Resensi Film Wedding Dress

 

 Untaian Cinta Kasih Ibu dan Anak

 

Judul         : Wedding Dress  (Wedingdeureseu)

Penulis                 : Yoo Young-A

Sutradara            : Kwon Hyeong-jin

Produser             : Han Kyul

Tahun Terbit      : 2010

Durasi                   : 109 Menit

Bahasa                  : Korea

Bagi penggemar film-film Korea, tentunya tidak ingin ketinggalan satu pun filmnya. Film yang satu ini akan sangat menggentarkan hati para penonton. Film yang di sutradarai Kwon Hyeong-jin ini sedikit berbeda dengan film sebelumnya seperti Truck yang lebih menjurus ke petualangan, sedangkan wedding dress ini berkisah tentang cinta dan kasih seorang ibu dan anak.

Seo Go-Eun ( Song Yoon Ah) adalah seorang single mother yang tinggal berdua sama anak perempuannya berumur sekitar 9 tahun , namanya Jang So-Ra ( Kim Hyang Gi ). So Ra adalah anak yang tertutup,  karena terbiasa hidup sendiri karena ibunya sibuk kerja, So Ra menjadi anak yang penyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya. Karena itulah ia sering bolos les balet karena di tempat les ia harus bertemu dengannya temannya.Suatu hari sang Ibu tahu bahwa ia terkena penyakit kanker lambung dan hidupnya tak kan lama. Untuk itu kini ia sering menyisihkan waktunya untuk bersama anaknya. Ia sengaja menyembunyikan penyakitnya dari So Ra. Namun ternyata So Ra tahu kalau ibunya itu sakit parah dan ia pun bersikap biasa dan pura-pura tidak tahu tentang hal itu.Keinginan terakhir Ibunya adalah ingin melihat anak satu-satunya itu mempunyai banyak teman dan ingin melihat anaknya menari balet di atas panggung. Berhasilkah Sora mengabulkan permintaan terakhir ibunya? Apakah yang akan terjadi selanjutnya?

                Para penonton tentunya harus menyaksikan film ini, selain mengharukan tema kehidupan yang diusung film ini benar-benar natural karena sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Tidak ada unsur fantasi dalam film ini sehingga membuatnya tampak natural dan logis. Konflik film ini pun juga natural karena biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti konflik antar saudara, konflik antar teman, dan konflik antara ibu dan anak. Dialog dan suasana yang sinkron dalam film ini benar-benar menyentuh di hati bahkan beberapa dialog dan suasana sangat menyentuh sanubari hingga tanpa sadar emosi penonton pun ikut terurai dalam tetes air mata. Tetapi, karakter So Ra, seorang putri yang keras kepala dan kadang kala membantah ibunya tidak seharusnya di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.