{"id":54,"date":"2020-04-09T15:55:05","date_gmt":"2020-04-09T15:55:05","guid":{"rendered":"http:\/\/localhost\/buatpbn\/pertanianterpadu\/?p=54"},"modified":"2020-04-10T02:53:11","modified_gmt":"2020-04-10T02:53:11","slug":"budidaya-ayam-serama-asli-malaysia","status":"publish","type":"post","link":"http:\/\/localhost\/buatpbn\/pertanianterpadu\/budidaya-ayam-serama-asli-malaysia\/","title":{"rendered":"Budidaya ayam serama asli Malaysia"},"content":{"rendered":"

Kisah Somad di sinetron yang kini dibuat jilid ke-2 itu mirip kisah perjalanan sosok serama di Malaysia. Sejak pertama kali diperkenalkan pada 1990-an di kontes ayam hias di Bukit Batu Pahat, Perlis, Malaysia, sampai menginjak pertengahan 2003, ayam serama itu sudah 3 kali bersalin rupa. Seperti Somad yang bersalin macho, serama super A, generasi terbaru menjadi buruan kolektor mancanegara.<\/p>\n

Setiap generasi yang diciptakan, sosok dan bobot ayam liliput itu semakin kecil. \u201cSaat ini generasi terbaru, serama super A sudah berbobot 250\u2014300 gram,\u201d ujar Albert Tan, pengasuh situs serama.com. Serama super A diakui yang terkecil di dunia. Jantan berbobot lebih besar dibanding betina dan tinggi 20\u201425 cm. Betina lebih pendek, 18\u201420 cm. Bandingkan dengan ayam katai jepang yang berbobot lebih dari 4\u20145 kali lipat, 1,25\u20141,5 kg dan tinggi 30\u201435 cm.
\nGenerasi terbaru<\/p>\n

Kehadiran ayam serama generasi terbaru itu langkah maju dalam perkembangan serama di Malaysia. \u201cBertambah kecil bukan berarti cebol, tapi tetap proporsional,\u201d ujar The Leong Toh penangkar di Pulau Penang, Malaysia. Buktinya, penampilan serama tetap gagah dengan dada membusung bak kesatria. Dengan tubuh kecil, ekor lawi (ekor pedang, red) ayam liliput itu tampak kian menjulang.<\/p>\n

Generasi terbaru itu silangan dari sesama serama pilihan. \u201cJantannya berasal dari Sri Selangor dan betina anakan Sri Penang,\u201d ujar Albert Tan. Sepasang induk itu legendaris di zamannya. Di saat jaya, Sri Selangor merengkuh 26 kampiun di berbagai arena kontes. Sri Penang mengoleksi 16 gelar.<\/p>\n

Sri Selangor menitiskan ukuran tubuh dan bobot yang kecil. Keturunan betina Sri Penang mewariskan keunggulan corak tubuh. Maklum semasa hidup Sri Penang memiliki corak bulu terang menawan bak lukisan. Corak tubuh perpaduan kuning keemasan dan merah serta hitam, (Prospek Bisnis Menjanjikan Budidaya Ayam Seramah<\/strong><\/a> ). Itu berbeda dengan generasi pertama yang didominasi corak red jungle fowl, merah \u2014 hitam \u2014 cokelat. Keistimewaan lain, Sri Penang memiliki dada menonjol.<\/p>\n

\"ayam<\/p>\n

Ayam serama Berbobot dan tinggi<\/h3>\n

Menurut Chooi\u2014sapaan akrab The Leong Toh\u2014perbedaan antargenerasi ayam serama sebetulnya berkutat pada ukuran bobot dan tinggi. ayam serama generasi pertama yang diciptakan pada 1990-an berbobot 500 gram dan tinggi 25 cm. Serama yang kemudian disebut serama B itu kini mulai merambah di tanah air. Serama B memiliki kaki lebih panjang dan sayap mengantung. \u201cDi sini dipanggil sebagai serama kapan (kaki panjang, red),\u201d tutur ayah 2 putra itu. Di Malaysia, serama kapan sudah ditinggalkan.<\/p>\n

Persilangan selanjutnya menghasilkan serama A yang mencapai bobot dibawah 300 gram dan tinggi 20\u201422,5 cm. Selama 1995\u20142002 serama berkaki pendek dan sayap tak menggantung itu sangat populer. Bila diperhatikan, sayap serama A sudah tersampir di sisi tubuh seolah menutupi kaki. Sosok tubuh pun sedikit berubah. Kepala lebih tertekuk ke belakang lantaran dada membusung. \u201cSerama A banyak dimiliki oleh hobiis di sini,\u201d ujar Khor Ah Peng Ketua perkumpulan serama di Kedah, Malaysia.<\/p>\n

Sedikitnya penangkar penghasil ayam serama super A di Malaysia diakui Chooi lantaran sulit mendapatkan induk berkualitas. Kalaupun bisa, harga indukan menjulang tinggi. Saat pertanianterpadu<\/a> berkunjung ke farm Chooi akhir Juni 2019, pembeli asal Inggris berani memborong 7 serama super A seharga masing-masing \u00a3500 setara Rp9-juta per ekor. \u201cCukup mahal tapi dia mau,\u201d ujar Alber Tan.<\/p>\n

Toh meski serama super A di Malaysia masih terbatas, upaya penciptaan serama yang lebih kecil malah terus dilakukan. \u201cKami sudah menyeleksi beberapa induk untuk mendapatkan serama berbobot 200\u2014 250 gram dan tinggi 15 cm dalam 2 tahun ke depan,\u2019\u2019ujar Chooi. Jika itu betul-betul terjadi sebutan serama raja Pun akan disematkan pada generasi paling anyar itu.<\/p>\n

Malaysia’s tiny, strutting serama fowl gains fans<\/a><\/p><\/blockquote>\n