Pada Satu Titik

Oleh : Eva Yunita

 
     

Dalam temaram lampu minyak

Aku tetap dambakan angan ku

Walau aku harus tinggalkan senja

Tinggalkan permadani surga

Aku tetap melangkah, bunuh egoku.

                       

 Impianku itu bukanlah sesuatu yang instan

Bukan sesuatu yg bisa digapai dengan satu genggaman tangan

Tapi hal yang harus selalu diingat dalam hati dan logika ku

Sampai akhirnya raga tidak lagi menyatu dengan detak jantung

Dan…..

Darah tidak lagi mengalir sempurna

 

Dengan do’a yang selalu tercurah dari raga dan senja

Pengorbanan tanpa letih yang kulakukan

Kini aku genggam satu impian besar ku

Demi meraih impian besar lainya.

Tak akan kusia-siakan kini atau pun nanti.