
salaf)".
Salafi
menjawab : Dakwah salafiyah adalah seruan
kepada ajaran Islam secara keseluruhan baik aqidah, ibadah, akhlak, muamalah,
dakwah, jihad, politik dan lain sebagainya dengan berlandaskan kepada Al-Qur'an
dan sunnah serta pemahaman salafush sholeh. Hal ini merupakan perwujudan firman
Allah I :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا
ادْخُلُوا فِي
السِّلْمِ كَافَّةً
وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS.Al-Baqarah : 208).
Namun
perlu diketahui bahwa Islam memiliki prioritas dalam berdakwah seperti yang
dicontohkan oleh Nabi r.
Tiga belas tahun lamanya beliau di Mekah hanya berdakwah kepada tauhid hingga
sebelum beliau meninggal dunia beliau tetap memprioritaskan dakwah kepada
tauhid dan melarang dari kesyirikan, bid'ah dan khurofat. Dari Aisyah
–rodhiyallahu 'anha- dan Ibnu Abbas t bahwasannya Rasulullah r ketika akan meninggal dunia menutupkan kain pakaian ke wajah
beliau dan jika merasa sesak beliau membukanya seraya bersabda : "Laknat
Allah bagi orang-orang Yahudi dan Nashara yang menjadikan kuburan Nabi-Nabi
mereka sebagai masjid". (HR.Bukhori dan Muslim). Bahkan Ibnul Qoyyim v
mengatakan bahwa Al-Qur'an semuanya tauhid.[3]
Tapi hal ini bukan berarti meniadakan yang lainnya dari permasalahan agama dan
umat ini. Dan kalau pak Kyai mau membuka mata dan membaca kitab-kitab para
salaf seperti yang disebutkan sebagiannya diatas maka anda akan mengetahui
bahwa apa yang didakwahkan oleh salafi sekarang ini tidak lain hanyalah
meneruskan tongkat estafet para ulama salaf dalam berdakwah. Jika pak Kyai
membenci dakwah salafiyah/salafi berarti pak Kyai secara sadar atau tidak telah
membenci pula dakwah ulama salaf bahkan dakwah Syaikh Surkati (pendirimu) yang
tercantum dalam karya-karya beliau seperti Al-Masaailuts tsalaats dan
yang lainnya. Padahal engkau telah mengatakan : "Generasi salaf ini bukan
sekedar pengakuan para ulama, melainkan telah diisyaratkan oleh hadits Rasulullah
saw[4]
: "Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian orang-orang sesudahnya
dan orang-orang sesudahnya lagi" (HR.Bukhory).
Demikianlah
kebatilan yang saling bertolak belakang/bertentangan yang terdapat pada ucapan
pak Kyai.
وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِنْدِ
غَيْرِ اللَّهِ
لَوَجَدُوا فِيهِ
اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Artinya :
" Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS.An-Nisa' : 82).
Kemudian
apa yang engkau maksud dengan khilafiah diatas ? Apakah membicarakan bid'ah dan
syirik itu dianggap khilafiah dan dilarang ? Coba jelaskan kepada kami secara
detail apa yang pak Kyai maksud dengan khilafiah dan jangan hanya disebutkan
secara global ! Imam Ibnul Qoyyim v berkata dalam qosidah nuniyahnya :
فَعَلَيكَ
بِالتَفصِيلِ
وَالتَبيِينِ
فَال إِطلاَقُ
وَالإِجمَالُ
دُونَ بَيَانِ
قَد
أَفسَدَ هَذَا
الوُجُودَ وَخَبَّطا
ال أَذهَانَ
وَالآراءَ كُلَّ
زَمَانِ
Haruslah
engkau memperinci dan menjelaskan
Penjelasan global tanpa perincian
Telah
merusak alam ini dan membingungkan
Akal pikiran setiap
zaman
Diantara
hal yang membuat kita prihatin kepada pak Kyai adalah penamaan beliau terhadap
pembahasan tauhid asma' dan sifat, bid'ah dan khurafat dengan kata
"Isu". Saya tidak tahu apakah ini salah cetak atau memang inikah
figure sang Kyai ?!
Pak
Kyai berkata : "Mengapa mereka yang mengaku sebagai salafi yang mengikuti
manhaj dan fikroh Abdul Wahab, namun anti terhadap organisasi (tanzim), juga
dalam pemahaman aqidah secara partial (yaitu sebatas Tauhid Asma, sifat serta
pemberantasan bid'ah dan khurafat saja) sekalipun tidak dinafikan bahwa hal ini
juga sangat penting. Sesungguhnya mereka telah mengambil jarak dari pemahaman
salafi yang sebenarnya."
Salafi
menjawab : Sebagaimana yang telah dijelaskan
bahwa salafi adalah pengikut manhaj salafush sholeh dan bukan pengikut
perorangan atau individu yang bisa salah dan bisa benar serta tidak pernah
salafi fanatik kepada seorangpun selain Rasul r yang maksum. Salafi mengikuti Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab v karena beliau sesuai dengan manhaj salafuh sholeh y terutama dalam masalah aqidah. Maka siapakah yang telah mengambil
jarak dari pemahaman salafi yang sebenarnya ? Apakah pak Kyai pernah
mempelajari, mengerti dan mengajarkan kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab seperti Ushuluts tsalatsah, kasyfusy syubhat, kitabut tauhid dan
yang lainnya ?
Pak
Kyai telah mengakui sendiri disini bahwa pembahasan tauhid asma, sifat,
pemberantasan bid'ah dan khurofat adalah hal yang juga sangat penting, tapi
kenapa pak Kyai menyudutkan salafi dalam hal ini ? Mengapa pak Kyai plan-plin ?
Sadarkah pak Kyai akan apa yang bapak bicarakan ini ? Bukankah pak Kyai tahu
bahwa salafi mengajarkan kepada umat semua masalah agama ini ? coba pak Kyai
baca majalah-majalah salafi seperti majalah Al-Furqon (Gresik), majalah
As-Sunnah (Solo), Adz-Dzakhiroh dan lain-lain atau bisa hadir juga dipengajian
salafi agar pak Kyai tidak menuduh seenaknya tanpa bukti !!!
إِن
كُنتَ لاَ تَدرِي
فَتِلكَ مُصِيبَةٌ وَإِن كُنتَ
تَدرِي فَالمُصِيبَةُ
أَعظَمُ
Jika engkau tidak tahu maka ini
musibah
Dan apabila engkau sudah tahu maka musibahnya
lebih parah
Adapun masalah organisasi, salafi
tidak pernah anti selama organisasi tersebut dibangun diatas at-ta'awun 'alal
birri wat taqwa (tolong-menolong diatas kebaikan dan ketakwaan) bukan diatas
hizbiyah (fanatic golongan) yang mengukur kebenaran dengan organisasi. Salafi
tidak menjadikan organisasi sebagai tolak ukur kebenaran. Salafi hanya
menjadikan organisasi sebagai wadah untuk berdakwah kepada Al-Qur'an dan sunnah
serta metode salafush sholeh. Oleh karenanya, jika organisasi tersebut tidak
menginginkan dakwah salafi lagi maka salafi akan dengan lapang dada
meninggalkan organisasi tersebut dan akan tetap berdakwah seperti semula.
Dakwah salafiyah tidak disempitkan oleh ruang dan waktu maupun organisasi.
Pak Kyai berkata : "Pemahaman keislaman yang dianut Muhammad bin Abdul
Wahhab tersebut, sama dengan yang dipahami oleh Ibnu Taimiyah dan Hasan
Albanna".
Salafi menjawab : Apakah pak
Kyai berbicara seperti ini dalam keadaan sadar atau bermimpi ? Apakah pak Kyai sedang mengingau ? Pernahkah pak Kyai
membaca buku-buku mereka dan mengerti apa isinya ? Tahukah pak Kyai siapa Hasan
Albanna sebenarnya ? Bukankah Hasan Albanna sendiri mengaku bahwa dirinya
adalah seorang sufi hasofi ?[5]
Bukankah Said Hawa murid Hasan Albanna sendiri yang lebih
tahu tentang gurunya mengakui Hasan Albanna sebagai seorang sufi ?[6]
Bukankah telah tersohor ucapan Hasan Albanna bahwa Ikhwanul Muslimin adalah
dakwah salafiyah, tarekat sunniyah dan hakikat sufiyah ? [7]
Bagaimana mungkin bisa bersatu antara haq dan batil, antara tauhid dan syirik,
antara sunnah dan bid'ah, antara salafi sunni dengan sufi ?
وَلَا
تَلْبِسُوا الْحَقَّ
بِالْبَاطِلِ
وَتَكْتُمُوا
الْحَقَّ وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ
" Dan
janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. " (QS.Al-Baqarah : 42)
رَاحَت
مُشَرِّقَة وَرُحتُ
مُغَرِّبًا فَمَتَى
لِقَاءُ مُشَرِّقٍ
وَمُغَرِّبِ
Dia berjalan ke arah timur dan aku
berjalan ke arah barat
Kapankah akan bertemu yang ke
timur dengan yang ke barat ?!
Syaikh Sholeh bin Fauzan bin Abdillah
Al-Fauzan (seorang anggota kibarul ulama Saudi Arabiah) –hafidzahullahu- pernah
ditanya : Apakah dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab merupakan dakwah
Islamiyah Hizbiyah seperti Jama'ah Ikhwanul Muslimin dan Tabligh ? Apa nasehat
anda bagi orang yang mengatakan seperti ini dan menyebarluaskannya dalam
buku-buku ? Beliau menjawab : "Sesungguhnya dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahab v diatas manhaj salafush sholeh baik dalam bidang ushul/pokok
(agama) maupun cabangnya. Dakwah beliau tidak lain hanyalah menelusuri metode
ahlu sunnah baik yang terdahulu maupun yang terakhir dan bukan sebuah
hizbiyah/kelompok. Adapun Jama'ah Ikhwanul Muslimin dan Tabligh dan yang
lainnya maka kita seru mereka semua untuk mengembalikan metode mereka kepada
Al-Qur'an dan Sunnah serta petunjuk dan pemahaman salafush sholeh serta
menimbangnya dengan hal tersebut. Jika sesuai maka –alhamdulillah- dan jika
menyelisihi maka harus diluruskan.[8]
Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan
Al-Haritsi –hafidzahullahu- menambahkan atas ucapan Syaikh Sholeh diatas dengan
ucapan beliau : "Kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab v masih ada
dihadapan kita dan isinya penuh dengan pembahasan aqidah shohihah (tauhid) yang
merupakan hak Allah atas hamba-Nya dan sekaligus penuh dengan bantahan terhadap
yang menyelisihi tauhid. Sejarah emas beliau dalam menyeru manusia kepada
ibadah hanya kepada Allah saja serta memerangi kesyirikan (sudah diketahui oleh
semua orang-pent) dan itulah dakwah para Rasul. Inilah dakwah Imam
Al-Mujaddid/pembaharu yang Allah hidupkan dengannya negri ini dan kita
–alhamdulillah- masih merasakan manisnya dakwah beliau yang mubarokah.
Adapun dakwah Ikhwanul muslimin, maka
kita perlu bertanya, apakah pendirinya (Hasan Albanna) menulis suatu kitab
tentang tauhid yang menjelaskan aqidah shohihah ataupun muridnya sampai hari
ini ? Apakah Hasan Albanna menyeru manusia untuk beribdah hanya kepada Allah
saja dan memerangi kesyirikan dengan segala macam bentuknya ? Apakah dia pernah
menghilangkan kubah-kubah (yang dibangun diatas kuburan-pent) ? Ataukah pernah
dia menghancurkan pesarean-pesarean (makam-makam yang dikeramatkan) serta
melarang dari tawassul kepada kuburan-kuburan para wali dan orang-orang sholeh
? Dan apakah dia telah menghidupkan sunnah Nabi r ?
Semua pertanyaan ini tidak akan ada
jawabannya, bahkan jawaban orang yang tahu aqidah salafiyah lalu
membandingkannya dengan dakwah Ikhwanul muslimin yang dipelopori oleh
pendirinya Hasan Albanna serta membaca bukunya (dia akan tahu) bahwa Ikhwanul
muslimin tidak berada diatas dakwah kepada pemberantasan syirik dan bid'ah.
Hasan Albanna berkata : " Aku mengambil tarekat Hasofiyah Syadziliyah
darinya (Sayyid Abdul Wahab seorang pemberi rekomendasi dalam tarekat
Hasofiyah) ".[9] Dia juga
berkata : "Aku masih teringat bahwa kebiasaan kami dulu adalah pergi
berombongan ke acara peringatan maulid Nabi r setelah hadroh setiap malam, mulai tanggal 1-12 rabiul
awal. Kami secara bersama-sama menyenandungkan qosidah dengan penuh keceriaan
dan kebahagiaan.[10] Diantara
bunyi qosidah tersebut adalah
هَدَا
الحَبيبُ مَعَ
الأَحبَاب قَد
حَضَرَ
وَسَامَحَ الكُل
فيما قد مضى وجرى
Inilah
Al-Habib (Rasul r) telah hadir bersama orang-orang yang dicintainya
Beliau mengampuni
semuanya dari dosa yang telah lalu dan lampau
Dan
didalam kitab "Majmu' rosail Hasan Albanna" hal. 392 dia
berkata : "Doa kepada Allah apabila diselingi tawassul dengan salah satu
makhluk-Nya merupakan masalah khilafiyah[11]
yang berkaitan dengan cara berdoa dan bukan termasuk masalah aqidah".
Syaikh Jamal berkata : Semua ini tidak
perlu banyak dikomentari. Kesimpulannya bahwa Hasan Albanna adalah seorang sufi
hasofi, pengkultus kuburan. Dia telah memberikan sifat Al-Kholik (Allah) kepada
Nabi r yaitu sifat pengampunan dan tidak tersisa bagi Allah
sedikitpun, Maha suci Allah dari apa yang mereka ucapkan.
Dari
penjelasan diatas, masih adakah orang yang memiliki sedikit ilmu atau akal yang
ingin menyamakan antara dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan dakwah
pembaharu bidah mereka (Hasan Albanna) ? Sungguh berbeda antara emas dan tanah.
Syaikh
Al-'Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz v pernah ditanya tentang Ikhwanul
muslimin di majalah "Al-Majallah" edisi 806 tertanggal 25/2/1416 H
hal.24. Inilah soal dan jawaban beliau :
Pertanyaan
: Wahai Samahatus syaikh, gerakan
Ikhwanul muslimin telah masuk ke Saudi Arabiah sejak beberapa waktu yang lalu
dan memiliki kegiatan di tengah para penuntut ilmu. Bagaimana pendapat anda
tentang gerakan mereka ini ? Seberapa besar kesamaan mereka dengan manhaj ahlu
sunnah wal jama'ah ?
Jawaban : "Gerakan Ikhwanul muslimin banyak dikritik/dibantah
oleh para ulama karena ketidak adanya kesungguhan mereka dalam menyeru umat
kepada tauhid serta memberantas kesyirikan dan bid'ah. Mereka memiliki metode
tersendiri dan diantara kekurangannya adalah tidak adanya kesungguhan dalam
menyeru kepada tauhidullah (mengesakan Allah dalam beribadah) serta kepada
aqidah shohihah yang dipegang oleh ahlu sunnah wal jama'ah.
Selayaknya bagi Ikhwanul muslimin
untuk berpegang teguh dengan dakwah salafiyah yaitu dakwah kepada tauhidullah,
mengingkari ibadah kepada kuburan-kuburan keramat, para wali yang telah mati
atau beritighotsah kepada orang-orang yang telah dikubur seperti Hasan, Husein,
Badawi dan selainnya. Wajib bagi mereka untuk menfokuskan dakwah kepada makna laa
ilaha illallahu yang merupakan pondasi Islam serta seruan pertama Nabi r ketika di kota Mekah. Banyak sekali para ulama yang
mengkritik mereka dalam masalah ini. Begitu juga mereka mengkritik Ikhwanul
muslimin tentang ketidak adanya keperdulian mereka terhadap sunnah/hadits serta
metode salaf dalam hukum-hukum syariat. Dan masih banyak lagi yang pernah saya
dengar dari kritikan-kritikan ulama terhadap mereka. Semoga Allah memberi
mereka hidayah."[12]
Pak
Kyai berkata : "Tentang kembali
ke salaf, Imam Syahid Hassan Albanna berpesan bahwa metode salaf adalah aula
bil ittiba' (lebih utama diikuti). Kaum salaf kata Albanna, secara akal lebih
cerdas, secara hati lebih luas, secara bahasa lebih paham, secara jarak lebih
dekat dengan Rasulullah. Itulah keutamaan salaf."
Salafi
menjawab : Dimanakah Hasan Albanna mengatakan
seperti ini ? Kalau toh benar ini adalah ucapannya, lalu mana bukti kongkritnya
? apakah pernah salaf merayakan maulid, mengkultuskan kuburan serta bertarekat
sufi hasofi ?
[قُلْ هَاتُوا
بُرْهَانَكُمْ
إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ]
Artinya : " Katakanlah:
"Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar"." (QS.Al-Baqoroh : 111)
Sesungguhnya
diantara aqidah ahlu sunnah wal jama'ah sejak dahulu sampai sekarang yang
banyak diselisihi oleh para aktivis harokah/gerakan dan juga oleh pak Kyai
adalah pemberian gelar Syahid kepada tokoh-tokoh idola mereka seperti yang
dikatakan oleh pak Kyai diatas (Syahid Hassan Albanna) atau Asy-Syahid Sayyid
Quttub, Asy-Syahid Abdullah Azzam dan lain-lain. Tidakkah mereka pernah membaca
shohih Bukhori terutama kitab Jihad was sair di bab "laa
yuqoolu fulaanun syahiid" (Tidak boleh mengatakan fulan itu
syahid) ?! Ibnu Hajar Al-Asqolaani v menjelaskan ucapan imam Bukhori diatas
dengan ucapan beliau : "Maksudnya (tidak boleh) memastikan bahwa si fulan
itu Syahid melainkan kalau ada wahyu yang turun. Seolah-olah Imam Bukhori
mengisyaratkan kepada hadits Umar t
yang mengatakan dalam khutbah beliau : "Kalian mengatakan dalam
peperangan, si fulan itu syahid atau si fulan meninggal dalam keadaan
syahid…Ingatlah, jangan kalian mengatakan seperti itu akan tetapi katakan
(secara umum) seperti yang Rasulullah r sabdakan : "Barangsiapa yang mati atau terbunuh
dijalan Allah maka dia syahid"." (Hadits ini derajatnya hasan
diriwayatkan oleh Ahmad, Said bin Manshur dan selain keduanya)".[13]
Perlu
juga kita pertanyakan, siapakah yang dimaksud dengan salaf menurut Hasan
Albanna ? karena sebagian orang yang getol melakukan bid'ah seperti perayaan
maulid nabi juga memiliki semboyan "Salaf pembimbingku"[14],
tapi maksudnya adalah nenek moyang mereka dari kalangan sufi.
Pak
Kyai berkata : "Kemudian yang
menjadi masalah kini, terdapat sekelompok yang menisbatkan dirinya sebagai satu-satunya
pewaris salaf, adapun segala sesuatu yang berbeda pendapat dengannya berarti
bukan lagi tergolong dalam Thaifah Al-Manshuroh. Dalam kelompok ini juga
terdapat orang-orang yang diakui sebagai ulama-ulama kondang yang menurut
fatwa, pendapat dan analisanya, menyimpulkan selain golongannya adalah aliran
bid'ah".
Salafi
menjawab : Tolong tunjukkan buktinya bahwa
salafi mengatakan seperti yang pak Kyai tuduhkan ini ? Tidak takutkah
pak Kyai dengan ancaman Allah ta'ala :
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ
بِأَلْسِنَتِكُمْ
وَتَقُولُونَ
بِأَفْوَاهِكُمْ
مَا لَيْسَ لَكُمْ
بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ
هَيِّنًا وَهُوَ
عِنْدَ اللَّهِ
عَظِيمٌ
Artinya :
" (Ingatlah) di
waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya
suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar." (QS.An-Nuur : 15). Nabi r juga bersabda :
هَل
يَكُب النَاسَ
عَلَى وجوههم في
النار إلا حصائد
ألسنتهم
Artinya :
"Bukankah yang menelungkupkan manusia diatas wajah mereka di neraka
adalah hasil ucapan lisan mereka ?!" (HR.Tirmidzi)
Siapakah yang pak Kyai maksud dengan
"ulama-ulama kondang" diatas ? Tolong sebutkan nama-nama mereka dan
buktikan bahwa tuduhan ini benar-benar nyata dan bukan hasil rekayasa ?
Salafi hanya mengatakan barangsiapa
yang menyimpang dari jalannya Rasul r serta metode salafush sholeh khususnya dalam masalah
aqidah maka dialah orang yang tersesat dan bukan termasuk Thoifah Manshuroh,
Firqotun najiyah ataupun Ahlu sunnah wal jama'ah. Dan ini salafi warisi dari
Nabi r serta dari para ulama salaf. Nabi r bersabda :
مَن
رَغبَ عَن سُنتي
فَلَيسَ مني
Artinya :
"Barangsiapa yang tidak suka sunnahku (metodeku) maka dia bukan dari
golonganku" (HR.Bukhori).
Dan beliau
juga bersabda :
تَفَرَّقَت
اليَهُودُ عَلَى
إِحدَى وَسَبعِينَ
فِرقَةً أَوثِنتَينِ
وَسَبعِينَ فِرقَةً,
وَالنَصَارَى
مِثلَ ذَلِكَ,
وَتَفَرَّقَت
أُمَّتِي عَلَى
ثَلاَثٍ وَسَبعِينَ
فِرقَةً) وَفِي
رِوَايَةٍ (إِنَّ
بَنِي إِسرَائِيلَ
تَفَرَّقَت عَلَى
ثِنتَينِ وَسَبعِينَ
مِلَّةً, وَتَفَرَّقَت
أُمَّتِي عَلَى
ثَلاَثٍ وَسَبعِينَ
مِلَّةً, كُلُّهُم
فِي النَارِ إِلاَّ
مِلَّةً وَاحِدَةً,
قَالُوا : وَمَن
هِيَ يَا رَسُولَ
اللهِ قَالَ : (مَا
أَنَا عَلَيهِ
وَأَصحَابِي)
Artinya :
"Orang-orang Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan dan
orang-orang Nashrani seperti itu juga. Adapun umat ini terpecah menjadi 73
golongan" didalam riwayat lain disebutkan : "Sesungguhnya Bani Israil
terpecah menjadi 72 golongan dan umatku terpecah menjadi 73 golongan semuanya
di neraka kecuali satu. Para sahabat bertanya : siapa yang (selamat) itu wahai
Rasulullah ? beliau menjawab : (Yang mengikuti aku dan para sahabatku)." (HR.Tirmidzi
dengan sanad yang hasan)
Imam
Al-Barbahaari seorang imam ahlu sunnah dan pembasmi bid'ah v berkata dalam
kitab Syarhus sunnah : "Apabila engkau melihat seseorang mencela
salah seorang sahabat Rasulullah r
maka ketahuilah bahwa dia pemilik ucapan jelek dan pengekor hawa nafsu".
Beliau juga berkata : "Apabila anda mendengar seseorang mencela atsar
(hadits) atau menolak atsar atau menginginkan selain hadits maka pertanyakan
keislamannya dan jangan diragukan lagi bahwa dia adalah pengekor hawa nafsu dan
mubtadi'". Beliau juga berkata : "Apabila anda melihat seseorang melaknat
pemimpin (kaum muslimin) maka ketahuilah dia adalah pengekor hawa nafsu".
Qutaibah
bin Sa'id v berkata : "Apabila anda melihat seseorang mencintai ahli
hadits seperti Yahya bin Sa'id, Abdurrohman bin Mahdi, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin
Rohawaih dan yang lainnya maka dia berada diatas sunnah. Dan baransiapa yang
menyelisihi mereka maka ketahuilah dia adalah seorang mubtadi'".[15]
Imam Ahmad v berkata dalam ushulus
sunnah : "Tidak boleh bagi siapapun memerangi pemimpin (kaum muslimin)
ataupun memberontak kepadanya dan barangsiapa yang melakukan hal tersebut maka
dia adalah mubtadi' dan tidak diatas sunnah atau jalan yang lurus".[16]
Pak
Kyai berkata : "Sikap
kehidupan dan pergaulan mereka dikenal dengan spesifikasi sbb : - Mengelompok
pada sesama komunitasnya sendiri (uzlah) dengan menganggap muslim yang lain
bukan saudaranya. Sebagai contoh kepada selain kelompoknya mereka enggan
memberi salam atau menyambut salam, bahkan memalingkan muka".
Salafi
menjawab : Lagi-lagi pak Kyai berbicara
dengan seenaknya tanpa bukti. Dari mana pak Kyai bisa menyimpulkan bahwa salafi
menganggap muslim yang lain bukan saudaranya ? Apakah pak Kyai menuduh bahwa
salafi mengkafirkan saudaranya sesama muslim ? Salafi adalah orang yang paling
jauh dari mengkafirkan seorang muslim. Mau bukti ? Coba pak Kyai baca buku Al-Hukmu
bighoiri maa anzalallahu oleh Syaikh Kholid Al-Anbari
As-Salafi–hafidzahullahu- atau bisa juga baca terjemahannya Kafirkah orang
yang berhukum dengan selain hukum Allah ? atau bisa juga baca majalah
Adz-Dzakhiroh edisi 11 dengan judul Begitu teganya kau kafirkan saudaramu
muslim !
Adapun
tidak memberi salam kepada seorang muslim maka tidak harus berarti orang
tersebut dianggap bukan saudara (Kafir). Bukankah dahulu Nabi r pernah tidak memberi salam kepada Ka'ab bin Malik t dan kepada sebagian sahabatnya yang lain serta tidak
mengajaknya berbicara [17]?
Bukankah dalam shohih Bukhori kitab Adab ada bab yang berjudul "Bolehnya
menghajr/memboikot (tidak memberi salam/mengajak bicara/memalingkan muka-pent)
kepada yang berbuat maksiat" dan di dalam kitab Isti'dzan ada bab "Orang
yang tidak memberi salam kepada pelaku dosa dan tidak menjawab salamnya sampai
dia bertobat".
Menghajr
dibolehkan dalam syariat selama memenuhi syarat-syarat yang telah dijelaskan
oleh para ulama. Dalam masalah hajr ini silahkan baca : Hajr Al-Mubtadi'
oleh Syaikh Bakar bin Abdillah Abu Zaid –hafidzahullahu- dan Mauqif Ahli
sunnah wal jama'ah min ahlil ahwa' wal bida' oleh Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili
–hafidzahullahu-.
Apakah
pak Kyai dengan kesimpulan tadi telah mengadakan sensus (melihat sendiri dengan
kedua mata) bahwa salafi tidak pernah memberi salam atau menjawab salam
saudaranya sesama muslim ? Kalau seandainya ada diantara yang menamakan dirinya
salafi namun tidak memberi salam atau menjawab salam dari saudaranya muslim
tanpa alasan yang disyariatkan, maka ini adalah suatu kesalahan yang wajib
untuk diluruskan tapi jangan disama ratakan dan dijadikan kesimpulan seperti
yang dikatakan oleh pak Kyai ! Hal ini semisal dengan salah seorang dari kaum
muslimin menjadi teroris, apakah bisa disimpulkan bahwa ciri seorang muslim itu
adalah teroris ???
Pak
Kyai berkata : "Dalam majlis taklim apabila sang penceramah bukan
dari kelompoknya atau tidak berjenggot maka mereka akan meninggalkan majlis
tersebut…"
Salafi
menjawab : Salafi bukan tong sampah yang
mengambil ilmu agama dari setiap orang yang mengaku sebagai ustadz atau Kyai
haji atau Syaikh baik mubtadi', orang
yang bodoh atau yang menyimpang manhajnya dari manhaj salafush sholeh. Salafi
bak lebah yang hanya mengambil makanannya dari yang baik saja (sari bunga).
Bukankah
Allah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu dari orang yang alim saja ?! Allah
berfirman :
فَاسْأَلُوا
أَهْلَ الذِّكْرِ
إِنْ كُنْتُمْ
لَا تَعْلَمُونَ
Artinya :
"maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu
tiada mengetahui." (QS.Al-Anbiya' : 7) Dan bukankah Nabi r memperingatkan kita dari mengambil ilmu kepada orang
bodoh atau mubtadi' ?! Nabi r
bersabda :
إن الله
لا يقبض العلم
انتزاعا ينتزعه
من العباد , ولكن
يقبض العلم بقبض
العلماء حتى إدا
لم يبق عالم اتخد
الناس رؤوسا جهالا
فأفتوا بغيرعلم
فضلوا وأضلوا
Artinya :
"Sesungguhya Allah tidak mencabut ilmu ini secara langsung dari para
hamba-Nya akan tetapi Dia mengangkatnya dengan mewafatkan para ulama hingga
ketika tidak tersisa seorang alim maka manusia mengambil pemimpin dari
orang-orang yang jahil, mereka berfatwa tanpa ilmu hingga sesat dan
menyesatkan" (HR.Bukhori)
Dan Nabi r juga bersabda :
من
أشراط الساعة أن
يلتمس العلم عند
الأصاغر
Artinya :
"Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah diambilnya ilmu dari
al-ashoghir (orang yang bodoh atau ahli bid'ah)". (Ash-Shohihah 695)
Menuntut ilmu haruslah dari orang yang
berilmu dan memiliki aqidah serta metode yang benar dan jelas yaitu metode
salafush sholeh dimana saja orang itu berada baik di Indonesia, Saudi Arabiah,
Yordania, Yaman, Pakistan, India atau di tempat yang lainnya. Salafi
membolehkan menuntut ilmu di mana saja dan dari siapa saja selama sang guru
berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan as-sunnah serta pemahaman salaf. Salafi
melarang untuk belajar dari orang yang bodoh, yang menyimpang aqidah dan
manhajnya atau yang mengolok-ngolokkan sunnah Nabi r. Dan ini adalah warisan serta wasiat ulama salaf seperti
Muhammad bin Sirin v seorang tabi'in yang mulia. Beliau berkata : "Ilmu
ini adalah agama itu sendiri maka lihatlah darimana kamu mengambil ilmu
tersebut" dan dari ucapan beliau juga : "Dahulu para salaf (sahabat)
tidak pernah bertanya tentang isnad tapi ketika terjadi fitnah, mereka bertanya
: Siapa guru-gurumu ? Jika guru tersebut dari ahli sunnah maka diambil
haditsnya tapi jika dari ahli bid'ah maka ditolak haditsnya"[18]
Hasan
Al-Basri v dan Muhammad bin Sirin v juga mengatakan : "Jangan kalian duduk
dengan pengekor hawa nafsu (ahli bid'ah), dan jangan pula berdebat kusir dengan
mereka serta jangan mendengar dari mereka." [19]
Syaikh
Sholeh Al-Fauzan –hafidzahullahu- berkata : "Tidak boleh mengambil (ilmu
agama) dari orang-orang bodoh meskipun dia mengaku pintar (Kyai, ustadz atau
doctor dan lainnya-pent), tidak juga dari orang yang menyimpang aqidahnya dan
tidak boleh dari ahli bid'ah meskipun menyandang gelar ulama." [20]
Di
dalam ucapan pak Kyai diatas ada nada aneh kedengarannya yaitu (tidak
berjenggot). Apakah karena pak Kyai tidak suka dengan orang yang berjenggot ?
Apakah karena pak Kyai tidak laku ceramahnya dikalangan salafi karena pak Kyai
tidak berjenggot seperti dalam foto di majalah ? Mengapa orang-orang Al-Irsyad
(sebuah organisasi yang berasaskan Islam) yang tergambar fotonya di Mabadi'
tidak ada satu pun yang berjenggot ? Bukankah mereka semua adalah pria ? Apakah
memang belum tumbuh atau sengaja membuatnya tidak tumbuh ? Tahukah mereka hukum
memelihara jenggot ? Dan tahukah mereka hukum mengolok-olokkan (sunnah)
memelihara jenggot ? Bukankah Nabi r
dan para khulafa' rosyidin Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali y adalah orang-orang yang berjenggot ?![21]
Bukankah Nabi r pernah bersabda :
خَالف
المُشركين , احفُوا
الشَوَارب وَأَوفوا
اللحى
Artinya :
"Selisihilah orang-orang musyrikin, potonglah kumis dan peliharalah
jenggot" (HR.Bukhori dan Muslim)
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah v berkata : "Haram memotong jenggot."[22].
Ibnu Abdil Bar v berkata : "Diharamkan mencukur jenggot dan tidak ada
orang yang mencukurnya kecuali orang laki-laki yang banci."[23]
Kemanakah
semangat kalian untuk kembali ke salaf ? Apakah hal ini hanya sekedar semboyan
dan kebanggaan belaka tanpa ada wujud kongkrit dalam kehidupan kalian beragama
? Maka siapakah yang telah mengambil jarak dari pemahaman salafi yang
sebenarnya ? Bertobatlah kepada Allah wahai orang-orang yang suka mengolok-olok
sunnah Nabi r ! Takutlah kalian dari firman Allah :
قُلْ أَبِاللَّهِ
وَءَايَاتِهِ
وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ
تَسْتَهْزِئُونَ.
لَا تَعْتَذِرُوا
قَدْ كَفَرْتُمْ
بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Artinya :
" Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya
kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir
sesudah beriman. " (QS.At-Taubah : 65-66)
Kalau
kalian belum bisa melaksanakan, maka perbanyaklah istighfar dan taubat kepada
Allah tapi jangan kalian mengolok-olok agama Allah.
Pak
Kyai berkata : "Semua sikap dan prilaku
diatas bukanlah wujud akhlak islami yang baik, apalagi dengan mengklaim sebagai
orang-orang salafi, padahal Rasulullah saw diutus untuk menyempurnakan akhlak
dan rahmah bagi seru sekalian alam."
Salafi
menjawab : Ya beginilah akhir zaman, orang yang
mengikuti jejak salaf dikatakan tidak berakhlak. Subhanallahu, ternyata pak
Kyai pandai memutar balikkan fakta !!! Apakah pak Kyai sudah berakhlak dengan
menuduh dan menfitnah salafi tanpa bukti seperti yang tertera diatas ?
Berakhlakkah Mabadi' yang bapak pimpin yang mencaci maki salafi dengan
mengatakan "gerakan yang bekerja ala mafia dengan para sindikatnya…"
?! Apakah termasuk akhlak orang yang menyamakan antara ulama ahli sunnah
(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab) dengan orang sufi
(Hasan Albanna) ?!
مَا
لَكُمْ كَيْفَ
تَحْكُمُونَ
Artinya : "Mengapa kamu (berbuat
demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?" (QS.Al-Qolam
:35-36)
وَمَا
يَسْتَوِي الْأَعْمَى
وَالْبَصِيرُ.
وَلَا الظُّلُمَاتُ
وَلَا النُّورُ.
وَلَا الظِّلُّ
وَلَا الْحَرُورُ
Artinya :
"Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. dan tidak
(pula) sama gelap gulita dengan cahaya. dan tidak (pula) sama yang teduh dengan
yang panas." (QS.Fathir :
19-21).
Apakah
mencampur adukkan antara yang haq dan batil termasuk akhlak ?! Apakah
menyelisihi Nabi r
dengan mencukur jenggot termasuk akhlak ?!
Bukankah para Nabi sejak Nabi Nuh u sampai Nabi kita Muhammad r inti dakwah mereka adalah tauhid ?! Allah I berfirman :
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي
كُلِّ أُمَّةٍ
رَسُولًا أَنِ
اُعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ
Artinya :
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".
(QS.An-Nahl : 36)
Dan
fiarmannya :
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ
قَبْلِكَ مِنْ
رَسُولٍ إِلَّا
نُوحِي إِلَيْهِ
أَنَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Artinya :
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak) disembah
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"."
(QS.Al-Anbiya' : 25)
Allah
juga berfirman tentang inti dakwah Nuh u :
لَقَدْ
أَرْسَلْنَا نُوحًا
إِلَى قَوْمِهِ
فَقَالَ يَاقَوْمِ
اعْبُدُوا اللَّهَ
مَا لَكُمْ مِنْ
إِلَهٍ غَيْرُهُ
إِنِّي أَخَافُ
عَلَيْكُمْ عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ
Artinya :
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:
"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada sesembahan (yang hak)
bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku
takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)." (QS.Al-A'roof
: 59)
Allah
juga menceritakan inti dakwah Hud u :
وَإِلَى
عَادٍ أَخَاهُمْ
هُودًا قَالَ يَاقَوْمِ
اعْبُدُوا اللَّهَ
مَا لَكُمْ مِنْ
إِلَهٍ غَيْرُهُ
أَفَلَا تَتَّقُونَ
Artinya :
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum `Aad saudara mereka, Hud. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada (sesembahan
yang hak) bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?""
(QS.Al-A'roof : 65) dan masih banyak lagi ayat yang semisal dengan ini.
Pak Kyai berkata : "Mereka
menghujat, mengecam, dan merendahkan martabat tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin dan
tokoh pergerakan Islam terkemuka seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin Al-Afghani,
Rasyid Ridha, Yusuf Qordhowi, Hasan Albanna, Muhammad Ghozali dll. Padahal
seberapa takaran yang mereka perbuat dibandingkan dengan jasa tokoh-tokoh Islam
seperti tersebut diatas."
Salafi menjawab : Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal pembahasan bahwa
para ulama terdahulu ketika membantah kesalahan atau kebatilan yang disampaikan
oleh orang-orang yang menyimpang manhajnya, hanyalah dalam rangka
nasehat-menasehati serta amar ma'ruf dan nahi 'anil mungkar serta
memperingatkan orang-orang awam dari kesalahan tersebut. Dan mereka juga ketika
membantah, langsung menyebutkan nama orangnya serta kesesatannya. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah v berkata : "Wajib memperingatkan dari bid'ah meskipun
harus menyebutkan (nama) pelakunya." [24]
Abdurrohman
bin Mahdi pernah menemui Imam Malik v dan disamping beliau ada seseorang yang
bertanya tentang Al-Qu'ran. Lalu Imam Malik berkata : "Mungkin engkau ini
termasuk teman Amru bin Ubeid, semoga Allah melaknat Amru karena dialah yang
membuat bid'ah ini."[25]
Demikian pula salafi ketika membantah
pelaku kebatilan hanyalah untuk menyelamatkan umat dari kesesatan mereka bukan
untuk mengecam, menghujat ataupun merendahkan martabat. Dan bantahan salafi
tersebut didasari oleh dalil-dalil serta bukti-bukti yang nyata bukan seperti
yang pak Kyai lakukan terhadap Salafi. Perlu pak Kyai ketahui bahwa jasa atau
ketenaran seseorang tidak menghalangi para ulama untuk menyingkap kebatilan
orang tersebut, terlebih lagi kebatilannya melebihi kebenaran atau kebaikannya.
Lihatlah kisah Abdurrohman bin Muljam yang membunuh sahabat Rasul r kholifah yang mulia Ali bin Abi Tholib t. Abdurrohman juga memiliki jasa-jasa serta ketenaran
dikalangan sahabat tapi karena dia menyimpang maka harus dihukum berat.[26]
[1] Hadits ini dihasankan oleh
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi –hafidzhahullahu- murid senior ahli hadits
Muhammad Nashiruddin Al-Albani v dalam footnote kitab "Miftah daaris
sa'adah" oleh Ibnu Qoyyim v 1/500.
[2] Majmu' fatawa
35/414. Lihat pembahasan ini dalam kitab " Sittu duror min ushuli ahlil
atsar" oleh Syaikh Abdul Malik Romadhooni Al-Jazaairi –hafidzahullahu-
point yang kelima.
[3] Lihat "Fathul Majid syarhu kitabit
tauhid" hal 17 oleh Syaikh Abdurrohman bin Hasan Alu Syaikh v.
[4] Penulisan saw ini tidaklah sejalan dengan manhaj
salaf. Lihat kembali Adz-Dzakhiroh edisi 15 hal.4-5
[5] Lihat Mudzakkiroh dakwah wad daa'iyah
hal 19.
[6] Lihat Jaulatun fil fiqhain Hal.154.
[7] Lihat Majmu'atur rosaail Hasan Albanna
hal.362.
[8] Al-Ajwibah Al-Mufidah 'an as-ilatil
manaahij al-jadiidah hal.69-73 oleh Syaikh Sholeh Al-Fauzan.
[9] Mudzakkiroh ad-dakwah wad daa'iyah
hal.24.
[10] Idem hal.52.
[11] Apakah ini juga yang dimaksud oleh pak Kyai tentang
masalah khilafiyah ?
[12] Footnote Al-Ajwibah Al-Mufiidah
hal.69-72.
[13] Lihat penjelasan lebih lanjut di Fathul
Baari 6/110.
[14] Seperti yang dikatakan oleh buletin
sunni (seharusnya bid'I bukan sunni) yang pernah kita bantah pada edisi 15
hal.10.
[15] Syarhu ushul I'tiqod ahli sunnah wal
jama'ah 1/74 no.59 oleh Imam Al-Lalikai.
[16] Idem 1/181.
[17] HR.Bukhori.
[18] Lihat Muqqoddimah Shohih
Muslim dalam bab Annal Isnad Minad Diin.
[19] Al-Ibanah 'an syari'ati firqotin najiyah
no.395 oleh Ibnu Baththoh Al-Akburi.
[20] Al-ajwibah Al-mufidah hal.146.
[21] Lihat kitab Hukmud diin fil lihya wat tadkhiin
hal.26-27 oleh Syaikh Ali bin Hasan –hafidzahullahu-Dan Tahrim halqil lihya
oleh Syaikh Al-'Allamah Abdurrohman bin Muhammad bin Qosim Al- Hambali.
[22] Al-Ikhtiyaaroot Al-'Ilmiyah hal.6
[23] At-Tamhiid dalam bab "Adillatu
tahriimi halqil lihya" 96.
[24] Majmu fatawa 28/233.
[25] Lihat pembahasan ini dalam kitab Ijma
ulama 'alal hajr wat tahdzir min ahlil ahwa' hal.27 oleh Kholid bin Dhohawi
Azh-Zhufairi.