Bukti-Bukti Kesesatan
NII KW IX
Dalam bahasa Al-Qur'an kata sesat atau kesesatan
dlolla aw dlolalan: "Katakanlah, aku tidak akan mengikuti hawa nafsu
kalian (karena) sungguh telah tersesatlah aku jika demikian, dan aku bukanlah
termasuk dari pada orang-orang yang mendapat hidayah." (Q. S.
Al-An'am: 56)
"Mereka itulah orang-orang
yang telah menukar kesesatan dengan hidayah, maka tiadalah beruntung mereka dan
tiadalah mereka menjadi orang-orang yang memperoleh hidayah.
" (Q.
S. Al-Baqarah: 16)
As-Sunnah membahasakan
adl-dlolalah secara lebih tegas dan spesifik, yaitu dalam mengemukakan tentang
bid'ah. Sebagaimana bunyi hadits Nabi SAW yang sangat
masybur:
"Maka sesungguhnya,
sebaik-baik pembicaraan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk
(bimbingan, tuntunan) adalah petunjuk (sunnah)
Muhammad SAW. Dan seburuk-buruk perkara adalah hal yang baru
(tidak terdapat Al-Qur'an maupun Sunnah). Dan setiap
hal yang baru tersebut adalah (pasti) mengada-ada (bid'ah). Dan setiap yang bid'ah adalah dlolalah dan setiap dlolalah
(kesesatan) adalah (berakhir) di dalam neraka. " (H. R. Bukhari,
Muslim, dan Nasa'i)
Sepak terjang KW IX dalam kurun waktu di bawah
kepemimpinan Haji Abdul Karim dan kemudian Haji Muhammad Ra'is dari tahun
1984-5 s/d 1992 maupun di bawah kepemimpinan Abu Toto as-Syaikh AS Panji
Gumilang (gelar kebesarannya saat ini) sejak dari tahun 1992 hingga tahun 2001
sekarang telah menimbulkan banyak korban. Secara riil yang lebih banyak
dirugikan baik moril maupun materil oleh KW-IX sejak masa Haji Karim sampai Abu
Toto adalah ummat Islam pada umumnya, dan secara khusus adalah kalangan NII
atau DI (Darul Islam).
Kerugian yang diderita ummat Islam secara moril
adalah telah terkontaminasinya pemikiran dan pemahaman mereka tentang Islam,
sehingga mereka sama sekali tidak menyadari dan tanpa
terasa telah terjerumus pada suatu keyakinan yang menjungkir-balikkan
prinsip-prinsip keimanan (aqidah) yang untuk selanjutnya berdampak pada
pelecehan terbadap syari'at serta bermuara pada kemerosotan akhlaq.
Suatu tindakan permurtadan
sekaligus penindasan dan pemiskinan telah berlangsung terhadap ummat Islam
Penyimpangan Aqidah
Kezhaliman yang paling
dahsyat yang dilancarkan oleh KW IX baik pada masa kepemimpinan Haji Abdul
Karim, Haji Ra'is maupun kepemimpinan Abu Toto adalah menciptakan syirik.
Berdasarkan data-data yang telah tertuang di atas dan beberapa kesaksian dan
laporan para mantan peagikut Abu Toto, maka syirik yang diciptakan NII KW IX
dalam kurun 1984-5 s/d 2001sekarang adalah menyusun sistematika tauhid secara
serampangan, dengan membaginya ke dalam 3 substansi tauhid, yaitu: Tauhid
Rububiyah, Tauhid Mulkiyyah dan Tauhid Uluhiyyah tanpa dasar disiplin ilmu
sedikit pun.
Pertama,
mereka mengumpamakan Tauhid Rububiyah dengan akar kayu, Mulkiyyah adalah batang
kayu, Uluhiyyah adalah buahnya. Selain
itu mereka juga menafsirkan Rububiyah dengan undang-undang, Mulkiyyah adalah
negara, dan Uluhiyah adalah ummatnya.
Tafsiran semacam itu sungguh sangat
menyesatkan, karena telah merendahkan, menghina Allah, dan telah menyamakan
Allah dengan makhIuk-Nya.
Keyakinan mereka itu tidak sesuai dengan
Kedua,
mereka juga meyakini kerasulan dan kenabian itu tidak akan
berakhir selama masih ada orang yang menyampaikan da'wah Islam kepada manusia. Kesimpulan mereka, bahwa setiap orang yang menyampaikan da'wah
Islam pada hakikatnya adalah Rasul Allah.
Ketiga,
menciptakan ajaran dan keyakinan tentang adanya otoritas nubuwwah pada diri dan
kelompok mereka dalam menerima, memahami dan menjelaskan serta melaksanakan
maupun dalam memperjuangkan AI-Qur'an dan Sunnah Rasul SAW hingga tegaknya
syari'ah dan kekhalifahan di muka bumi. Dengan
menetapkan doktrin tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah secara serampangan serta
sangat menyesatkan antara lain:
Keempat,
Menggunakan nama-nama Nabi untuk hierarki kepangkatan (jabatan struktural dan
fungsional), sehingga menimbulkan kesan bahwa Nabi yang satu bisa diperintah
oleh Nabi lainnya yang berada pada struktur lebih tinggi.
Kelima, Melakukan tipu daya kepada pengikutnya dengan
memberikan iming-iming pangkat maupun jabatan serta futuh (kemenangan) terhadap
penguasa Rl, dan meyakinkan melalui doktrin bahwa secara diam-diam sekitar 50%
dan kekuatan TNI-PoIri (ABRI) telah berpihak kepada NII sehingga pasti menang,
yang dalam istilah mereka menunjuk kepada sebuah ayat yang berbunyi: Nashrun
minallahi wa fathum qariib.
Penyimpangan Syari'ah
Dalam majalah bulanan Al Zaytun terbitan Ma'had Al
Zaytun dinyatakan:
"Kita bersyukur kepada Allah, karena pada tahun 2000 ini, kita
dianugerahi 3 kali 'led dalam satu tahun (dua kali 'led al Fithri dan satu kali
'led al Adlha) Sebagai unmat Islam kita harus jeli melihat segala yang telah
disyari'atkan oleh Allah. Apa yang telah diperintahkan
dan dilarang oleh Allah pasti mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi
manusia. Manfaat apa kiranya yang bisa kita ambil dari
'led ini? Paling tidak ada dua aspek manfaat yang bisa ambil dari 'led dalam
Islam.
Pertama aspek pribadi (khas): 'led
Al Fithri dan 'led Al Adlha meskipun bukan berada pada akhir tahun, namun sudah
menjadi kebiasaan dikalangan ummat Islam menjadikan hari ini sebagai hari
introspeksi, hari evaluasi atau hari membenahi diri. Maka pada hari ini ummat
Islam saling memaafkan, menyambung kembali tali shilaturrahmi, mengingat-ingat
kesalahan dimasa lalu kemudian bertobat dan bertekad akan
hidup lebih baik dimasa hadapan. Rasa benci dan dendam kepada siapapun luluh
pada hari ini yang ada hanya keinginan untuk memaafkan dan saling menyayangi
sehingga pada hari 'led semua wajah terlihat cerah dan berseri-seri. Suasana
seperti itulah yang seharusnya terjadi setiap saat dikalangan Ummat Islam,
suasana yang mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi setiap pribadi muslim. Ummat Islam merasa mempunyai kekuatan baru untuk
mengarungi kehidupan dimasa hadapan, dengan jiwa yang bersih, seperti bayi yang
baru lahir, tanpa dosa dan penuh percaya diri.
Kedua: Aspek Sosial ('Aam).
Menjelang 'led al Fithri Allah telah mensyari'atkan zakat fithrah dan menjelang
'led al Adlha Allah telah mensyari'atkan berqurban. Secara individu zakat
fithrah dan berqurban adalah sarana pembersihan diri dan pendekatan diri kepada
sang Pencipta Allah SWT. Secara sosial zakat fithrah dan berqurban adalah
sarana untuk mensejahterakan ummat bahkan pada zaman Nabi Muhammad dana zakat Fithrah dan qurban yang terkumpul telah sanggup
menguatkan dan membesarkan Negara Madinah yang dipimpin oleh Rasulullah.
Satu hal yang harus disadari secepatnya oleh ummat Islam hari ini adalah
ketidak-mampuannya untuk memanfaatkan sumber dana dan
mengolahnya sehingga menjadi kekuatan yang besar untuk memajukan dan
mensejahterakan ummat. Padahal Allah dengan syari'at yang telah diturunkan-Nya
telah membuka saluran-saluran sumber dana yang bila
dikelola dengan baik merupakan sumber kekuatan Islam yang sangat besar. Seperti Infaq, Shadaqah-shadaqah, zakat (fithrah dan maal),
Tazkiyah baitiyah, aqiqah, hashilatul kasab, qurban dll."
Masih pada majalah yang sama, dengan tajuk "Memanage
'led Al-Adha Agar Menjadi Kekuatan Yang Besar" mereka menyatakaa
hal-hal sebagai beriku:
"Pada kesempatan 'led Al Fithri kali yang pertama di awal Januari
tahun 2000, Ma'had AI Zaytun, telah mengawali langkah yang tepat sekaligus
berani, untuk mengelola sumber dana dalam Islam, yakni
dengan mengaktualkan nilai zakat fithrah, ini dilakukan bukan untuk mencari
sensasi, tapi semata-mata untuk meningkatkan kualitas ummat. Zakat fithrah
tidak lagi dihargai dengan 3,5 liter beras. Karena
dosa setahun sudah tidak wajar lagi dibersihkan dengan 3,5 liter beras, dan
sangat ironis jika hanya dengan 3,5 liter beras kita bercita-cita untuk
mensejahterakan ummat.
"Alhamdulillah, seluruh civitas Ma'had Al Zaytun menyambut langkah
ini dengan antusias, termasuk para santri, dan wali santri pun menyambut dengan
baik dan penuh kefahaman. Sehingga pada kesempatan 'led itu, dari santri saja
terkumpul dana zakat fithrah hampir mencapai 100 juta rupiah (hanya dari 1235
muzakki, kalau dibuat rata-rata masing-masing santri membayar zakat fithrah,
kurang lebih sebesar 75 ribu rupiah) untuk itu kita layak berdo'a:
"Taqabbalallahu minna waminkum"
"Pada pertengahan Maret tahun 2000 ini kita bertemu dengan 'led al
Adlha, dimana ummat Islam diperintahkan untuk berqurban. Kalau pada 'led Al
Fithri kita bisa melakukan suatu harakah yang bermutu, maka pada 'led Al adlha
inipun kita harus melakukan hal yang sama, bahkan
harus lebih hebat lagi.
"Pada 'led Al Fithri (hari
kembali fithrahnya manusia) itu telah mengajak Ummat untuk berzakat fithrah
dengan harakat ramadlan-nya. Maka pada 'led Al Adlha (hari berqurbannya
manusia) tata mengajak ummat untuk berqurban, mengurbankan sesuatu yang
dicintainya dan mendekatkan diri kepada Allah. "
Sehubungan dengan Pengertian Berqurban,
masih pada majalah yang sama, kita bisa merasakan
adanya penyimpangan tentang hal ini:
"Menurut bahasa (lughawi) Kata
qurban berasal dari kata qorroba yang berarti "dekat", sedangkan
dalam kamus AI-Munjid hal 617 kata qurban diartikan sebagai berikut :
"apa-apa yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembelih
atau dengan yang lainnya."
"Jadi, namanya berqurban itu
tidak selamanya dengan menyembelih hewan, menyembelih hewan hanyalah sekedar lambang
dari pengorbanan.
"Kalau kita lihat sejarah,
dari sejak nabi Adam a.s. Qurban dilambangkan dengan
bentuk yang berbeda-beda. Nabi Adam a.s. telah
memerintahkan berqurban pada para putranya (Qabil dan Habil), kemudian Qabil
dan Habil melaksanakan perintah ayahnya itu dalam bentuk: ternak dan hasil
sawah ladang.
"Allah SWT telah memerintahkan
berqurban kepada Nabi lbrahim a.s., kemudian nabi
lbrahim a.s. melaksanakan pengorbanannya dalam bentuk penyembelihan terhadap
puteranya (Isma'il, yang kemudian Allah menggantinya dengan seekor qibas)
Sedangkan Muhammad Rasulullah SAW melambangkan Qurban dengan menyembelih
ternak. Ini membuktikan bahwa berqurban Untuk tidak harus dengan menyembelih
hewan, Hakekat pengorbanan adalah mengurbankan apa-apa yang paling dicintainya
untuk kepentingan (masyarakat) Islam. Maka selain dengan menyembelih hewan,
berqurban itu juga bisa dengan dilaksanakan dakan bentuk yang lain. "
"Manfaat zakat dan
qurban ditinjau dari aspek sosial adalah untuk memberi makan fakir dan miskin.
Memberi makan dalam arti luas adalah bukan hanya memberi
makan pada jasmani (perut) tetapi termasuk juga di dalamnya memberi makan
kepada rohani (akal dan bashirah). Makaman otak manusia, bukanlah daging
kambing, tapi makanan otak manusia adalah ilmu.
"Ilmu secara formal bisa
didapat lewat pendidikan, maka jika qurban dikeluarkan dalam bentuk uang
(misalnya) dan uang yang terkumpul digunakan untuk membangun sarana pendidikan,
gedung pembelajaran, asrama, masjid perpustakaan, laboratorium dan kelengkapan
lain yang menunjang pendidikan, itu berarti qurban yang kita keluarkan akan lebih abadi (pahala/manfaatnya) bagi Islam dan
ummatnya.
"Dengan pendidikan
kita bisa mendapatkan generasi Islam yang berotak jernih (brilian) dan
sekaligus memiliki bashiroh yang tajam.
Dengan cara ini qurban jadi lebih, aktual, efektif dan
efisien...
Kemudian pada akhir
tulisan, dinyatakan sebagai berikut:
"Pada hari ini Allah dan Rasul-Nya telah menyeru kita untuk berqurban,
maka penuhilah seruan tersebut, karena qurban itu bisa menghidupkan individu
Islam, masyarakat Islam, bahkan dengan berqurban kita bisa menghidupkan kembali
dunia Islam. Inilah arti berqurban secara luas (arti yang
sebenarnya) bukan arti secara sempit, yang hanya mengandalakan berkorban dengan
menyembelih hewan saja, hanya berorientasi kepada kebutuhan jasmani (perut)
saja. Inilah paradigma berqurban yang optimis dan berwawasan masa depan,
bukan pandangan berkorban secara sempit yang hanya memikirkan gegembiraan fakir
miskin di hari raya saja, tetapi pandangan jauh ke depan memikirkan nasib ummat
seratus bahkan seribu tahun yang akan datang."
Sikap dan pandangan serta praktek
zakat fithrah yang menyimpang sebagaimana diatas yang diterapkan pada para
santri Al-Zaytun, toh tetap berjalan dan bahkan malah semakin parah
pada Ramadlan tahun ini. Sebagaimana yang dilansir media intern mereka antara
lain:
"Sumber dana
lain yang bakal dipergunakan untuk pengembangan pesantren antara lain zakat
fithrah. Zakat yang lazim ditunaikan ummat Islam menjelang
'ledul Fithri. Selain itu, pimpinan Ma'had Al-Zaytun
sempat mengumumkan kepada 3200 santri tentang jumlah pembayar zakat fithrah
terbesaryang dilakukan seorang santri dari Nusa Tenggara Jimur sebesar Rp.
I juta, pembayar zakat fithrah terbesar kedua diraih oleh
santri asal Gorontalo senilai Rp 500 ribu, demikianj uga diumumkan
pembayar zakat fithrah terkecill sebesar Rp 10 ribu ".
Pemerasan seperti itu, menurut
pemberitaan media Al Zaytun sendiri malah dianggap sebagai keberhasilan yang
fantastis dari gerakan Ramadlan, karena mampu
menghasilkan pemasukan uang sebanyak 5 miliar rupiah lebih.
Eksploitasi (pemerasan) maupun eksplorasi
(penggalian dana) dan program pemiskiinan ummat Islam
(korban jeratan rekruitmen) dengan mengatas-namakan Zakat, Tazkiyah Baitiyah,
Shadaqah Tathawwu', Infaq Sabilillah, Khijanah tajwidiyah, Qiradl, Shadaqah
(Ja-uka dan isti'dzan, Nikah, tahkim, Musyahadah dan Tartib) maupun Kaffarat
dan lain sebagainya telah mencerminkan adanya motif penipuan yang sangat
merugikan dan meresahkan umat serta merusak kesuciluhuran ajaran Islam. Motif
politik yang bisa di prediksi adalah untuk membuat phoby dan trauma terhadap
ummat Islam, yang pada dasarnya suatu saat nanti perjalanan da'wah dan politik
ummat kearah persiapan menuju strukturalisasi Islam, di pastikan sangat banyak
membutuhkan partisipasi aktif secara ekonomi dan lahir bathin dari ummat Islam.
Pengorabanan para
koraban KW IX Abu Toto Abdus Salam PANJI GUMILANG melalui program dan
qoror-qorornya, sangat luar biasa. Habis-habisan
secara lahir dan bathin. Rumah, harta benda, perniagaan, pekerjaan,
intelektualitas diserahkan total kepada lembaga kejama'ahan NII. Dan yang tersisa hanyalah tinggal kemiskinan dan kebodohan serta
kebingungan.
Diantara para korban, ada terkena jerat program
Qiradl dan lddikhor (tabungan), sampai sebanyak 250 gram emas, bahkan salah
seorang pejabat Bank
Berbagai Istilah Pemerasan
Berikut ini adalah berbagai upaya pemersan yAng
dibungkus melalui berbagai istilah yang islami, seperti shodaqoh musyadahad,
harakat Ramadlan dan sebagainya.
Kalkulasi di bawah ini dibuat berdasarkan perkiraan minimal, dengan
batasan waktu antara tahun 1993 s/d tahun 2000, dengan asumsi jumlah anggota
(korban) mereka sekitar 60.000 orang. Meskipun demikian,
banyak keterangan dari mantan NII KW IX yang menyatakan bahwa jumlah anggotanya
sekarang lebih dari 100.000 orang. Namun karena terjadi proses keluar
atau masuk, maka angka patokan yang di gunakan adalah 6.000 orang.
Rata-rata
Rp 50.000,- x 60.000 x 12 x 6 =Rp 216.200.000.000
Rp. 200.000,- x 60.000 x 6
= Rp 72.000.000.000
Total = Rp 1.401.200.000.000
(Satu Trilyun Empat Ratus Satu Milyar Dua Ratus Juta Rupiah)
Setidaknya sejumlah itulah dana
pemerasan terhadap ummat yang dilakukan oleh mereka, yang kemudian diwujudkan
dalam bentuk bangunan mewah Ma'had Al Zaytun, yang konon biayanya menelan angka
sampai hitungan sekitar 4 trilyun rupiah. Dan keseluruhan dana
yang dibutuhkan, mungkin diperoleh berupa sumbangan dari berbagai negara, para
konglomerat dan mungkin dari keluarga Cendana maupun pejabat masa ORBA.
Menurut penuturan salah seorang mantan pengikut
Abu TOTO yang sempat dipercayakan memegang posisi Majelis Hai'ah (semacam
departemen keuangan), Pak Andreas (Ismail Subardja), dana abadi yang berhasil
dikumpulkan oleh KW IX hingga akhir tahun 1996 saja sudah mencapai 40 miliar
rupiah. Seluruh dana yang ada di KW IX dimasukkan
kedalam rekening Bank ClC atas nama Abu Ma'ariq alias Abu TOTO Abdus Salam (AS
Panji Gumilang) dan keluarganya.
Sebagian dari jumlah
tersebut, ada yang dialokasikan untuk Mukafaah lhsanul Mas'ul (semacam gaji)
bulanan bagi para Mas'ul, dari yang terendah (tingkat Musa) hingga Adah
Djaelani yang diposisikan sebagai penasehat.
Gaji itu nantinya pasti akan dipotong lagi secara
langsung untuk infaq bulanan, yang besarnya berlainan.
Sebagai contoh, seorang Mas'ul tingkat daerah digaji sebesar Rp.
800.000,- (delapan ratus ribu rupiah), namun setelah dipotong ini dan itu untuk
Nafaqah Daulah (Madinah), Harakat Ramadlan, Harakat Qurban dan lddikhor, yang
tersisa tinnggal Rp 200.000,- ltupun tidak seluruhnya dalam bentuk uang, karena
sebagian darinya dalam bentuk beras 20 kg, gula pasir 2 kg, minyak goreng 2 kg
yang harus dibeli dari koperasi intern Khijanah Tajwidiyah, dengan nilai
sekitar Rp 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah). Berarti uang tunai yang bisa
dibawa pulang hanya sekitar Rp 120.000,- (seratus dua
puluh ribu rupiah) saja.
Untuk para pekerja kasar Al Zaytun yang jumlahnya
mencapai 1.000 (seribu orang) pekerja, masing-masing diberi gaji Rp 400.000,-
(empat ratus ribu rupiah) setiap bulannya, namun setelah dipotong infaq, hutang
dan tabungan, yang tersisa tuiggal Rp 50.000,- (lima puluh ribu rpiah).
Dan yang perlu diketahui, menurut sumber yang
layak dipercaya dari kalangan Abu TOTO (yang memiliki posisi strategis, satu
level dengan Raqib Daerah yang sekarang sudah mulai sadar dan merencanakan
serangan balik yang mematikan kepada Abu TOTO), pada saat ini jumlah muqallid
(melalui proses rekruitmen) yang masih setia kepada Abu TOTO dengan NII yang
sudah terintegrasi atas hibah Imamah dari Adah Djaelani, sekarang ini sekitsr
100 ribu orang.
Kekejaman NIl KW IX Abu TOTO terhadap pengikutnya
sendiri, adalah apa yang sebenarnya ia ketahui tentang
para pengikutnya yang dapat dipastikan akan keluar dan berhenti setelah mereka
tak mampu memenuhi kewajiban dan tanggungjawab yang ia bebankan, ataupun karena
mereka sadar dengan sendirinya. Terhadap semuanya itu Abu TOTO sama sekali tak peduli. Karena Abu TOTO punya keyakinan dan
perhitungan: Yang belum tahu dan tidak sadar serta bisa dijadikan sasaran
dakwah sesat NII masih sangat banyak, selain itu peluang dan kesempatan untuk
melakukannya masih sangat luas dan mudah.
P
e n u t u p
Berbagai tindak
kejahatan dan penodaan terhadap agama (Islam) sering kali terjadi.
Sayangnya belum pemah sekalipun kaum Muslimin secara tuntas
mengatasi hal ini. Tanggung jawab dan kewajiban setiap hamba Allah yang
mu'min dan muslim adalah melestarikan Islam dengan berpedoman kepada AI-Qur'an
dan Sunnah Rasul SAW termasuk sunnah Khulafa ar Rasyidin, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW:
"Diwajibkan atas kalian melaksanakan sunnahku dan sunnah Khulafa ar
Rasyidin, gigit erat-erat dengan gigi gerahammu. "
(HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
"Tiada Nabi yang diutus
sebelumku melainkan mempunyai hawariy yang memegangi benar terhadap tuntunan
ajarannya, kemudian timbullah pengganti yang sesudahnya suatu generasi yang
berbicara tentang suatu yang tidak mereka kerjakan dan mereka melakukan apa
yang tidak diperintahkan. Maka barang siapa yang berjihad dengan tangannya
mereka adalah mu'min, dan barang siapa yang berjihad dengan lisannya mereka
mu'min dan barang siapa yang berjihad dengan hatinya mereka mu'min, sedang
selain dari yang demikian itu adalah tidak ada lagi keimanan yang tersisa dalam
hatinya, walaupun seberat biji sawi." (HR Muslim,
bersumber dan lbn Mas'ud).
Oleh karenanya, marilah kita semua belajar dari
sejarah, baik sejarah pembangunan Daulah dan peradaban Islam, maupun sejarah
para Sahabat dalam mempertahankan berlakunya syari'at dan tegaknya Daulah
Islam. Karena dengan melihat dan
merujuk kepada sejarah tersebut yang telah mendapat pujian serta hidayah dari
Allah insya Allah kita bisa mengambil contoh keteladanan yang tapat.
LPPI berkesimpulan bahwa para orang tua santri
(dan calon santri) pada umunnya tidak mengetahui secara persis tentang realitas
Ma'had Al Zaytun pimpinan AS Panji Gumilang yang mempraktekkan ajaran
menyimpang (sesat), yang sangat membahayakan dan merugikan ummat Islam dan
bangsa Indonesia pada umumnya.
Melalui buku ini LPPI sekedar menunaikan kewajibannya dengan memberikan
informasi secara tebuka kcpada masyarakat luas, tanpa dibebani motif politik,
ekonomi, atau kebencian kepada siapa pun, melainkan semata-mata untuk
mengungkapkan kebenaran dan menegakkan keadilan, dalam rangka amar ma'ruf dan
nahyi munkar.
Bersama dengan para mantan tokoh dan anggota NII KW IX yang sudah
insyaf, LPPI akan menggalang kekuatan bersama untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan serta menghentikan segala bentuk kesesatan
dan kejahatan AS Panji Gumilang beserta kroninya. LPPI akan
mengungkapkan kebenaran walau terasa pahit. Semoga Allah Yang
Maha Kuasa memberi kekuatan kepada hamba-Nya yang berjuang untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan serta memberantas kemunkaran.
LPPI membuka ruang
berdiskusi dengan semua pihak secara terbuka untuk membuktikan kesesatan AS
Panji Gumilang, Syaikh Ma'had Al Zaytun.
LPPl juga menerima pengaduan dari para keluarga muslim
yang anggota keluarganya terperangkap ke dalam lingkaran NII KW IX dan Ma'had
Al Zaytun.
Kepada para orang tua
yang anak atau keluarganya sekarang sedang belajar atau bekerja di Ma'had Al
Zaytun, termasuk perwakilan dan cabang-cabangnya diseluruh
Berdasarkan basil investigasi yang dilakukan tim
LPPI, ditemukan indikasi kuat adanya keterkaitan antara Abu Toto yang dulu
terkenal sebagai tokoh NII KW IX dengan sosok AS Panji Gumilang Syaikh al
Ma'had Al- Zaytum sekarang ini, yang ajaran, doktrin dan ideologi serta
amaliahnya ternyata terdapat banyak penyimpangan aqidah, penodaan tauhid, serta
penjungkirbalikan syari'at, termasuk perusakan nilai-nilai luhur akhlaq
Islamiyah, perusakan makna ibadah. Juga, menipu, memiskinkan
dan memurtadkan ummat.
Tentunya semua kebejadan itu tidak akan kita biarkan hidup dan berkembang, hanya karena
kekaguman kita menyaksikan gedung Ma'had Al-Zaytun yang begitu megah dan mewah.
"Alahumma arina al haqqan warzuqnat tiba'ah, wa arinal
bathila-bathilan warzuqnaj tinabah." Ya Rabb, janganlah Engkau gelincirkan qalbu-qalbu kami setelah
Engkau beri hidayah kami, dan Anugerahilah kami rahmat dari sisi Engkau,
sesungguhnya Engkau adalah al wahab. Maha Suci Engkau
ya Allah, dan dengan memuji Engkau, aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada dzat
yang patut di ibadahi selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat
kepada-Mu. Alhamdulilahi rabbil Alamin.
Daftar Pustaka
Buku/Kitab:
Kesaksian :
Sumber: "Membongkar Gerakan Sesat NII di Balik Pesantren Mewah
Al Zaytun, Umar Abduh
Oleh: Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam