ASTRONOMI AMATIR

OBSERVASI


Dalam bagian berikut ini, saya akan menjelaskan beberapa hal tentang observasi. Apa yang tertulis di sini adalah semata-mata pengalaman pribadi saya setelah berberapa tahun menekuni hobby astronomi amatir. Dari pengalaman itu saya pelajari beberapa hal yang bisa membuat obserasi menjadi lebih menyenangkan dan lebih nyaman.

PERSIAPAN

  1. Rencana Observasi

    Saya selalu melakukan persiapan sebelum melakukan observasi. Biasanya persiapan ini saya lakukan selama proses pendinginan teleskop. Dan sewaktu melakukan persiapan, saya selalu memakai kaca mta hitam dengan tujuan supaya mata saya beradaptasi dengan gelap.

    Ada dua hal yang harus saya jelaskan terlebih dahulu, yaitu pendinginan teleskop dan adaptasi dengan gelap. Yang pertama harus selalu dilakukan dengan tujuan supaya suhu di dalam tabung teleskop maupun suhu cermin primer teleskop sama dengan suhu tempat kita melakukan observsi. Kenapa hal ini harus dilakukan? Biasanya, suhu di dalam kamar atau di dalam rumah lebih tinggi daripada suhu di luar rumah. Perbedaan suhu tersebut mungkin tidak banyak hanya beberapa derajat saja, tetapi perbedaan tersebut mempunyai akibat pada kualitas gambar yang kita lihat melalui teleskop. Selama suhu di dalam teleskop sedang dalam proses penyesuaian dengan suhu luar, di dalam teleskop akan terjadi lapisan-lapisan udara dengan suhu yang berbeda. Lapisan ini terjadi karena penyesuaian suhu tidak terjadi seketika pada seluruh bagian teleskop (dan udara di dalamnya) tetapi terjadi secara bertahap. Jadi akan ada lapisan yang suhunya sudah sama dengan suhu luar, sementara ada pula lapisan-lapisan lain yang suhunya masih di atas suhu luar. Adanya lapisan-lapisan suhu ini akan mengakibatkan terjadinya distorsi pada cahaya yang memasuki teleskop dan mengakibatkan gambar yang kita lihat melalui teleskop terlihat seperti air yang mendidih.

    Yang kedua adalah adaptasi dengan kegelapan. Di tempat yang terang pupil mata kita mengecil, sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk kemata kita. Sebaliknya di tempat yang gelap, pupil mata kita akan membesar supaya lebih banyak cahaya yang dapat ditangkap oleh mata. Karena sewaktu melakukan observasi yang kita lihat adalah benda-benda langit yang cahayanya lemah, maka kita pupil mata kita harus terbuka penuh supaya mata kita bisa melihat benda-benda langit tadi dengan jelas.

    Contoh dari adaptasi dengan kegelapan adalah jika kita pergi ke tempat yang gelap dari tempat yang terang. Sewaktu baru memasuki tempat yang gelap, kita tidak bisa melihat apapun. Tetapi setelah beberapa saat (5 atau 10 menit) mata kita akan bisa mulai melihat dengan jelas meskipun dalam gelap. Inilah yang dinamakan adapatasi dengan kegelapan.

    Oke kita kembali ke persiapan untuk obsevasi.

    Yang pertama kali saya lakukan adalah memeriksa Planisphere untuk melihat konstelasi apa saja yang bisa terlihat dari halaman belakang rumah saya. Ini selalu saya lakukan karena kondisi tempat observasi saya di belakang rumah hanya memungkinkan saya untuk melihat obyek langit yang lebih posisinya tinggi dari 50 derajat dari horison, ke seluruh penjuru.

     Sesudah tahu kira-kira konstelasi apa yang bisa dilihat, saya keluarkan daftar Messiser dan mencari obyek Messier (M Obyek) yang terletak di konstelasi yang terlihat tadi. Kalau ternyata tidak ada M obyek saya buka bukunya Robert Burnham yang berjudul Burnham Celestial handbook untuk melihat apakah ada obyek lainnya yng menarik di sekitar atau dalam konstelasi tadi, misalnya bintang ganda atau obyek lain yang masuk dalam katalog NGC non Messier.

    Kemudian saya buat daftar di secarik kertas, dan dengan daftar itu saya buka peta bintang untuk menentukan dimana kira-kira posisi obyek dalam daftar tadi. Biasanya proses "pendaftaran" tadi butuh waktu sekitar 15 sampai 45 menit, dan pada saat persiapan selesai biasanya teleskop saya sudah selesai melakukan pendinginan.

     

  2. Teleskop


    Pernah suatu ketika saya pergi bersama keluarga ke Puncak dan tentu saja tidak lupa saya bawa teleskop, karena langit malamnya jauh lebih gelap daripada kalau dilihat dari rumah.
    Sesampainya di sana, saya keluarkan teleskop dari tempatnya (sebenarnya cuma kardus biasa yang saya lapisi dengan busa, waktu itu saya belum membeli telescope case). Pada waktu itulah saya sadar ada sesuatu yang hilang. Ternyata salah satu komponenya, yaitu Manual Knob yang menghubungkan wedge dengan tripod, tidak ada. Tanpa Manual Knob ini, saya tidak bisa memasang teleskop di tripod.  Saya cari sampai pusing tapi tidak ketemu. Ternyata Manual Knob tadi tertinggal di rumah.

    Sejak itu, setiap kali saya akan membawa teleskop ke luar kota,  saya selalu memeriksa daftar komponen teleskop yang saya buat. Daftar ini saya periksa biasanya sampai dua kali,  supaya jangan sampai ada yang tertinggal.
     

  3. Okuler

    Salah satu hal yang sebaiknya dilakukan adalah menyimpan semua yang berhubungan dengan observasi dan teleskop di satu tempat. Saya letakkan tripod di sebelah kotak teleskop, sedangkan wedge, adaptor, kabel, tas aksesori dan Telrad saya letakkan di atas kotak teleskop.
    Dengan begitu, setiap kali ada kesempatan ke luar kota, saya tidak perlu khawatir ada yang tertinggal.


    Ada baiknya juga kalau kita menyimpan okuler dan aksesori teleskop lainnya di satu tempat. Saya punya satu tas aksesori sendiri di mana saya simpan semua aksesori teleskop saya. Tas aksesori itu tidak saya beli, saya membuatnya dari tas sekolah anak-anak.

    Cara buatnya gampang...
    Pertama anda perlu tas sekolah anak-anak, biasanya disebut tas koper anak-anak. Yang paling baik adalah koper anak-anak yang bahannya keras bukan yang kulit. Merek yang umumnya ada di sini adalah president atau echolac.
    Selain itu anda juga akan memerlukan busa, yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran tas sekolah tadi dan juga disesuaikan dengan banyaknya aksesoris yang anda miliki. Kalau bisa, pergunakan busa yang tebalnya minimal 2" (5 cm). Dan juga anda perlu spidol dan cutter.

    Modifikasi tas sekolah tadi dengan cara melepas semua bagian dalam dari tas itu. Siapkan dua potong busa seukuran tas. Busa tadi harus pas di dalam tas.
    Langkah berikutnya adalah membuat gambar okuler di atas busa. Caranya, taruh okuler di atas busa dan ikuti bentuknya dengan menggunakan spidol. Lakukan hal yang sama untuk okuler dan aksesoris yang lain.

    Sesudah semua okuler dibuat gambarnya, langkah berikutnya adalah membuat lubang untuk meletakkan okuler. Caranya? Dengan memakai cutter, kita potong busa tadi dengan mengikuti gambar okuler yang sudah kita buat di atas busa. Lakukan dengan perlahan-lahan dan jangan terburu-buru. Kedalamannya kira-kira 1/2 dari diameter okuler. Setelah satu lubang selesai, teruskan dengan lubang yang lain, sampai semuanya selesai. Kalau sudah beres, sekarang anda sudah punya tas aksesoris yang kuat.

     

  4. Cahaya dalam kegelapan

    Astronom Amatir sangat suka bergelap-gelapan :-). Kita selalu menginginkan yang gelap-gelap. Langit selalu kita harapkan gelap, kita melakukan observasi dari tempat yang gelap dan sewaktu melakukan observasi, kita sama sekali tidak menginginkan adanya cahaya selain cahaya bintang.

    Kenapa begitu? Astronom Amatir menyukai kegelapan karena apa yang kita lihat melalui teleskop adalah obyek-obyek yang cahayanya lemah.  Kita tidak akan bisa melihat obyek-obyek tadi kalau misalnya kita berada di tempat yang terang, mata kita terkena cahaya yang terang dan juga kalau mata kita belum beadaptasi dengan kegelapan.

    Seperti sudah diceritakan di depan, sebelum melakukan observasi mata kita harus  beradaptasi dengan kegelapan. Kalau di rumah, biasanya saya melakukannya dengan cara memakai kaca mata hitam selagi menunggu teleskop saya "mendingin".
    Sedangkan kalau sedang observasi di luar kota, biasanya saya menyesuaikan mata dengan kegelapan dengan cara duduk di dekat teleskop sambil menunggu teleskop mendingin.

    Supaya mata kita benar-benar beradaptasi dengan kegelapan, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Tapi jarang sekali saya mau menunggu sampai satu jam. Biasanya, begitu teleskop sudah dingin saya langsung mulai observasi. Saya tidak mau buang waktu dan saya pikir toh pada akhirnya mata saya akan terbiasa juga dengan kegelapan.

    Selama melakukan observasi, kita harus menjaga penglihatan malam kita (terjemahan dari night vision). Untuk itulah, saya juga membuat tutup mata (seperti bajak laut)  yang selalu saya pakai kalau saya harus pergi ke dalam rumah untuk mengambil atau melakukan sesuatu.
    Saya selalu memakai mata kanan untuk melihat selama melakukan observasi, dan menutup mata kiri saya dengan tutup mata tadi.
    Karena itu, kalau saya harus masuk ke rumah atau menyalakan senter untuk mencari sesuatu, tutup mata itu saya pindah ke mata kanan dan kemudian saya pakai mata kiri saya untuk melihat.

    Apabila sewaktu melakukan observasi saya memerlukan cahaya untuk, misalnya, melihat peta bintang, maka saya pergunakan cahaya yang redup. Banyak cara yang dipergunakan, misalnya ada yang memakai senter yang mengeluarkan sinar berwarna merah, ada yang memakai senter bersinar hijau dan ada pula yang memakai sinar putih. Dengan catatan apapun warna yang dipilih, cahaya yang dikeluarkan harus redup, sangat redup.

    Sinar senter sudah cukup redup apabila kita tidak bisa membaca (dalam gelap) jika senter tadi berjarak lebih dari 5 cm dari kertas atau buku. Jika jarak senter dari buku atau peta bintang melebihi 5 cm dan kita masih bisa membaca dengan mudah berarti senter kita kurang redup dan harus ditambah dengan  lapisan plastik (kertas) merah lagi supaya redup.

    Senter yang mengeluarkan sinar merah bisa dibeli dari toko-toko yang menjual perlengkapan astronomi, tetapi adalah lebih baik (dan pasti lebih murah) kalau senter itu kita buat sendiri. Senter yang saya pergunakan asalnya adalah senter biasa yang kemudian bagian depannya saya tutup dengan plastik warna merah. Plastik yang saya gunakan saya ambil dari map plastik berwarna merah. Selain plastik merah bisa juga dipakai kertas biasa berwarna merah yang kemudian dilapisi lagi dengan cat kuku warna merah. Pengalaman saya, biasanya kertas merah cepat rusak apalagi kalau kena embun dan harus sering-sering diganti. Karena itu sejak beberapa waktu terakhir saya pakai plastik merah.

    Beberapa pendapat mengatakan bahwa warna putih atau hijau yang redup jauh lebih efektif dan lebih baik dari pada warna merah. Saya percaya ini dan saat ini saya sedang membuat senter yang wananya hijau untuk mengganti yang merah. 
    Jadi kalau bisa, sebaiknya memakai cahaya hijau. Dalam David Bevel's home page bisa kita temukan cara untuk membuat senter berwarna hijau. Dalam page-nya, Dave memberikan instruksi yang lengkap dan jelas tentang bagaimana caranya memodifikasi LED biasa menjadi LED yang mengeluarkan sinar hijau.

     

  5. Embun

    Embun adalah masalah bagi pemilik teleskop catadioptric dan refraktor, karena obyektif dari teleskop jenis ini langsung berhubungan dengan udara terbuka. Untuk mengatasi embun kita bisa lengkapi teleskop kita dengan anti embun seperti yang dipasang di kaca jendela mobil. Anti embun ini akan menghangatkan permukaan obyektif teleskop sehingga embun tidak bisa terbentuk di sana.

    Cara yang kedua adalah dengan memakai tameng embun. Biasanya refraktor dilengkapi dengan tameng embun ini sebagai bagian dari tabung teleskop, tetapi catadioptric teleskop tidak dilengkapi dengan tameng embun ini.

    Untuk mencegah embun saya membuat tameng embun sendiri. Tameng embun ini bisa juga kita beli jadi, tapi buat apa beli kalau bisa kita buat sendiri?
    Tameng embun milik saya terbuat dari kardus bekas. Cari kardus bekas dan potong seukuran dengan keliling dari tabung teleskop (ditambah 2 atau 3 cm). Kemudian lapisi kardus tadi dengan cat yang tahan air, pada kedua sisinya.
    Setelah catnya kering, lapisi lagi bagian pinggir dari kardus tadi dengan cellotape atau dengan lak ban. Kemudian hubungkan dua sisi kardus tadi sehingga membentuk tabung, sambung dengan lem dan kemudian di stappled. Setelah tersambung, supaya lebih kuat lapisi lagi bagian sambungan tadi (sebelah luar dan dalam) dengan lak ban. Selesai. Gampang kan?

Itulah tadi seluruh persiapan yang harus dilakukan sebelum kita melakukan observasi. Nah, sekarang kita bisa pergi ke lapangan dan mulai observasi.

ke Observasi


ke PERALATAN

ke BAGAIMANA UNTUK MEMULAI

 Go to My Library

 

© 2005 [email protected]

Hosted by www.Geocities.ws

1