FATWA
-FATWA LEMBAGA TETAP UNTUK RISET ILMIAH DAN FATWA,
KERAJAAN SAUDI ARABIA :
1.
Sholat di masjid yang terdapat kuburan di dalamnya.
2.
Thowaf di kuburan dan menyembelih binatang diatasnya.
3.
Tentang para wali dan karomahnya.
4.
Meminta doa kepada orang yang telah meninggal.
Dll.
Terjemah :
Seksi Terjemah Lembaga Sosial, Dakwah dan Penyuluhan Bagi Pendatang
Al Sulay – Riyadh
Saudi Arabia
Telp. 2414488 – 2410615
Fax. 2411733
P.O. Box 1419 Riyadh 11431
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
So'al: Apa hukumnya bersujud kepada kuburan dan menyembelih (hewan)
diatasnya ?
Jawab:
Bersujud diatas kuburan dan menyembelih hewan adalah perbuatan penyembah
berhala pada zaman jahiliah dan merupakan syirik besar. Karena keduanya
merupakan ibadah yang tidak boleh dilakukan kecuali kepada Alloh semata,
barangsiapa yang mengarah-kannya kepada selain Alloh maka dia adalah
musyrik. Alloh ta’ala berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي ِللَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ
الْمُسْلِمِيْنَ
[الأنعام : 162-163]
“ Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Alloh, Pemelihara semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya;
dan demikian itulah aku diperintahkan dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Alloh) “(Al
An’am 162-163)
Dan Alloh juga berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak . Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah “
(Al Kautsar 1-2)
Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan bahwa bersujud
kepada kuburan dan menyembelih hewan adalah perbuatan ibadah yang
jika diarahkan kepada selain Alloh merupakan syirik besar. Tidak
diragukan bahwa perbuatan seseorang yang bersujud kepada kuburan dan
menyembelih diatasnya adalah karena pengagungannya dan penghormatannya
(terhadap kuburan tersebut).
Diriwayatkan oleh Muslim dalam hadits yang panjang, bab Diharamkan-nya
menyembelih hewan selain Alloh ta’ala dan laknat-Nya kepada pelaku
tersebut.
عَنْ عَلِي بِنْ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنيِ
رَسُوْلُ اللهِ
ej
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ؛ لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، لَعَنَ
اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثاً، لَعَنَ
اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الأَرْضِ
“ Dari Ali bin Tholib rodiallohuanhu, dia berkata: Rosululloh
SAW menyampaikan kepadaku tentang empat hal: Alloh melaknat orang
yang yang menyembelih untuk selain Alloh, Alloh melaknat orang yang
melaknat kedua orang tuanya, Alloh melaknat orang yang melindungi pelaku
keonaran, Alloh melaknat orang yang merubah tanda-tanda bumi “
Abu Daud meriwayatkan dalam sunannya dari jalur Tsabit bin Dhohhak
radiallahuanhu, dia berkata : Seseorang ada yang bernazar untuk
menyembelih onta di Buanah (sebuah nama tempat –pent), maka
bersabda Rosululloh SAW: “Apakah disana ada berhala jahiliah
yang disembah?”, mereka berkata: “tidak“, kemudian beliau
berkata lagi: “ Apakah disana ada perayaan mereka (orang jahiliah)?“,
mereka berkata:“tidak ya Rosulullah“, maka bersabdalah Rosulullah: “
Tunaikanlah nazarmu, sesungguhnya tidak boleh ditunaikan nazar dalam
rangka bermaksiat kepada Alloh atau atas apa yang tidak dimiliki anak
Adam ” .
Hadits diatas menunjukkan dilaknatnya orang yang menyembelih untuk
selain Alloh dan diharamkannya menyembelih ditempat yang diagungkan
sesuatu selain Alloh, seperti berhala, kuburan, atau tempat yang biasa
dijadikan berkumpulnya orang-orang jahiliyah, meskipun hal tersebut
dilakukan karena Alloh ta’ala .
2. Soal: Apakah para wali memiliki karomah, apakah mereka mengatur alam
raya di langit dan di bumi dan apakah mereka dapat memberikan syafaat
–sementara mereka di alam barzakh kepada penghuni dunia atau tidak ?
Jawab:
Karomah
adalah perkara yang terjadi di luar kebiasaan yang Alloh tampakkan lewat
seorang hamba yang shaleh baik dalam keadaan hidup atau mati, sebagai
pertanda kemuliaannya yang dengannya dia dapat menolak bahaya atau
mendatangkan manfaat atau memenangkan yang haq. Hal tersebut tidak
dimiliki hamba yang sholeh tadi kecuali jika Alloh memberinya.
Sebagaimana Rasulullah
SAW
tidak dapat mendatangkan mu’jizat dari dirinya, tetapi semua itu dari
Alloh semata. Alloh ta’ala berfirman:
وَقاَلُوا لَوْ لاَ أُنْزِلَ عَلَيْهِ ءَاياَتٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّمَا
الآياَتُ عِنْدَ اللهِ وَإِنَّمَا أَنَا نَذِيْرٌ مُبِيْنٌ
[العنكبوت : 50]
“ Dan orang-orang kafir Makkah berkata: “ Mengapa tidak diturunkan
kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya ?”, katakanlah : “
Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Alloh. Dan
sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata (Al
Ankabut 50)
Demikian juga orang sholih tidak mengatur jagad raya baik yang di langit
maupun di bumi, kecuali apa yang Alloh berikan lewat sebab-sebab
sebagaimana manusia pada umumnya, seperti bertani, membangun, berdagang
dan yang semacamnya dari perbuatan manusia atas izin Alloh ta’ala. Dan
tidak mungkin mereka memberikan syafa’at sedang mereka di alam barzakh
kepada seseorang makhluk baik dia dalam keadaan hidup atau telah
meninggal.
Alloh ta’ala berfirman:
وَلاَ يَمْلِكُ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ الشَّفَاعَةَ إِلاَّ
مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
[
الزخرف : 87 ]
“ Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Alloh tidak dapat
memberi syafa’at; akan tetapi ( orang yang dapat memberi syafaat ialah)
orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya) “
(Az Zukhruf 86)
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
[
البقرة : 255 ]
“
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Alloh kecuali seizin-Nya “
(Al Baqarah 255)
Siapa yang berkeyakinan bahwa mereka (para wali) mengatur alam raya ini
atau bahwa mereka mengetahui hal yang ghoib maka dia kafir berdasarkan
firman Alloh ta’ala :
للهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا فِيْهِنَّ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ
[
المائدة :120 ]
“ Kepunyaan Alloh-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada
didalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu “
(Al Maidah 120)
قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ
اللهُ
[
النمل : 65 ]
“ Katakanlah : “ Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Alloh “
(An Naml 65)
Firman Alloh ta’ala memerintahkan nabi-Nya yang dapat menghilangkan
kerancuan dan memperjelas yang haq :
قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ
وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا
مَسَّنِيَ السُّوْءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُوْنَ
[
الأعراف : 188 ]
“ Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku, tidak
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan
sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan
sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan . Aku tidak
lain hanya pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi
orang-orang beriman “
(An Naml 188)
.
3.
So'al: Apa hukumnya thowaf di sekitar pekuburan para wali ? dan
menyembelih binatang dan bernazar diatasnya ?. Siapakah yang disebut
wali dalam ajaran Islam. Apakah diperbolekan minta doa kepada mereka,
baik ketika hidup ataupun telah meninggal ?
Jawab:
Menyembelih
untuk orang mati atau bernazar untuk mereka adalah perbuatan syirik
besar. Dan yang disebut wali adalah mereka yang patuh kepada Alloh
dengan ketaatan, lalu dia mengerjakan apa yang Dia perintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarangnya meskipun tidak tampak padanya karomah.
Dan tidak diperbolehkan meminta doa kepada mereka atau selain mereka
jika mereka telah meninggal. Sedangkan memintanya kepada orang-orang
shalih yang masih hidup diperbolehkan . Adapun thowaf di kuburan tidak
diperbolehkan, thowaf merupakan pekerjaan yang dilakukan hanya di depan
Ka’bah. Maka siapa yang thowaf di depan kuburan dengan tujuan beribadah
kepada penghuninya maka perbuatan tersebut merupakan syirik besar. Jika
yang dimaksud adalah beribadah kepada Alloh maka dia termasuk bid’ah
yang munkar, karena kuburan bukan tempat untuk thowaf dan sholat
walaupun tujuannya adalah meraih ridho Alloh.
4. So'al:
Bolehkan
sholat di masjid yang didalamnya terdapat kuburan, disebabkan tidak ada
pilihan lain lagi, karena tidak ada masjid selainnya . Artinya jika
tidak melakukan shalat di masjid tersebut maka tidak dapat melakukan
shalat berjamaah dan shalat jum’at ?
Jawab:
Wajib memindahkan kuburan yang terdapat di dalam masjid ke pekuburan
umum atau yang semacamnya. Dan tidak boleh sholat di masjid yang
terdapat satu atau lebih kuburan. Bahkan wajib mencari masjid lain
semampunya yang tidak terdapat didalamnya kuburan untuk shalat Jum’at
dan jamaah.
5.
So'al: Apa hukumnya sholat di masjid yang terdapat kuburan ?
Jawab:
Tidak
diperbolehkan bagi setiap muslim untuk shalat didalam masjid yang
terdapat didalamnya kuburan. Dalilnya sebagaimana terdapat riwayat dalam
Ash-shohihain dari Aisyah rodiallohu-anha bahwa Ummu
Salamah menyebutkan kepada
Rosululloh
SAW adanya gereja yang dia lihat di negeri Habasyah dan didalamnya
terdapat gambar-gambar, maka Rosulullah SAW bersabda: “ Mereka adalah
seburuk-buruknya makhluk disisi Alloh “, diantara dalil yang lain
adalah apa yang diriwayatkan Ahlussunan dari Ibnu Abbas
rodialluanhuma dia berkata:“
Rosululloh
melaknat para wanita yang menziarahi kuburan dan yang membangun masjid
diatas kuburan serta meletakkan penerangan (lampu) “.
Terdapat juga dalam Ash-Shohihain dari Aisyah rodiallauanha
bahwa dia berkata :
Rosululloh
SAW bersabda: “ Alloh melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani karena
mereka menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid “.
|