Hujan Menurut Al-Qur'an dan Sains

by: Eva Yunita

 

 
 

          Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di bumi ini. Hujan yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Telah disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya. Kadar hujan telah disebutkan dalam salah satu ayat dalam Al-Qur'an Surat Az-Zukhruf yang berarti: "Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az-Zukhruf : 11). Kadar hujan yang disebutkan dalam surah ini ialah mengenai jumlah hujan, secara umum jumlah hujan itu selalu saja sama, yaitu berkisar 16 ton air di bumi yang menguap setiap detiknya, adapun kecepatan rata-rata hujan yang berkisar 8-10km/jam saat mencapai permukaan tanah., contoh lainya adalah pada lapisan atmosferis tempat terjadinya hujan yang dapat mencapai suhu 400 0C di bawah nol. Meskipun demikian, tetesan-tetesan hujan tidak berubah menjadi partikel es. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya tetesan-tetesan hujan tersebut adalah karena air yang terkandung dalam atmosfer merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahwa air murni hampir tidak membekupada temperatur yang sangat rendah sekalipun.

            Selanjutnya adalah mengenai pembentukan hujan itu sendiri, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, hujan naik ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, tetesan-tetesan hujan itu muncul. Proses pembentukan hujan pun sudah di jelaskan secara terperinci dalam Al-Qur'an, yakni pada surah Ar-Rum: 42 yang berarti: " Dan dialah yang meniupkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmatnya(hujan), dan apabila angin itu telah membuat awan mendung, kami halau ke daerah yang tandus dan kami turunkan hujan di daerah itu, Kami turunkan hujan dengan maksud hujan itu berbagai macam buah-buahan, begitu pula kami membangkitkan orang-orang yang telah mati. Semoga kamu mengambil pelajaran."(Q.S Ar-Rum : 42) . Penjelasan tersebut juga terdapat dalam Surah Ar-Rum:48 yang berarti :"Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira." (QS. Ar-Rum : 48).

            Berdasarkan bunyi Surah diatas, dapat disimpulkan tahapan-tahapan pembentukan hujan ke muka bumi. Tahap pertama: " Allah, dialah yang mengirimkan angin….

            " Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini  kaya akan garam, kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya. Tahap kedua adalah :

            "…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal….."
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap terakhir  :

            "….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun. "Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.