WYSIWYG Web Builder

TMK St Yoseph ini di kelola oleh Yayasan Santo Yoseph (YSY). Ketua YSY, Martin Rusli menuturkan, keberadaan TMK St Yoseph muncul karena umat tiga paroki di Banjarmasin belum memiliki lahan makam sendiri. Alhasil begitu ada umat meninggal, kerap kesulitan mencari pemakaman. Ketiga paroki itu antara lain, Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin, Paroki St Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan dan Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran.

Dony Witono, seorang donatur dengan tangan terbuka membantu keinginan YSY. Pada 2005, YSY mendapatkan lokasi makam seluas delapan hektar. Urusan pembebasan lahan dan izin pun langsung dilakukan. Atas persetujuan Uskup Banjarmasin yang kala itu Mgr F.X. Prajasuta MSF, dibentuklah sebuah badan hukum bernama Yayasan Santo Yoseph. YSY, kemudian mensosialisasikan rencana TMK St Yoseph kepada umat dan warga sekitar lokasi pemakaman.

Karena satu dan lain hal, TMK St Yoseph urung diluncurkan pada tahun itu. Tiga tahun berselang, tepatnya 26 Oktober 2008, Mgr Petrus Boddeng Timang ditunjuk sebagai Uskup baru Keuskupan Banjarmasin. Pengurus YSY pun menghadap Mgr Timang, menyampaikan niat melanjutkan pembangunan TMK St Yoseph yang terbengkalai.

YSY mulai menggali beberapa lubang makam. Tetapi muncul penolakan dari warga sekitar. YSY tak hilang akal. Mereka kemudian menggelar dialog dengan warga sekitar. Seturut man dat Mgr Timang, YSY kemudian mengalo kasikan satu hektar untuk makam warga sekitar.

Setelah dicapai kesepakatan bersama, proses persiapan dan pembangunan TMK St Yoseph berlanjut. Dukungan dari umat Katolik di Banjarmasin mengalir begitu saja. Alhasil, pada 29 Oktober 2012, TMK St Yoseph diresmikan dan diberkati oleh Mgr Timang. Pihak pemerintah, militer dan kepolisian, serta tokoh masyarakat dan warga sekitar juga menghadiri upacara peresmian itu.

Konsep Taman Asri
Sampai saat ini TMK St Yoseph telah terisi sekitar 60 makam, termasuk makam Mgr Groen MSF
. Pembangunan terus berlanjut, pintu gerbang dan jalan akses menuju lokasi makam telah dibangun dengan baik. Untuk tahap pertama, lahan yang digarap sebanyak empat hektar. Nantinya akan dibagi ke dalam empat blok utama makam. Setiap makam memiliki alamat yang menyatakan kode blok dan lokasinya. Lokasi empat hektar tersebut diperkirakan dapat menampung sekitar 3.000 jenazah. Tiga hektar sisanya akan dibangun kemudian.

TMK St Yoseph didesain seperti layaknya sebuah taman, tanpa menonjolkan simbol-simbol agama maupun bangunan rumah-rumahan yang biasanya lazim kita jumpai pada makam yang ada. Saat ini pihak yayasan sudah melakukan penanaman pohon cemara di sekeliling areal pemakaman untuk menciptakan kesan hijau dan asri. Kini, TMK St Yoseph malah terlihat seperti taman wisata. “Ini sesuai arahan Mgr F.X. Prajasuta MSF, agar pemakaman itu menghindari kesan angker,” ujar Martin.

Penataan makam yang asri, hijau dan menyatu dengan lingkungan dijadikan konsep dasar untuk melakukan pembangunan TMK St Yoseph. “Seperti di San Diego Hills (pemakaman umum di daerah Kerawang, Jawa Barat-red), kita bisa menjumpai antara makam dan lingkungan di sekitarnya bisa menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan,” kata Martin.



Tentang Kami