Kisah singkat
ini, merupakan perjalanan Sains dan Perpustakaan SMA 8 Jakarta. Satu dari
sekian Kelompok Ilmiah Remaja yang masih bertahan sampai sekarang. Sejak
pertama kali didirikan 14 tahun lalu, anggota kelompok ini mnakin tahun
rnemang makin banyak. Apalagi. sejak kegiatan ini ditahbiskan sebagai
salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang resmi berdiri di sekolah itu.
Tak kurang 150 murid, bergabung dalam kelompok ini setiap tahun. Dan sebagiari
besar dari jumlah itu adalah murid kelas satu dan dua. Mengapa begitu
banyak?
"Memang
banyak yang berminat. Apalagi aktivitas mereka dalam kegiatan ini juga
dinilai," kata Fajar. Karena itu, mungkin mereka berpikir tak tak
ada ruginya untuk bergabung, Bahkan mungkin malah beruntung. Karena di
kelompok ini, mereka bisa melakukan sesuatu yang mungkin tak termasuk
dalam kurikulurn resmi sekolah. Seperti Aplikasi teknologi, misalnya.
"Aktivitas itu kan tak ada pelajaran resminva. Kecuali teori yang
bisa diambil dari pelajararan Fisika," kata Muhamad Fajar,
sang ketua kelompok.Jelas Fajar bermaksud bahwa aktif dalam kelompok yang
dipimpinnya, tak ada ruginya. Semua kegiatan yang dilakukan sangat menunjang
apa yang dipelajari di sekolah. Dan itu tak terbatas hanya pada bidang
teknologi saja. Karena di kelompok (ini), bidang kegiatan yang ada cukup
beragam. Mulai dari biologi, fisika, kimia. sampai sosial. Setiap anggota
bebas memilih bidang mana yang menarik buat mereka. Dan yang menarik,
setiap anggota tak rnesti memilih bidang minat sesuai dengan jurusan sekolahnya.
Bisa saja murid jurusan Al ikut kegiatan sosial atau teknologi. "Kalau
mereka memang berminat, silahkan saja," kata Fajar lagi.
Sebagian
besar kegiatan yang mereka lakukan di kelornpok ini adalah penelitian.
Karena itu mernang menjadi ciri aktifitas kelompo. Apapun bidang yang
dipilih. sernua sudah pasti akan berakhir dengan penelitian. Tapi tentu
saja sernua dilakukan secara bertahap. Tak semua anggota anggota dengan
sendiri bisa langsung meneliti. "Terutama yang kelas satu,"
kata Fajar. Mereka lebih dulu hrus mengikuti berbagai kegiatan awal, sebelum
melakukan penelitian sendiri. Misalnva, memarmi lebih jauh apa itu penelitian,
bagaimana metodenya, dan sebagainya. Termasuk pengetahuan tentang bagaimana
harus mengelola kelompok serupa itu. Pengetahuan dasar itu tentu saja
tak mereka cari sendiri. Tapi mereka gali lewat kerjasama dengan LIPI.
Dari sana mereka menggali semua pengetahuan dasar itu. kemudian rnereka
praktekkan sendiri.
Tentu saja
sendiri di sini, tidak mereka maksudkan dalarn arti sebenarnya. Bimbingan
tetap ada, hanya caranya saja yang rnungkin tidak langsung. Berhubungan
dengan pembimbing baru akan mereka lakukan jika mereka mernang menemui
kesulitan. Kecuali itu, mereka juga masih akan diwajibkan untuk membuat
laporan yang akan dinilai oleh guru pembimbing. Semua ini memang sengaja
diterapkan untuk merangsang kreatifitas dan inisiatif siswa. "Jika mereka
memang benar-benar berrninat, mereka pasti akan senang rnelakukannya,"
kata Fajar. Dan ini merupakan jenjang kegiatan yang harus dilewati setiap
anggota. Tahap berikutnya, pada sekali dalam setahun -biasanya dalam liburan
semester- mereka rnelakukan kegiatan praktek lapangan (KPL). Ini pun tidak
sepenuhnya mereka lakukan sendiri. Biasanya mereka akan meminta beberapa
pembimbing dari himpunan profesi, seperti Biological Science Club
(BScC Universitas Nasional) atau alumnus mereka yang sudah kuliah di tingkat-tingkat
akhir.
Semua hasil
penelitian lapangan ini, tiga bulan kernudian harus mereka pertanggungjawabkan
keabsahannya lewat seminar, tiga bulan kemudian. Dan yng hadir bukan curna
sesama anggota. Tapi juga beberapa ahli yang sengaja diundang untuk memberikan
penilaian terhadap hasil penelitian yang mereka lakukan. Pendeknya. mereka
mencoba mengikuti sernua prosedur penelitian ilrniah. Tak beda dengan
para mahasiswa tingkat skripsi. Dan kini, tak cuma kegiatan penelitian
seperii ini yang mereka lakukan. Beberapa kelompok biding minat lain,
seperti bahasa Inegris dan kornputer,sudah mereka bentuk. Meskipun memang
kegiatannya masih terbatas hanya sekali dalam tiga rninggu. Jarang rnemang.
Tapi dari kegiatan yang jarang itu raja, kelompok ini mampu menghasilkan
25 hasil penehtian setiap tahunnya. Dan tak jarang di antaranya, hasil
penelitian itu bisa menang dalam LKIR-LIPI.
Beberapa
hasil penelitian yang telah mereka lakukan antara lain, "Hubungan Keberadaan
Banteng dengan vegetasi hutan" dan "Identifikasi plankton". Sedangkan
untuk teknologi, mereka juga menghasilkan beberapa karya. Antara lain.
konstruksi jembatan kayu tahan beban dan alat pengusir nyamuk elektronik.
Di luar penelitian dua bidang itu, mereka juga masih membentuk satu kelompok
bidang minat Matematika. Meskuipun sebenarnya ini termasuk susah, tapi
justru banyak peminatnya. Bahkan karena banyaknya perninat. untuk bidang
ini mereka sengaja mengadakan kompetisi. Peserta tentu aaja tak:cuma anggota,
tapi juga siswa sekolah lain."Ini memang menjadi tradisi sekolah
kami. Tahun ini berarti kami sudah melakukan untuk yang ke tujuh kalinya,"
ungkap Fajar.
o
mek
|