SEDIKIT CERITA
Saya tertarik pada astronomi sejak berumur lima tahun. Ceritanya berawal
ketika ayah mengajak saya ke Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki dan di
sana saya melihat sebongkah meteorite. Menurut ayah saya, selama satu minggu
sesudah itu, saya bertanya-tanya bagaimana mungkin ada batu jatuh dari langit.
Setiap orang yang saya temui pasti saya tanya tentang hal itu, sayangnya tak ada
seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan saya.
Sejak itu, setiap kali ada orang yang bertanya tentang cita-cita saya, jawaban
saya selalu "Saya mau jadi Profesor Perbintangan.", waktu itu saya
belum tahu bahwa orang yang mempelajari ilmu "perbintangan" disebut
Astronom.
Waktu kelas 6 SD, dengan uang tabungan yang ada saya membeli sebuah
binokuler. Selama dua minggu binokuler itu saya sembunyikan karena saya takut
orang tua saya akan marah kalau mereka tahu bahwa saya memakai uang tabungan
saya untuk membeli barang seperti itu.
Untungnya, ketika pada akhirnya mereka tahu, mereka tidak marah dan hanya
menggelengkan kepala :-)
Dengan binokuler itu saya banyak menghabiskan waktu melihat-lihat bintang dan
mengamati langit malam, tanpa tahu apa yang saya lihat atau apa yang saya cari.
Seringkali saya naik ke atap rumah dan memandang ke langit malam yang waktu itu
masih gelap dan bebas dari polusi cahaya. Tidak jarang saya berkhayal bahwa di
atas sana, di planet lain, ada seorang anak yang sedang mengamati langit malam
seperti yang saya sedang lakukan.
Lama saya mengamati langit malam tanpa tahu apa yang sebenarnya saya lakukan dan tanpa tujuan khusus, yang penting buat saya waktuitu adalah menikmati langit malam. Karena keluarga kami termasuk keluarga biasa-biasa saja, saya hanya satu kali lagi datang ke Planetarium. Pada waktu itu, buku-buku tentang Astronomi tidak tersedia di sini. Bahkan sekarang pun, kalau kita pergi ke toko buku dan mencari buku tentang Astronomi, sulit untuk memperolehnya. Satu-satunya buku mengenai Astronomi yang saya miliki adalah buku seri Time-Life Book berjudul "Alam Semesta" yang dibeli oleh ayah saya. Saya bersyukur memiliki orang tua seperti ayah saya. Alih-alih mengajak kami, anak-anaknya, pergi ke Taman Ria atau nonton film di bioskop, ayah saya banyak sekali membelikan kami buku-buku, yang harganya jauh lebih mhal daripada karcis masuk bioskop atau taman ria. Kami berlangganan buku-buku terbitan Time-Life, yang harganya waktu itu mahal sekali. Bayangkan saja, harga langganan buku-buku tersebut adalah seperlima dari gaji ayah yang hanya pegawai negeri! Dan karena itu, perpusatakaan kami penuh dengan buku-buku bagus.
Seperti saya katakan tadi, saya mengamati langit malam (observasi) tanpa
mempunyai tujuan yang jelas. Pada tahun 1986 untuk pertama kalinya saya
melakukan observasi dengan tujuan yang jelas, yaitu melihat komet Haley.
Bermalam-malam saya mencari di mana komet Haley berada. Satu-satunya petunjuk
yang saya punya adalah satu artikel di koran yang mengatakan bahwa komet
tersebut berada di sekitar rasi Centaurus.
Setelah tahu kira-kira posisi komet tersebut adalah di Centaurus, masalah
berikutnya adalah mencari di mana posisi rasi bintang yang bernama Centaurus.
Waktu itu dari sekian banyak bintang di langit, saya sama sekali tidak tahu yang
mana yang bernama rasi Centaurus. Sampai suatu malam salah seorang tetangga saya
ikut mencari komet Haley dengan membawa peta langit malam (Planisphere). Saya
terheran-heran melihat benda yang namanya Planisphere.
Bersama-sama kami mencari Haley dengan memakai Alpha dan Beta Centauri sebagai
patokan. Tapi kami belum berhasil menemukan sang komet.
Akhirnya, setelah beberapa malam, saya berhasil juga menemukan Haley. Saya
sedikit kecewa ketika akhirnya saya melihat Haley, karena apa yang saya lihat
tidak seperti apa yang saya bayangkan, waktu itu Haley hanya terlihat seperti
bola putih yang buram dan kabur, tidak ada ekornya. Meskipun demikian, paling
tidak saya sudah melihat Haley.
Baru pada tahun 1992 saya mendengar tentang Astronomi Amatir dan orang-orang
yang disebut Astronom Amatir.
Saya tahu tentang hal tersebut dari buku yang berjudul Night Watch (ditulis oleh
Terence Dickinson) yang dikirim oleh sepupu saya Emiko yang tinggal di Amerika.
Sebelum membaca buku itu, saya selalu mengira bahwa Astronomi hanya dilakukan
oleh orang-orang yang bekerja Observatorium. Sama sekali tidak pernah terlintas
dalam benak saya bahwa Astronomi bisa menjadi hobi, dan bisa dilakukan dari
halaman belakang rumah.
Buku itu saya baca berulang-ulang, sampai kusam :-) Dengan berbekal buku itu dan
binokuler pinjaman (punya saya sudah rusak) saya menikmati dan mempelajari
langit malam. Buku Night Watch telah membuka mata saya dan membuka jendela alam
semesta.
Meskipun demikian, kegiatan saya sebagai Astronom Amatir masih terbatas
pada menghapal posisi dan bentuk konstelasi/rasi bintang, menikmati hujan Meteor
dan mengamati langit dengan binokuler.
Sama sekali tidak pernah terpikir oleh saya untuk memiliki teleskop.
Sampai suatu hari ketika saya sedang berada di toko buku saya melihat satu majalah bernama "Astronomy Magazine". Tanpa pikir panjang saya beli majalah itu. Waktu itu bulan Desember, dan yang saya beli adalah edisi Februari 93. Saya heran melihat banyak sekali iklan teleskop. Saya tidak pernah tahu bahwa teleskop bisa dibeli oleh siapa saja. Saya selalu mengira bahwa harga teleskop amat sangat mahal dan hanya institusi tertentu, seperti observatorium atau perguruan tinggi, yang bisa membelinya. Melihat iklan-iklan tersebut, timbul keinginan untk bisa memiliki teleskop.
Satu tahun kemudian akhirnya bisa juga sebuah teleskop terbeli. Saya putuskan
untuk membeli SCT merk Meade yang berukuran 8" (20 cm).
Setelah menunggu selama kurang lebih satu bulan, akhirnya teleskop tersebut saya
terima. Setelah teleskop di tangan, masih dua bulan lagi sebelum saya akhirnya
bisa memakai teleskop saya, karena teleskop tersebut tiba tepat pada
pertengahan musim hujan.
Dengan teleskop ini, saya luangkan waktu saya untuk mengamati dan mempelajari
langit malam meskipun tidak bisa sesering yang saya inginkan.
Dulu teleskop Meade 8" saya adalah benda yang sangat berharga (sudah saya jual ke satu sekolah) tetapi sekarang kedudukannya sudah diambil alih oleh refraktor TeleVue 85, cermin teleskop 5.6" f/4.9, 13" f/5 dan satu cermin 8" yang belum jadi, yang saya buat sendiri.
Tabung teleskop untuk cermin 13" tersebut sebenarnya sudah selesai, namun cerminnya belum selesai, karena belum di"coating" Satu hal yang membuat saya menunda penyelesaian cermin saya adalah karena ongkos "coating" permukaan cermin yang lumayan mahal. segera.
Kalau anda ingin membuat teleskop sendiri, silakan buka Membuat Teleskop.
Itu tadi sedikit cerita tentang diri saya.
ISI DARI HOME PAGE INI
Tujuan dari Home Page ini adalah untuk memperkenalkan Astronomi Amatir (juga hal-hal lain yang menjadi kegemaran saya seperti motor dan aikido) kepada siapa saja yang kebetulan mampir dan belum pernah mendengar tentang Astronomi Amatir. Bagi mereka yang sudah tahu apa itu Astronomi Amatir saya harap tulisan ini bermanfaat juga.
Pada halaman-halaman berikut, kita bisa baca hal-hal mengenai pengamatan
bintang atau observasi. Saya tulis semuanya berdasarkan pengalaman saya. Mungkin
cara saya bukanlah cara yang paling baik untuk melakukan observasi, meskipun
demikian cara tersebut adalah cara yang selama ini selalu saya pakai dan selalu
berhasil.
Di web banyak sekali home page dari Astronom Amatir yang berpengalaman. Coba
kunjungi page mereka untuk menambah pengetahuan mengenai Astronomi, dan yang
paling penting, beli buku-buku tentang Astronomi.
Kalau anda punya saran, ide, usul, komentar atau apa saja mengenai apa yang saya tulis di sini, tolong beri tahu saya.
Links to other sites on the Web
Astronomy
Magazine
Sky
& Telescope
The
Astronomical League
Messier
data base
Herschel
400
International
Dark Sky Organization
© 2005 [email protected]