C M C Online |
|
Suatu pagi, gelombang awan debu menutupi jalan
setapak yang adalah jalanan kami setiap hari. Tempat tinggal sementara tetangga
kami yang dikelilingi gerobak-gerobak dipenuhi suasana riuh bersebu tersebut,
ternyata adalah akibat adanya dua ekor sapi jantan yang saling bertarung keras.
Kedua sapi jantan tersebut mendengus-dengus, menguak dan saling menyerang, dengan
tanduk tajam mereka yang saling mengunci, saling berusaha dengan gigihnya mengalahkan
lawannya, saling berupaya keras untuk mematahkan tanduk lawannya.
Tetapi yang aneh, pemilik kedua sapi jantan tersebut malah memberikan semangat
atau dorongan kepada sapi-sapi itu agar terus bertarung sampai ada yang kalah.
Mula-mula yang satu didera lalu yang lainnya jika kelihatannya sapi-sapi jantan
itu hendak berhenti bertarung. Deraan tersebut nampaknya dilakukan terus agar
kedua sapi jantan itu marah dan bertarung terus, menyodorkan tontonan gratis.
Saya terheran-heran, maka saya pun bertanya, "Mengapa sapi-sapi itu tidak
dihentikan agar tidak berkelahi terus? Mengapa kedua sapi itu malah dihasut
terus agar berkelahi dengan sengit?"
"Apa!?" jawab si pemilik kedua sapi itu, "Saya baru saja membeli
kedua sapi jantan itu dan saya tidak bisa menggunakannya sebagai satutim untuk
menarik gerobak-gerobak ini, sebab mereka berkelahi terus. Karena itu keduanya
harus bertarung dulu untuk menentukan yang mana dari keduanya yang akan menjadi
bos. Salah satu dari sapi jantan ini pasti akan menyerah sehingga yang satunya
menang, sekali untuk selamanya. Maka saya pun akan bisa menggunakan mereka untuk
menarik gerobak-gerobak saya ini. Jika saya mengikat mereka sebagai pasangan
untuk menarik gerobak ini sebelum keduanya berkelahi memperebutan posisi sebagai
bos, maka yang satu akan menarik gerobak ini ke timur sedangkan yang satunya
bisa menariknya ke barat, lalu akan berputar-putar terus laksana perputaran
jarum jam."
Maka saya pun diam, lalu kembali ke belakang rumah saya, maka muncullah kata-kata
ini dalam ingatan saya, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka
belum berjanji?" (Amos 3:3)
Apakah di dalam alam perkelahian sapi-sapi, atau di dalam hubungan antar manusia,
atau di dalam hubungan kita bersama dengan Tuhan Yesus, janji, persetujuan dan
ketundukan diperlukan sebelum kemajuan dapat dibuat.
(Jim Mitchell/ph 0997)