Kisah Kecil |
||
cerpen-cerpencerpen-cerpen |
cerpen-cerpencerpen-cerpen |
|
Suatu
hari di sebuah desa terpencil. Ada sepasang Begitu
hari-demi hari dilalui dengan penuh rasa Sampai
suatu hari sepulang dari sawah keduanya |
begitu
jawab istrinya sambil tersenyum. Pak Petani hampir tak percaya. Iya Ibu?
Ia langsung menyungkur sujud syukur kepada Allah. Terima kasih Ya Allah.
Bulan
demi bulan berjalan mereka bahagia. Hanya kelakuan si Doggy jadi berubah.
Kadang tak mau disuruh. Ia tampak murung, buntutnya yang biasanya
berdiri kini menyulur ke bawah. "Mungkin dia cemburu bu," kata
Pak Tani. Perhatian terhadap Doggy kini terbagi dengan calon bayi.
Sembilan
bulan kemudian buah hati yang didambakan lahir sudah. Seorang bayi
laki-laki yang tampan. Suasana rumah menjadi tambah semarak. Tapi Si
Doggy semakin berubah. Suatu hari istrinya menyuruh Doggy untuk
menjaga rumah, karena ia akan ke sawah mengantarkan makanan untuk Pak
Tani. Sore hari ketika mereka pulang setelah seharian bersawah. Sesampainya
di depan rumah sang Si Doggy menggonggong keras sambil
melambai-lambaikan ekornya. Ia seolah-olah ingin menunjukkan kebanggaan
kepada tuannya. Sementara di mulutnya penuh darah. Keduanya Pak
Petani dan istrinya langsung menyerbu masuk ke rumah. Betapa kagetnya
mereka melihat anak bayinya yang tertidur pulas, masih utuh. "Oh
anakku," ibu memeluk buah hatinya. Di sebelah bayi itu nampak
seekor ular sanca besar yang sudah hilang kepalanya mati. Pak Tani
tertegun dan menangis. Ia meraung menyesali. Ya Allah. Amal Saleh dan
kesabaran yang |
*