Sumber
: MATALA BIOGAMA
Bagi
seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam baik itu alam
pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya
alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang
menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta
sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan
pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.
Dasar
dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:
Peta
yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang
menyajikan gambaran relief permukaan
bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis
yang disebut garis contour. Atau dengan kata lain garis contour adalah garis
yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus
dipahami dalam membaca peta topografi adl mengartikan bentuk bentuk garis
contour dengan benar, apakah
bentukan itu berupa punggungan, lembah,jurang,
sungai,sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang
tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan,
dan sebagainya. Hal hal tersebut mutlak
dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.
Tak
kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari
skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi
medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama
dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta,
garis contour dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit
banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam
orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan
tergambar dalam peta(pada contour), ternyata belum tergambar karena keliru
dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1
: 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang
sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil
Kita
sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah
contournya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti
kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan
orientasi yang terkecil dapat dihindari.
Kompas
yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis yaitu:
a.
Kompas bidik jenis prisma
b.
Kompas orientasi (kompas Silva)
Pada
dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
Mengetahui
arah
Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet Bumi.
Membidik
sasaran
Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung dapat diketahui. Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda "N"(North) dapat segaris dengan jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat diketahui,
Sebelum
masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda
medan pada peta. Misalnya nama
puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini
dapat diketahui dgn membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke
pada
penduduk.
Langkah
selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta
atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan benatng alam yang
sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :
a.
Dengan kompas prisma
1.
Letakkan peta pada bidang datar
2.
Bentangkan kompas di atas peta
3.
Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y
peta
4.
Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas, sampai
jarum kompas dengan garis rambut sejajar
dengan sumbu Y Peta.
b.
Dengan kompas silva
1.
Letakkan peta pada bidang datar
2.
Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian
letakkan di atas peta
3.
Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga
sejajar dengan sumbu Y peta.
4.
Geser/ putar‑putarkan peta tanpa merubah posisi
kompas sampai jarum kompas dengan tanda panah penyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.
Bila
semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah
terorientasi.
Plotting
adalah
Menggambar
atau membuat titik di peta
Membuat
garis di peta
Menggambar
/ membuat tanda tanda tertentu di peta Plotting berguna untuk membantu kita
dalam membaca peta.
Contoh
cara plotting di peta:
Regu Wana Demit berada pada posisi koordinat di titik A (3986:6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan regu Wana Demit Agar menuju Koordinat T(402D:6268)
+
1301 m dpl.
Langkah
langkah dalam plotting di peta :
1.
Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor.
Pembacaan
koordinat dimulai dari sumbu X
dulu, setelah itu baru sumbu Y. (X ; Y).
T
( 4020 : 6286 )
2.
Plotting sudut peta dari A ke T
Tarik
garis dari A ke T
Ukur
besar sudut A ke T dari titik A ke arah garis AT dengan busur derajat/ kompas
orientasi
Pembacaan
sudut menggunakan sistem Azimuth (0‑360°) searah putaran jarum jam.
Sudut
ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
3.
Interpretasi peta untuk menentukan lintasan yang
efisien dari A menuju T.
Interpretasi ini dapat berupa garis lurus atau berkelok-kelok mengikuti bentuk jalan setapak, bentuk alur sungai ataupun punggungan. Harus di pahami betul bentuk garis‑garis contour.
4. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhFaktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
Kemiringan lereng
panjang lintasan
keadaan dan kondisi medan ( hutan lebat, semak
berduri, gurun pasir, ataupun berbatuan).
Keadaan cuaca rata‑rata
Waktu pelaksanaan ( pagi,siang,atau malam)
kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yg
dibawa
5.
Bergerak dari A menuju ke T
Catatan
: sebelum bergesak biasakan melakukan check ulang segala kondisi yang ada.
Vivat
et Floreat '
kompas
prima
nama
bagian-bagiannya
kotak
kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet
kaca
kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat
pelat
yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut
garis
petunjuk yg bercahaya
lingkaran
kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya
gelang
kaca dari tembaga
tutup
kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir
pelindung
pelindung
kaca
sekrup
pengapit
prisma
yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan
takik
Orientasi
peta dengan kompas prisma