Google

contact me

WELCOME TO SARI'S WORLD

LIFE IS BEAUTIFUL STORY AND WONDERFUL HISTORY :)

HOME ME AND MY FAMILY my school
 
 
my dream
my activities my article
my favorites quotes

everything happens for a reason
 
 Flag Counter
THE MOST SIMPLE WEBSITE
 
enjoy this simple website yaa :)

 
Widget by Radio Streaming

 

Putri Kecil Ayah

Sari Purnama Hijah

 Disney - Mickey Mouse

Matahari cantik mulai mengintip dibalik awan dengan malu – malu dan ragu – ragu. Bergegas aku bangun dan kumulai pagi ini dengan senyuman bahagia, rasa haru dan tenang karena kemarin aku telah berhasil lulus dari sarjana kedokteran dan tanpa membebani ayah dan ibuku karena aku berhasil lulus kuliah dengan beasiswa. Bahagia rasanya, karena aku telah menyelesaikan masa kuliahku dan akan memulai hidup baruku sebagai gadis dewasa dan mulai menatap masa depan serta mulai menginjakkan kaki didunia yang lebih keras serta luas dan akan menghadapi tantangan yang telah menanti didepan sana. Rasa haru dan bayangan tangis bahagia di hari kemarin belum sepenuhnya terhapus dibenakku. Masih ku ingat kemarin ketika aku berhasil menjadi mahasiswa yang lulus dengan hasil tertinggi, dan masih tersimpan dimemoriku bagaimana bahagianya ayah dan ibu, bagaimana rasa haru mereka hingga mereka tak bisa menyimpan air mata mereka dan membiarkannya jatuh dari pelupuk mata mereka, serta masih terngiang ditelingaku saat ayah mengatakan bahwa ia bangga padaku putri kecilnya. Ya, inilah aku Risa Audrina, putri kecil ayah yang akan selalu ada untuk ayah sampai kapan pun. Ayah adalah segalanya untukku. Dialah kesatria yang bersembunyi dibalik topeng dan pahlawan dibalik layar yang selau berjuang untuk anak – anaknya tanpa rasa pamrih dan berharap mendapatkan balasan. Dia berjuang tak peduli anak – anaknya melihat atau tidak. Dia mewujudkan rasa sayangnya tanpa ucapan tapi melalui perbuatan...

**

Sentuhan lembut mentari membuat aku kembali semangat memulai pagi ini, entah mengapa pagi ini perasaanku tak karuan, ada rasa senang, haru, takut dan gelisah. Aku takut untuk menghadapi dunia luas yang penuh tantangan dan perjuangan keras, aku takut untuk menginjakkan kaki didunia luas sebagai tempat aku mengejar dan mencari impian ku. Aku takut dan gelisah, karena aku masih merasa putri kecil ayah yang masih membutuhkan ayah dan ibu disampingku, tapi apa boleh dikata aku harus melangkahkan kakiku dan berani memulai hidupku sebagai gadis dewasa yang harus mulai memikirkan masa depanku karena aku yakin ayah dan ibu akan tetap berdiri dibelakangku untuk mendukung ku dan melihat serta menjaga ku. “Bingung hari ini harus melakukan apa? Padahal biasanya aku telah bergegas mandi dan bersiap – siap untuk berangkat kekampus” (ucapku dalam hati). Akhirnya aku memutuskan untuk duduk disisi kamar dekat jendela untuk mencoba menenangkan hati yang gundah gelana ini. Kulihat buturan – butiran air masih melekat dikaca jendela sisa luapan hujan dari langit semalam. Aku duduk disana dan mulai berpikir apa yang akan kulakukan dimasa yang akan datang, karena aku tau aku harus menyiapkan segalanya, karena duniaku baru saja dimulai dan panggung sandirawa kehidupan yang baru pun dimulai dengan cerita baru yang lebih menantang, serta lembaran kertas baru mulai dibuka dan aku harus mulai menulis cerita baru disetiap lembarnya. Namun disaat ku mulai memikirkan masa depan yang akan kuhadapi hari ini, pikiranku justru melayang dan tenggelam dalam jutaan memori tentang masa kecilku bersama ayah. Rasanya baru saja kemarin aku belajar menulis membaca dan berhitung bersama ayah tapi kenyataannya hari ini aku telah lulus dari universitas. Masih terlintas dibenakku ketika saat itu aku begitu bersemangat belajar bersama ayah hingga aku benar – benar lancar menulis dan membaca, meskipun ayah tak pernah mengajarkanku dengan penuh kelembutan dia selalu mengajarkanku dengan ketegasannya dan kata – kata bijaknya yang akan selalu ku ingat dalam hidupku. Dia mengajarkanku cara menulis dan membaca serta menjelaskan kepadaku bahwa membaca dan menulis sangat penting untukku dan dia berjanji akan membelikan sepeda untukku jika aku berhasil membaca dan menulis dan akan memberikan hukuman untukku jika aku gagal. Hal inilah yang membuat aku begitu semangat untuk belajar hingga aku berhasil mendapatkan sepeda mungil dari ayah, senang rasanya saat itu. Ayah membuat aku semakin semangat belajar, setiap harinya aku berlatih bersepeda sambil menyanyikan lagu – lagu untuk belajar berhitung. Kuingat saat itu, Ayah memarahiku karena aku menangis akibat jatuh dari sepeda, Ayah mengajarkanku untuk menjadi perempuan yang kuat dan tegar serta tak mudah menyerah. Ayah adalah sosok pemimpin yang sangat tegas bagiku, aku berhasil lulus sekolah dasar dengan prestasi yang sangat gemilang itu karena ayah, meskipun terkadang ia sangat tegas dalam mendidikku tapi memberikan manfaat yang sangat besar dalam hidupku. Setelah lulus dari sekolah dasar aku berhasil  melanjutkan sekolah ke tingkat smp dengan jalur undangan, saat aku pulang kerumah aku berteriak begitu bahagia dan langsung kuceritakan pada ibu, ibu begitu bangga padaku namun ayah seperti tak memberikan sedikit ekspresi apapun dia hanya diam sejenak lalu berkata “ diluar sana orang – orang memiliki prestasi yang jauh lebih gemilang”. Perkataan itu membuat aku terdiam, meskipun sedikit kecewa dan kesal pada ayah tapi aku tau itu adalah salah satu bentuk motivasi yang ayah berikan padaku. Ayah  memang tak pernah menunjukkan rasa bangganya padaku, dia hanya menunjukan rasa sayangnya padaku dengan cara tersirat yang terkadang tak kusadri namun begitu berarti untuk hidupku. Pernah suatu malam, aku menangis dan mengeluh pada ibu bahwa aku tidak berani untuk masuk sekolah karena aku tak punya uang untuk membeli buku saat ayah mendengar itu ayah meminta aku untuk berhenti menangis dan bersyukur dengan rezeky yanga ada. Saat itu aku kesal pada ayah aku berlari kekamar dan ibu mengejarku serta membujukku. Namun, esok harinya aku sudah melihat uang 50.000 tergeletak  dan tertulis “pakailah uang ini, maaf ayah tak bisa selalu membahagiakanmu”, setelah membaca itu menangis dan merasa bersalah, saat aku ingin mencari ayah dan berterima kasih padanya ternayata dia sudah pergi sejak pagi tadi untuk mencari pekerjaan, karena saat itu ayah memang sudah tak memiliki pekerjaan. Sejak saat itu mengerti bahwa ayah begitu menyayangiku, meskipun dejak saat itu mengerti bahwa ayah begitu menyayangiku, meskipun dia tak pernah menunjukkannya langsung padaku. Setelah kejadian itu aku berjanji untuk selalu bersemangat untuk memperjuangkan cita – citaku karena aku tahu orang – orang disekelilingku begitu mencintaiku. Begitu banyak kejadian dan cobaan yang datang dalam hidupku seperti pisau yang tajam yang menghujam jantungku hingga sangat pedih menusuk jantungku dan sangat sulit untukku melupakan kejadian dan masa – masa sulit keluargaku untuk menjalani hidup. Tapi kondisi dan cerita lampau yang sangat sulit itulah yang mengajarkanku untuk menjadi putri ayah yang tegar dan kuat untuk meghadapi dunia yang sulit yang penuh duri disetiap sisi jalan dan aku harus pandai memilih jalan terbaik tanpa duri. Rasa semangat yang begitu membara itulah yang berhasil mengantarkanku hingga aku berhasil terdaftar menjadi siswa disalah satu sekolah menengah atas dengan beasiswa dan berhasil lulus kuliah pula dengan beasiswa pemerintah. Begitu besar perjuanganku dan begitu lelah ceritaku di masa lampau.

**

Suara dering handphone ku membuatku tersadar dari lamunanku yang begitu rumit, aku tersadar aku telah mengahabiskan waktuku yang cukup lama hanya untuk mengenang masa laluku. Lamunan yang begitu menyedihkan itu membuat aku tersadar bahwa sekarang aku harus mengucapkan terima kasih kepada ayah, namun kulihat ayahku sedang tertidur pulas. Begitu tergambar jelas diraut wajah ayahku, garis – garis keriput yang menunjukkan rasa lelahnya dimasa muda untuk merawat dan membahagiakan keluarganya. Melihat ayah sedang tertidur membuat hatiku terasa sesak dan akupun menitikkan air mataku. Aku berjanji ayah akan menjadi putri kecil ayah yang terbaik dan berjanji akan membahagiakan ayah dan ibu. Aku akan tetap menjadi putri kecil ayah namun seorang putri kecil yang berpikir dewasa. Maaf ayah untuk semua kesalahanku, terima kasih telah menjadi ayah yang terbaik yang aku punya. Aku akan membangun istana indah dengan penuh kebahagiaan bersamamu dan ibu. Kata – kata itulah yang terucap dalam hatiku dan yang memberiku  semangat. Kuharap aku bisa meraih bintang kejora yang indah itu demi dirimu ayah..