Serangan 11 September yang
masih belum jelas siapa pelaku sebenarnya itu sebenarnya telah menimbulkan
berbagai macam akibat terhadap umat Islam. Sebagian umat Islam mengalami tekanan
dan kekerasan. Di sisi lain ternyata, peristiwa tersebut memicu sebagian orang
untuk mempelajari Islam dan akhirnyapun mereka masuk Islam. Begitu Pula yang
terjadi di Australia, sekutu kental Amerika Serikat.
Laporan Australian
Broadcasting Corporation (ABC) menyebutkan, sejak serangan 11 September di AS,
jumlah warga negara Australia yang masuk Islam meningkat tajam. Menurut ABC,
lebih dari 15.000 warga negara Australia di Queensland beralih memeluk Agama
Islam sejak peristiwa 11 September.
Salah seorang Mualaf yang
sebelumnya beragama Katholik, Omar Boswood menceritakan bagaimana akhirnya ia
memilih masuk Islam. "Saya memulainya dengan mencari tahu dan saya mengambil
keputusan berdasarkan apa yang telah saya ketahui dan saya baca, sayapun
akhirnya memahami dan menyadari keindahan Islam." kata Omar, yang sebelum masuk
Islam bernama Ryan Boswood.
"Saya akan jujur, tapi Injil
yang mendorong saya pada Islam karena banyak pertanyaan saya yang tidak terjawab
di Injil dan saya menemukan jawabannya di Al Qur'an." kata Omar yang baru
setahun menjadi Mualaf.
Sebelumnya, Boswood selalu
menyebut warga Muslim dengan kata-kata yang buruk. Ia bahkan sempat berpikir
untuk bergabung ke dinas militer agar bisa menyerang orang Islam menyusul
serangan 11 September. "Setelah saya melihat peristiwa 11 September, saya
betul-betul mendaftarkan diri untuk menjadi tentara, tapi saya menderita asma
sehingga saya tidak diterima." kisahnya.
"Tapi waktu itu saya sama
sekali tidak paham tentang Islam dan umat Islam, dan saya tidak punya pikiran
untuk mengetahui apa itu Islam." ujar Boswood.
Seperti banyak terjadi di
negara lain, peristiwa 11 September yang justru mendorong untuk mencari tahu
tentang Islam.
"Apa yang terjadi di dunia
memang menyedihkan, tapi peristiwa-peristiwa itu mendorong kita untuk melampaui
batasan-batasan itu dan melihat persoalan yang ada, sehingga kita mendapatkan
kesempatan yang lebih besar untuk berbicara pada orang banyak tentang Agama
Islam." kata Uzair Akbar, seorang imam di Queensland.
Berita baik lainnya adalah
larangan berjilbab di sekolah ternyata malah ditentang oleh Menteri Pendidikan
Australia sendiri. Brendon Nelson, Menteri Pendidikan Australia, menolak seruan
agar pemerintah Australia menerapkan larangan berjilbab di sekolah-sekolah umum.
"Sejauh ini, pemerintah
Australia menghormati hak semua anak-anak Australia untuk bersekolah yang
menurut orang tua mereka paling baik dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka
dan mengenakan simbol-simbol yang sesuai dengan keyakinan dan afiliasi agama
mereka sepanjang mereka konsisten dengan seragam sekolah-sekolah yang
bersangkutan." papar Nelson.
Nelson menegaskan hal
tersebut setelah bertemu dengan para kepala sekolah Islam, membicarakan masalah
pengajaran nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Australia. Pernyataan Nelson
itu sekaligus mematahkan seruan seorang anggota parlemen dari kelompok liberal,
Brownwyn Bishop yang menginginkan agar Australia menerapkan larangan berjilbab
di sekolah-sekolah.
Berita perkembangan Islam di
Australia ini mencuat di tengah ketegangan warga minotitas Muslim setelah
Australia memperketat penerapan undang-undang anti terorismenya gara-gara
serangan bom di London, 7 Juli 2005 kemarin.
|