Jumpa Kerabat: Antara Harapan dan Kenyataan (Catatan khusus Bagi Yang Teribat)

oleh Andy Alayubbi (JIP98)

Setiap kali kita melihat muka – muka baru di gedung 8 ini, maka 
terlihat pula tampang–tampang bingung mereka. Mereka bertanya, mau ngapain disini, apa yang dipelajari di JIP, apa lahan kerjanya nanti, kenapa JIP punya gedung sendiri, kenapa JIP masuk Fakultas Sastra dan seabrek pertanyaan lainnya. Mereka itulah para mahasiswa baru JIP-FSUI yang butuh bimbingan kita, para seniornya. Sudah selayaknya kita membantu mereka apa adanya. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka dibuatlah acara yang kondang dikenal dengan Jumpa Kerabat (JK).

Bagi setiap muka – muka baru itu istilah JK atau inisiasi pasti bergelayut dipikirannya kesan negatif. Namun sebenarnya JK diadakan sebagai ajang perkenalan dengan dunia kerja, kampus yang berbeda dengan keadaan semasa di SMA. Disana diperkenalkan juga tentang JIP secara keseluruhan. Namun pikiran–pikiran negatif mereka tentang acara tersebut tidak bias begitu saja. Sekarang yang terpenting ialah, bagaimana pelaksana acara untuk mengintrospeksi diri, apakah cara – cara yang telah dilakukan sebelumnya sudah sesuai atau belum dengan harapan yang diinginkan.

Setiap kali mendengar kata inisiasi atau JK atau apapun namanya, 
pikiran kita akan langsung terbayang pada proses perploncoa, dominasi senior/alumni terhadap anak baru. Cuaca dingin puncak dan tentunya temu alumni yang semarak selalu ada dalam kegiatan tersebut. Namun sayangnya JK seakan merupakan suatu kewajiban yang wajib dilaksanakan oleh tiap–tiap angkatan sebagai suatu tradisi di kalangan keluarga JIP-FSUI.

Setiap kali kita mengadakan JK pada sisi panitia selalu diuji dengan tingkat kesabaran, kompromi dan toleransi yang tinggi, akibat keanekaragaman pribadi individu – individunya. Disinilah letak keunikan dan nilai plus dari JK itu sendiri. Kebersamaan mereka selama ini menghadapi cobaan berat. Apakah mereka akan terpecah – pecah atau malah sebaliknya, mereka akan semakin dekat dengan perbedaan yang ada.

Setiap kali JK diadakan, maka peran IMAJIP pun dipertanyakan. Ada 
kesan bahwa tanpa IMAJIP, JK tetap berjalan. Seharusnya IMAJIP selaku lembaga legal formal tingkat jurusan dapat menaungi acara tersebut. Hal ini bisa dijadikan acara atau kegiatan salah satu bidang yang pelaksanaannya dilimpahkan per-angkatan. IMAJIP juga seharusnya bertanggung jawab penuh terhadap jalannya kegiatan tersebut.

Setiap kali kita ingat hal – hal tersebut, ingatkan pula diri kita, 
bahwa kita juga pernah mengikuti JK dengan penilaian kita masing – 
masing. Maka yag baik ambilah dan yang buruk buanglah jauh – jauh. Seorang yang bijaksana akan mengatakan barang siapa melakukan sesuatu hari ini lebih baik dari kemarin, maka beruntunglah ia, jika hari ini lebih buruk dari kemarin rugilah ia dan jika hari ini sama saja dengan kemarin, maka sia–sialah hidupnya.

Dan setiap kali kita hendak menulis , mulakanlah dengan bismillah dan 
sudahilah dengan alhamdulillah. (AP/IP/13-06-2001)

BACK TO MAIN

 

Hosted by www.Geocities.ws

1