Mudhaffir Qutuz, memukul mundur tentara Mongol

(Tulisan ini diambil dari Majalah Anak "Permata Sunnah" edisi 14 tahun 2004 yang aslinya bersumber dari 4 buah kitab: Al Alamul Islami, Taarikhuhu Wa Hadharatuhu, Tarikh Daulah Abbasiyah, Bidayah Wa Nihayah)

 


Kerajaan Mongol, adalah sebuah kerajaan yang terletak di wilayah Mongolia dan Siberia. Rajanya bernama Genghis Khan dengan tentaranya yang disebut Pasukan Tartar. Disebabkan oleh ketamakannya, pada tahun 616 H Raja Mongol ini menyerang salah satu Kerajaan Islam yang berbatasan dengan wilayahnya, yaitu Kerajaan Khawarizm. Sejak itu, mulailah sejarah buruk dalam sejarah Islam.

Satu per satu wilayah kekuasaan Kerajaan Khawarizm jatuh ke tangannya. Diantaranya adalah Bukhara, Samarkand, Muru, Naizabur dan lainnya. Perlawanan yang dilakukan tentara Khawarizm tidak begitu berarti di hadapan tentara Tartar,

Pasukan Tartar tidak merasa puas dengan jatuhnya Kerajaan Khawarizm. Sehingga secara terus menerus pasukan tamak itu melakukan penyerangan ke daerah-daerah Islam, hingga ibukota kerajaan Islam Dinasti Abbasiyah pun jatuh ke tangan mereka. Itu terjadi pada tahun 656 H. Padahal waktu itu, Dinasti Abbasiyah merupakan kerajaan yang besar.

Pasukan Tartar terkenal dengan kekejamannya, jika menaklukan suatu negeri, mereka banyak melakukan pembakaran, merusak bangunan-bangunan, membunuh wanita, anak-anak, dan orang-orang yang sudah menyerah, serta membakar buku-buku pengetahuan. Jarang ada yang bisa lolos melarikan diri dari mereka. Jumlah orang yang terbunuh di tangan pasukan Tartar sangat banyak. Mereka memerintahkan orang-orang Islam untuk makan babi dan minum khamr, juga melarang adzan di masjid-masjid. Kaum Muslimin sangat menderita dan dihantui rasa takut yang teramat sangat terhadap tentara Mongol ini. Kaum Muslimin seakan-akan merasa putus asa dan menganggap bila tentara Mongol tidak akan terkalahkan.

Sesudah Baghdad, Negeri Syam pun jatuh ke tangan mereka. Kemudian mereka mengincar Mesir, yang kala itu diperintah oleh Mudhaffir Saifudin Qutuz bin Abdullah Al Ma'zi, yang lebih dikenal dengan nama Mudhaffir Qutuz. Dia seorang raja yang cerdik, penunggang kuda yang ulung, pemberani, banyak mengerti masalah-masalah agama Islam dan dicintai oleh rakyatnya.

Hulaghu Khan, pengganti Genghis Khan mengirim surat yang penuh ancaman kepada Mudhaffir Qutuz. Dia memintanya untuk taat dan menyerah sepenuhnya kepada Kerajaan Mongol. Qutuz lalu bermusyawarah, yang akhirnya diputuskan bahwa tentara Islam tidak akan tunduk kepada seruan itu. Untuk itu, Qutuz segera mempersiapkan bala tentara yang besar. Pasukan Mesir digabung dengan pasukan Syam yang kalah melawan Mongol, serta ia membangkitkan semangat juang pasukannya untuk menghadapi tentara Tartar. Dia berharap bisa mendahului musuhnya dalam penyerangan.

Sebagai langkah awal, Qutuz mengirimkan pasukan perintis (pelopor) ke arah selatan Syam, di bawah pimpinan Bibras Al Bandakdari. Maka bertemulah pasukan ini dengan sebagian pasukan Mongol di suatu daerah dekat Ghaza. Dengan izin Alloh, pasukan perintis ini berhasil mengalahkan musuh. Pasukan Mongol ini kaget. Mereka tidak menyangka bila pasukan gabungan ini bisa mengalahkan mereka.

Berikutnya kaum Muslimin bersama Mudhaffir Qutuz berusaha melakukan serangan mendadak terhadap tentara utama Mongol. Dua pasukan bertemu di daerah yang bernama Ainuljalut, sebelah selatan Palestina pada hari Jum'at tanggal 25 Ramadhan 658 H. Terjadilah pertempuran yang sangat besar. Dan alhamdulillah, kemenangan berada di pihak Islam. Sebuah kemenangan yang telak, bahkan pemimpin pasukan Mongol yang bernama Abgha juga tewas terbunuh. Tetapi kemenangan ini pun harus dibayar mahal oleh kaum Muslimin, yaitu dengan gugurnya pemimpin mereka fi sabilillah, Mudhaffir Qutuz.

Sejak kemenangan itu, kaum Muslimin kian bersemangat dan sedikit demi sedikit merebut kembali wilayah yang telah dijajah bangsa Tartar, seperti Damaskus dan Halb. Mereka mendesak mundur tentara Mongol dari satu tempat ke tempat lain, hingga mereka tidak bisa memberikan perlawanan terhadap tentara Islam ini, dan kemudian meninggalkan Syam.

 

Kembali ke Halaman Utama Lihat Tulisan Lainnya

 

 

Hosted by www.Geocities.ws

1