Mungkin perjalanan hidup saya hanya merupakan impian kosong bagi sebagian orang. Adalah hal yang wajar bila seorang anak laki-laki ingin berpetualang, tapi hanya sedikit orang benar-benar mewujudkannya. Desakan keinginan dan kebutuhanlah yang pada waktu itu membuat saya membulatkan tekat, meningkan kota Semarang, selepas SMA tahun 1989. Kesukaran dan kesulitan datang silih berganti baru pada saat itulah saya bersyukur sudah dididik keras dengan disiplin militer oleh orang tua saya.Marabahaya diperantauan yang kadang tiada ampun, saya hadapi dengan tabah.Saya percaya pada bekas ilmu beladiri yang pernah saya pelajari ketika masih remaja, seperti silat jawa, Kempo,Karate,Merpati Putih, Tae Kwon-Do, Tenaga dalam juga ilmu kebathinan dan pengobatan. Pada waktu itu yang menjadi andalan dan kebanggan saya adalah ";Lembu Sekilan"; ilmu jawa (ilmu yang mampu menahan pukulan dalam jarak 1 jengkal tangan) dan "Bagas Pathi" (ilmu memasukkan unsur api dalam tubuh lewat tenaga dalam, sehingga lawan yang terkena akan melepuh kulit maupun isi perut dalam 7 hari). |
Pengembaraan saya dimulai di pulau Dewata kemudian ke Kalimantan disana saya bekerja di sebuah perusahaan kayu sebagai cruser menjelajah hutan pedalaman Kalimantan selatan hingga Kalimantan Tengah. Benar-benar suatu profesi yang memuaskan jiwa petualangan saya, Pekerjaan saya membuat saya bersahabat dengan masyarakat suku DAYAK, melihat minat saya yang begitu besar terhadap ilmu beladiri, merekapun mengajarkan ilmu silat Dyak yang sangat terkenal bernama "Silat Bangkoi", silat ini mengambil teknik-teknik dan tingkah laku monyet hutan yang memungkan kita berlari di kegelapan hutan rimba tanpa alas kaki dan suara, juga ilmu MANDAW : Pedang suku Dayak serta ilmu Pengobatan dan kebathinan.. Pengembaraan di Kalimantan juga memungkinkan saya bertemu dan bersahabat dengan seorang pesilat handal dari tanah Bugis, yang berkenan mengajar beberapa jurus ilmu silatnya.Kemudian saya kembali ke kota Banjarmasin, dan mengangkat beberapa orang murid, yang salah satunya seorang petinju. |
Setelah 2 tahun di Kalimantan timbul niat saya untuk mengadu nasib di negeri orang, Australia negara tujuan saya rencana saya adalah menuntut ilmu. Dengan uang saku seadanya pada tahun 1991, sayapun terbang ke Melbourne.Tapi ternyata disanapun saya harus menghadapi banyak masalah, karena perbedaan warna kulit dan ada usul saya, yang membuat mereka merasa berhak mengganggu saya. dari mulai perkelahian-perkelahian dijalanan sampai usaha penodongan di stasiun kereta. Suatu sore sepulang dari bekerja di bengkel, dalam usaha untuk mencari uang tambahan guna menyambung hidup sehari-hari, cuaca dingin sekali, sesampainya distasiun Victoria saya ingin buang air kecil, saya langsung saja ke toilet sudah menjadi kebiasaan saya untuk membuang air kecil dengan hanya membuka resleting celana, tampa membuka ikat pinggang. Tiba-tiba sebuah benda dingin menyentuh punggung saya, saat itu saya menyadari seseorang telah menodong saya dengan pisau lipat dan seorang temannya memaksa saya membuka ikat pinggang, Saya menjadi bingung sekali kenapa dia ingin melepas ikat pinggang saya, masa dia ingin ikat pinggang kulit yang jelek ini ???? tapi kemudian saya menyadari apa mereka inginkan dari saya, perasaan ngeri san jijik menyelimuti saya, amarah sayapun memuncak !!! dengan mengerahkan tenaga dalam kepunggung yang ditekan pisau, menggunakan ilmu "Lembu Sikilan" agar tidak terluka, saya putar badan saya dan langsung memasukkan tendangan dan pukulan ke arah vitalnya, dan berakhir dengan 1 pukulan telak "Bagas Pathi" yang saya lancarkan ke telapak tangan ke muka sang Gay tersebut, sehingga terjerembab di lobang toilet. Menahan kepansan mukanya setelah menerima pukulan saya, sekilas saya melihat dia meraung-raung histeris sambil mendekap mukanya yang kelihatan mulai tampak kehitam-hitaman membekas telapak tangan dari bibir hingga diatas telinga. Setelah dia tidak berdaya temannya menyerang saya dengan pukulan kemuka saya, kontan dengan satu loncatan menghindar dan mengambil kuda-kuda bawah yang rendah, saya kirim satu tendangan lipat jari tekuk dari bawah ke atas, yang saya pelajari dari ilmu silat Dayak, ke atas selakangan, akibatnya dia terpental hingga keluar dari toilet jatuh di rel kereta listrik !. Kontan saya mengambil langkah seribu guna menyelamatkan diri, karena saya lihat tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut, saya putuskan untuk naik bus jurusan apa sajahingga jauh ari stasiun kereta. Bukan takut oleh penjahat, tapi takut ada polisi disekitar situ, apalagi tidak ada saksi yang melihat saya ditodong, padahal saya sudah memakai beladiri untuk kekerasan. Karena di Negri Kanguru ini hukumny agak berbeda dengan Negara Indonesia, Bila tidak ada saksi dan korban yang kita pukul menggunakan Beladiri dan luka-2 mengadu ke pengadialan kalau dia dianiaya oleh kita padahal sesungguhnya dia duluan yang menodong...malah kita yang ditahan karena, menggukan Beladiri untuk kekerasan. |
"Di Australia ada Ninja nggak?.." tanyaku Study Tour SMA Kesatrian Pamularsih Semarang 1988 |
Merantau di atas KM.kapal Tatamilau |
Mengarungi Sungai Muara laung Kalteng dengan rakit buatan sendiri. selama 3 jam dikejar Buaya Sungai. |
Di perumahan Penduduk Dayak Tahun 1989, Muara Laung Kal-Teng |
Pengembaraan saya dimulai di pulau Dewata kemudian ke Kalimantan disana saya bekerja di sebuah perusahaan kayu sebagai cruser menjelajah hutan pedalaman Kalimantan selatan hingga Kalimantan Tengah. Benar-benar suatu profesi yang memuaskan jiwa petualangan saya, Pekerjaan saya membuat saya bersahabat dengan masyarakat suku DAYAK, melihat minat saya yang begitu besar terhadap ilmu beladiri, merekapun mengajarkan ilmu silat Dyak yang sangat terkenal bernama "Silat Bangkoi", silat ini mengambil teknik-teknik dan tingkah laku monyet hutan yang memungkan kita berlari di kegelapan hutan rimba tampa alas kaki dan suara, juga ilmu MANDAW : Pedang suku Dayak serta ilmu Pengobatan dan kebathinan.. Pengembaraan di Kalimantan juga memungkinkan saya bertemu dan bersahabat dengan seorang pesilat handal dari tanah Bugis, yang berkenan mengajar beberapa jurus ilmu silatnya.Kemudian saya kembali ke kota Banjarmasin, dan mengangkat beberapa orang murid, yang salah satunya seorang petinju. |
Sungai Victoria |
Belajar Ken-Jutsu |
Setelah 2 tahun di Kalimantan timbul niat saya untuk mengadu nasib di negeri orang, Australia negara tujuan saya rencana saya adalah menuntut ilmu. Dengan uang saku seadanya pada tahun 1991, sayapun terbang ke Melbourne.Tapi ternyata disanapun saya harus menghadapi banyak masalah, karena perbedaan warna kulit dan ada usul saya, yang membuat mereka merasa berhak mengganggu saya. dari mulai perkelahian-perkelahian dijalanan sampai usaha penodongan di stasiun kereta. Suatu sore sepulang dari bekerja di bengkel, dalam usaha untuk mencari uang tambahan guna menyambung hidup sehari-hari, cuaca dingin sekali, sesampainya distasiun Victoria saya ingin buang air kecil, saya langsung saja ke toilet sudah menjadi kebiasaan saya untuk membuang air kecil dengan hanya membuka resleting celana, tampa membuka ikat pinggang. Tiba-tiba sebuah benda dingin menyentuh punggung saya, saat itu saya menyadari seseorang telah menodong saya dengan pisau lipat dan seorang temannya memaksa saya membuka ikat pinggang, Saya menjadi bingung sekali kenapa dia ingin melepas ikat pinggang saya, masa dia ingin ikat pinggang kulit yang jelek ini ???? tapi kemudian saya menyadari apa mereka inginkan dari saya, perasaan ngeri san jijik menyelimuti saya, amarah sayapun memuncak !!! dengan mengerahkan tenaga dalam kepunggung yang ditekan pisau, menggunakan ilmu "Lembu Sikilan" agar tidak terluka, saya putar badan saya dan langsung memasukkan tendangan dan pukulan ke arah vitalnya, dan berakhir dengan 1 pukulan telak "Bagas Pathi" yang saya lancarkan ke telapak tangan ke muka sang Gay tersebut, sehingga terjerembab di lobang toilet. Menahan kepansan mukanya setelah menerima pukulan saya, sekilas saya melihat dia meraung-raung histeris sambil mendekap mukanya yang kelihatan mulai tampak kehitam-hitaman membekas telapak tangan dari bibir hingga diatas telinga. Setelah dia tidak berdaya temannya menyerang saya dengan pukulan kemuka saya, kontan dengan satu loncatan menghindar dan mengambil kuda-kuda bawah yang rendah, saya kirim satu tendangan lipat jari tekuk dari bawah ke atas, yang saya pelajari dari ilmu silat Dayak, ke atas selakangan, akibatnya dia terpental hingga keluar dari toilet jatuh di rel kereta listrik !. Kontan saya mengambil langkah seribu guna menyelamatkan diri, karena saya lihat tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut, saya putuskan untuk naik bus jurusan apa sajahingga jauh ari stasiun kereta. Bukan takut oleh penjahat, tapi takut ada polisi disekitar situ, apalagi tidak ada saksi yang melihat saya ditodong, padahal saya sudah memakai beladiri untuk kekerasan. Karena di Negri Kanguru ini hukumny agak berbeda dengan Negara Indonesia, Bila tidak ada saksi dan korban yang kita pukul menggunakan Beladiri dan luka-2 mengadu ke pengadialan kalau dia dianiaya oleh kita padahal sesungguhnya dia duluan yang menodong...malah kita yang ditahan karena, menggukan Beladiri untuk kekerasan. |
Monash Univercity Gama Melbourne |
Bermain Sky di salju depan kampus |
Tiga bulan di negeri kanguru, sayapun masuk salah satu perguruan tinggi. Bulan-bulan pertam saya menjadi bulan-bulanan di kampus, selalu ada saja celotehan dalam tingkah mereka untuk melecehkan saya, sebagai orang yang tidak suka bertengkar mulut, saya biasanya menantang mereka berkelahi, satu demi satu mereka dapat saya lumpuhkan. |
Suatu hari sepulang kuliah, seperti biasa saya meluncur ditrotoar menggunakan Roll Blate kesayangan saya, kulihat seorang gadis sedang dikeroyok oleh 4 orang, meskipun dia tampak lincah dan luwes melayani lawannya menggunakan Double Stick dengan gerakan-gerakan yang aneh, tapi terlihat kalau dia cukup kewalahan, saya mencoba melerai, tapi malah kena pukul sehingga saya segera mencopot sepatu Roll Balde sya, dan tampa teringat untuk menggunakan sepatu Kets saya, dengan bertelanjang kaki sayapun menghadapi pria-pria tersebut. Kekuatannya menjadi 4 lawan 2 orang, sehingga menjadi lebis berimbang. Setelah dengan susah payah akhirnya lawan berhasil dilumpuhkan. |
Gadis tersebut berkebangsaan Chili yang bernama Carolina, sayapun menayakan jenis ilmi beladiri yang digunakannya, dengan agak malas dia menjawab "NINJUTSU". |
Sejak pertemuan itu San Moon bersahabat dengan san gadis Chili yang ternyata bernama Carrolina, dan sepanjang perjalanan pulang saya beranikan diri untuk bertanya ilmu beladiri apa yang dia pelajari sehingga mampu mengalahkan 2 orang pria tadi dan dengan agak malas dia jawab "NINJUTSU" waktu itu saya kurang paham dengan Ilmu beladiri tersebut karena pengetahuan saya tentang beladiri Asing dan Jepang kurang luas. Kerena pensaran saya coba bertanya-tanya terus hingga saya mengerti apa itu NINJUTSU (Ilmu beladiri kaum Ninja dari Jepang). |
Setiap hari, cerita Teman saya tentang Ninjutsu semakin mengusik tidur dan fikiran saya, karena bertahun-tahun saya mencari dan terus mencari beladiri itu untuk mempelajarinya karena di Indonesia tidak ada, serta kebetulan teman saya tahu betul..tentang dunia Ninjutsu maka saya coba untuk bertanya dimana saya bisa belajar NINJUTSU tersebut, dan dia bilang ada dipingiran kota Victoria tepatnya di daerah Dandenong, saya harus naik kereta api untuk pergi kesana. Maka dengan nodal tekat dan sedikit bekal saya coba mencari alamat yang diberikan Carrolina, dan dalam perjalanan saya coba untuk menelpon ke sekertariat NINJUTSU. Dan hanya diberitahu tempat yang terdekat saya berdiri dari dari kotak telpon sebuah sekolah SMU kalau nggak salah spt.itu jam sa'at itu menunjukkan 2 Siang..dan cuaca agak cerak dan biarpun ada matahari angin bertiup sangat kencang sehingga hawa dingin memasuki sela-sela jaket tebal saya dan membuat badan menggigil, saya jumpai gedung itu kosong tidak ada kegiatan sekolah atau seorangpun yang lewat hanya sesekali lewat anak anak remaja meluncur ditrotoar dengan skeate Board. saya tunggu hingga jam menunjukkan 5 sore, dan perut saya sudah sangat lapar karena tadi siang belum sempat untuk makan, dan saya ingat di tas saya masih ada bekal Roti setangkup yang saya isi ikan tuna yang sudah saya persiapkan dari rumah kost dan sebotol susu. sambil menunggu saya makan duduk dibangku taman sendirian di samping gedung AULA SMU, belum sempat makanan saya habis tiba-tiba sebuah mini bus berhenti dan masuk dipekarangan SMU tersebut dan berhenti tak jauh dari tempat saya duduk, karena saya menyangka mungkin orang tua Murid yang sedang menjemput anaknya...!! dan muncul 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan mendekati saya dan ditangannya seperti membawa kain hitam yang digulung ditangan, 2 orang menyebar di belakang saya dan 2 orang di depan karena saya sedang makan saya menjadi tidak fokus dengan mereka pikiran saya mungkin mereka menginginkan tempat duduk ini untuk berbagi. saya coba buat tersenyum dengan mereka..tapiiii... tiba tiba dia bertanya "Are you San Moon ?" saking kaget saya jawab "Yes I'am!" (kok dia kenal saya) belum hilang rasa kaget saya, tiba-tiba 2 orang pria yang dibelakang saya menekan urat bahu kanan saya hingga terasa lemas dan satunya memegang kedua tangan saya kebelakang yang masih memegang roti dan susu, 2 orang gadis di depan saya maju sambil menempelkan plester tebal ke mulut saya yang masih penuh dengan roti yang sedang saya kunyah...!! dan pandangan saya jadi gelap karena tahu-tahu kepala saya sudah ditutup dengan kain hitam sebatas bahu dan tangan saya terikat dengan plesterrr...duh! Sialan banget kok bisa sich!...biasanya kalau ada bahaya saya cepat tanggap, tapi kini saya jadi bulan bulanan mereka dan dengan mudah diringkus kayak penculikan teroris saja. Dan saya dimasukkan dalam mobil dengan paksan dan tas ransel saya. Sekian jam dan berkelok sebentar belok kanan sebentar belok kiri dan kadang terus dan melelahkan saya ukur dan perkirakan sekitar 30 menit saya meringkuk di belakang begasi mobil itu. |
Saya terasa diturunkan dari mobil dan digelandang memasuki sebuah tempat yang terang benderang, saya rasakan cahanya masuk lewat sela-sela kain penutup muka saya. Saya dipaksa untuk jongkok di sebuah lantai yang terbuat dari papan karena dari bunyi dengkul saya beradu dengan lantai. Dan tak lama kemudian terdengar bunyi orang berlarian masuk di daerah sekirar saya jongkok kira sebayak 30 an orang dari bunyi dan berisiknya,� sesaat kemudian senyap lagi, selang beberapa menit di sebelah saya ada seperti seseorang yang juga dipaksa duduk seperti saya dan dari kejauhan terdengan seseorang teriak "Open.!" Dan 2 langkah orang mendekati saya dan berusaha membuka kerudung muka saya dan plester yang melekat di mulut dan tangan. Setelah terbuka dengan samar-samar saya lihat disekeliling saya penuh dengan orang-orang yang berpakaian hitam-hitam hanya mata mereka yang kelihatan duduk tersimpuh seperti orang jepang, Pandangan saya coba buat melihat sekeliling ruangan dan menunjukkan khas Aula tempat beladiri atau biasa disebut Dojo. Dan di tengah dinding depan saya terpampang bendera putih dan bertuliskan coretan tulisan jepang yang saya tidak mengerti besar sekali, dan kiri kanan terdapat rak tinggi terdapat pedang-pedang samurai tersusun rapi disana dan kanan juga sama terdiri sebuah rak dan berisi Pedang kayu seperti Samurai. |
Seseorang diantara mereka maju ke depan saya, ternyata saya berada tepat ditengah kerumunan mereka dan kiri kanan saya juga terdapat beberapa orang tepatnya 5 orang disaping saya, tidak sendirian ternyata diantaranya sekilas saya lihat seorang berkebangsaan India dari raut muka dan perawakan serta warna kulitnya. "Anda bernama San Moon, ?" Tanya seseorang dengan tiba-tiba dengan aksen Inggris Australian dengan cepat saya jawab "Ya, betul..!" dan dia memberikan kertas selembar ke saya juga sebuah pen disana demikian juga dengan yang lain ternyata setelah saya baca sebuah formulir pendaftaran masuk perguruan NINJUTSU saya jadi cengang dan senang sekali ternyata saya sudah berada diantara para Ninjutsu san dan berkenan untuk bnergabung dengan mereka. Singkat cerita Formulir saya isi dengan lengkap dan salah satu pertanyaan disana yang menanyakan latar belakang beladiri saya, dengan bangga saya isi semua mualai dari belajar Silat, karate, Kempo dll hingga tidak muat kolomnya hehehehehe maklum saking senangnya dan biar kelihatan wah dikit. |
Satu persatu kami dipanggil dan dibacakan isian saya tadi, dan kebetulan saya yang pertama dan saya dipersilahkan berdiri di tengah-tengah lingkaran ditengah dan mereka membacakan riwayat latar belakang beladiri saya dan sangat heran dan terkejut serta kagum! Saya hanya bisa nyengir aja!. Tak lama diapanggil seseorang dari diantara merak untuk maju kedepan dan saya dipersilakan untuk merobohkan , dan dengan jurus pembuka dengan gerakan tendangan Tae Kwon Do teryata serangan saya bias dihindari dengan cara merundukkan badan kebawah dan merapat kebadan saya dan disiti pertama kalinya saya terjatuh terlempar dengan hanya pukulan menempel di kaki yang sedang meluncul melancarkan tendangan ke samping dan diteruskan ke luar dan saya kehilangan keseimbangan dan direuskan dengan tarikan di jidat saya dari samping kontan saya terjatuh kelantai tidak terlakkan lagi tampa dapat menahan dengan tangan. Dengan terkapar saya coba bangun dan menyerang lagi dengan jurus dan pukulan kombinasi silat dan Kempo dan lagi lagi saya terbanting di lantai entah bagaimana caranya! Dan yang ketiga kalinya pertarungan dihentikan oleh seseorang yang dari tadi berdiri di ujung ruangan. Saya dipersilahkan istirahat di tepi dekat teman yang lain. |
Sambil istirahat saya lihat yang lain pun bernasip sama dengan saya, merakhir diatas lantai tampa bias berkutik. Setelah mereka selesai semua mereka bersaman berteriak Host ! Host ! dan sebuah tepuk tangan sepontan bereka menghadap dinding yang ada tulisan kanji sambil jongkok satu kaki terangkat dan satunya di lipat di belakang, mereka bersamaan bertereak HOST! Sekali lagi sambil mukanya ditundukkan ke bawah, berdiri disana seorang pria Bule dengan baju hitam dan celana yang mirip Rok ala jepang berdiri dan kemudian duduk. Dan mereka semua duduk bersila dan sebuah tepuk tangan mengawali mereka membungkuk memberi hormat spt. Orang jepang dan diikuti seseorang yang ada didepan. Baru mereka sepontan secara bersamaan melepas kerudung masing-masing. Dan saya sempat bengong dan malu ketika saya lirik lawan saya tadi adalah seorang gadis bule yang potongannya mirip cowok, rombut pendek badan atletis dan dada agak rata dengan raut muka yang lemayan manis. (dalam hati saya malu bisa dikalahkan oleh seorang perempuan dan saya lihat diantara mereka ada teman saya Carrolina. Geli dan Jengkel seperti dikerjain juga senang bisa bergabung dengan mereka. |
Saat itu kami dilantik menjadi anggota baru dengan di siram air aqua ke kepala dan langsung diberikan pakaian dan sepatu dengan catatan di formulir dibayar belakangan hehehehe...... |
Traditional Ninjutsu in Indonesia by SANMOON-Ryu |
NINJUTSU INDONESIA CLUB |
This site is dedicated for all of the NIC-PTIK members, and peoples who like ninjutsu a lot. |
Kisah sang pembawa Ninjutsu di Indonesia |