Analisis Kesalahan Berbahasa
Berikut ini
beberapa contoh kesalahan penggunaan bahasa beserta
perbaikan dan penjelasannya.
1. Tulisan-tulisan
Bung Hatta yang selama ini berserakan berhasil
dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
Struktur kalimat tersebut rancu.
Sebenarnya bentuk kalimat itu adalah kalimat pasif jika
dilihat dari predikatnya dikumpulkan. Tetapi,
karena disisipi predikat lain yaitu berhasil,
kalimat tersebut tidak jelas, apakah pasif atau aktif.
Berhasil merupakan penanda predikat kalimat aktif,
seperti halnya bermain, bertemu, berkelahi.
Kalimat yang benar adalah sebagai berikut.
1a. Tulisan-tulisan Bung Hatta
yang selama ini berserakan dikumpulkan dalam sembilan
jilid besar.
2. Sejak
naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan
jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke
permukaan.
Kalimat tersebut tidak memiliki
subyek sehingga tidak jelas siapa yang mengembalikan
nama Bung Karno ke permukaan. Karena, ada kata depan
sejak di depan naiknya Megawati ke panggung
politik (yang mungkin dimaksudkan sebagai subyek oleh
penulisnya). Kata depan sejak merupakan
penanda keterangan waktu. Perbaikan atas kalimat (2)
adalah sebagai berikut.
2a. Naiknya Megawati ke panggung
politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah
mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
2b. Sejak naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi
dengan jatuhnya Soeharto, nama Bung Karno muncul kembali
ke permukaan.
3. "Walaupun
bentuknya mirip kaki, tapi itu tetap sirip,"
katanya.
Kerancuan
pikiran pada kalimat (3) timbul karena penggunaan pasangan
walaupun...tapi pada kalimat itu. Kata
walaupun menyatakan 'alahan', sedangkan kata
tetapi menyatakan 'perlawanan'. Penggabungan
kedua kata penghubung itu dalam satu kalimat tentulah
menimbulkan hubungan pikiran yang tidak logis. Perbaikan
kalimat (3) adalah sebagai berikut.
3a. "Walaupun
bentuknya mirip kaki, itu tetap sirip," katanya.
4. Pemikir lain
barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan
saja.
Pada kalimat (4) terdapat
bentuk pleonasme, yaitu kata-kata atau frasa yang
berlebihan maknanya. Perbaikan atas kalimat (4) adalah
sebagai berikut.
4a. Pemikir lain barangkali
hanya memikirkan soal kebangsaan.
4b. Pemikir lain barangkali memikirkan soal kebangsaan
saja.
5. Mereka anggap semua
pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang
pahalanya tak ketulungan.
Kesalahan yang terdapat pada
kalimat (6) adalah pemilihan kata tak ketulungan
yang tidak tepat. Kata tak ketulungan (bahasa Jawa)
bermakna negatif yakni tak tertolong. Contohnya: Si Topan
bandelnya tak ketulungan. Padahal, konteks kalimat
(6) bermakna positif, yakni pahalanya besar sekali.
Perbaikan atas kalimat (6) adalah sebagai berikut.
5a. Mereka anggap semua
pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang
pahalanya besar sekali.
6. Beban keamanan
Israel pun juga diletakkan di bahu Arafat.
Kata pun juga pada kalimat
(6) adalah bentuk pleonasme (lihat contoh nomor 4).
Perbaikan atas kalimat (6) adalah sebagai berikut.
6a. Beban keamanan Israel pun
diletakkan di bahu Arafat.
7. Kabinet Netanyahu
yang seharusnya menyelenggarakan sidang pengesahan
perjanjian itu 29 Oktober lalu, ditunda.
Kalimat (7) rancu karena tidak
jelas apa yang ditunda, apakah kabinet Netanyahu ataukah
sidang pengesahan perjanjian yang ditunda. Letak kerancuan
pada kalimat tersebut ada pada kata yang. Perbaikan
atas kalimat (7) adalah dengan menghilangkan kata yang
dan menambahkan kata tapi di depan kata
ditunda. Lihat kalimat (7a).
7a. Kabinet Netanyahu
seharusnya menyelenggarakan sidang pengesahan perjanjian
itu pada 29 Oktober lalu, tapi ditunda.
Subyek Berkata Depan
Perhatikan kalimat di bawah ini.
8. Pasalnya, dalam
rekaman sadapan pembicaraan Presiden B.J. Habibie dan
Jaksa Agung Andi M. Ghalib, yang menghebohkan pekan lalu
itu, juga menyebut nama Achmad Tirtosudiro.
9. Dengan UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
akan bisa mengatasi masalah ketidakpuasan
masyarakat karena pembagian keuangan pusat dan daerah yang
tidak adil.
Kesalahan pada ketiga kalimat di atas
berkaitan dengan pengisi fungsi subyek. Berdasarkan
analisis fungsional, subyek yang dimaksud oleh penulis
dalam ketiga kalimat tersebut berturut-turut adalah
dalam rekaman sadapan pembicaraan Presiden B.J. Habibie
dan Jaksa Agung Andi M. Ghalib, dengan UU Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah. Frasa-frasa tersebut
bukanlah frasa benda, tetapi frasa preposisional (frasa
berkata depan). Frasa preposisional tidak bisa mengisi
fungsi subyek. Karena itu, pembetulan atas ketiga kalimat
tersebut adalah dengan menghilangkan kata depan
(preposisi) dalam, dengan.
8a. Pasalnya, rekaman
sadapan pembicaraan Presiden B.J. Habibie dan Jaksa Agung
Andi M. Ghalib, yang menghebohkan pekan lalu itu, juga
menyebut nama Achmad Tirtosudiro.
9a. Atau UU Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah akan bisa mengatasi
masalah ketidakpuasan masyarakat karena pembagian keuangan
pusat dan daerah yang tidak adil.
Pembetulan kalimat tersebut dapat
juga dengan cara mengubah predikat kata kerja menyebut
dan mengatasi yang berawalan meN-
menjadi predikat kata kerja berawalan di-:
disebut, diatasi.
8b. Pasalnya, dalam
rekaman sadapan pembicaraan Presiden B.J. Habibie dan
Jaksa Agung Andi M. Ghalib, yang menghebohkan pekan lalu
itu, juga disebut nama Achmad Tirtosudiro.
9b. Dengan UU
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah akan bisa diatasi
masalah ketidakpuasan masyarakat karena pembagian keuangan
pusat dan daerah yang tidak adil.
Jika cara terakhir ini yang
ditempuh, struktur fungsional kalimat-kalimat tersebut
berubah. Kalimat (1b) subyeknya adalah nama Achmad
Tirtosudiro, sedangkan dalam rekaman sadapan
pembicaraan Presiden B.J. Habibie dan Jaksa Agung Andi M.
Ghalib menempati fungsi keterangan. Predikatnya tetap,
hanya dengan perubahan bentuk, yaitu disebut.
Kalimat (2b) subyeknya adalah masalah ketidakpuasan
masyarakat karena pembagian keuangan pusat dan daerah yang
tidak adil. Yang menempati fungsi keterangan adalah
dengan UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,
sedangkan predikatnya adalah diatasi.
Verba Berpreposisi
10. Kalau bicara
kualitas itu kan subyektif.
11. Itu bisa saja terjadi, tergantung sudut pandang
penilaiannya.
12. Ini sesuai keahlian atau kepedulian mereka.
13. Yang menjadi keheranan saya saat ini adalah kenapa
setiap orang yang merasa "penting" selalu mengomentari
tentang legalitas rekaman tersebut, bukan
substansinya.
Kesalahan pada kalimat (10), (11), dan
(12) adalah kesalahan penggunaan verba berpreposisi yang
tidak lengkap. Yang dimaksud dengan verba berpreposisi
ialah verba taktransitif yang selalu diikuti oleh
preposisi tertentu. Verba tahu akan/tentang,
berbicara tentang, berminat pada, dan
bergantung pada adalah verba berpreposisi. Berikut
adalah contoh-contoh lain verba berpreposisi.
suka akan/pada
cinta pada/akan
terbagi atas
terdiri atas/dari
sesuai dengan
serupa dengan
sejalan dengan
setingkat dengan
bertentangan dengan
berlawanan dengan
mengeluh tentang
berdiskusi tentang
memandang pada
teringat akan/pada
tergolong dalam
terkenang akan/pada
terjadi dari
menyesal atas
mendengar tentang
bercerita tentang
berkhotbah tentang
Di antara verba berpreposisi ada yang
hampir sama artinya dengan verba transitif. Misalnya:
berbicara tentang = membicarakan
cinta pada/akan = mencintai
suka akan = menyukai
tahu akan/tentang = mengetahui
bertemu dengan = menemui
Perbaikan atas kalimat (10), (11), dan
(12) adalah sebagai berikut.
10a. Kalau berbicara tentang
kualitas itu kan subyektif.
11a. Itu bisa saja terjadi, tergantung pada
sudut pandang penilaiannya.
12a. Ini sesuai dengan keahlian atau
kepedulian mereka.
Pada kalimat (13) terdapat kesalahan
pemakaian bentuk transitif yang masih mempertahankan
preposisi. Seharusnya, jika orang memakai verba yang
transitif, janganlah menyertakan preposisi lagi.
Perbaikan atas kalimat (13) adalah sebagai berikut.
13a. Yang menjadi keheranan saya
saat ini adalah kenapa setiap orang yang merasa "penting"
selalu mengomentari legalitas rekaman tersebut,
bukan substansinya.
Perlu juga diperhatikan bahwa bagian
kalimat yang mengikuti verba berpreposisi, seperti
kualitas (10a), sudut pandang penilaiannya
(11a), dan keahlian atau kepedulian mereka (12a)
berfungsi sebagai pelengkap atau keterangan. Tetapi, jika
verba berpreposisi yang bersangkutan diubah menjadi verba
berafiks meng-, seperti mengomentari
(mengganti berkomentar tentang), bagian yang
mengikutinya itu berubah fungsi menjadi obyek.
Numeralia
Distributif
14. Apalagi kabel yang
menghubungkan masing-masing bagian pada jalur ini
masih menggunakan kawat tembaga.
Kata setiap,
tiap-tiap, dan masing-masing termasuk
numeralia distributif. Setiap atau tiap-tiap
mempunyai arti yang sangat mirip dengan masing-masing,
tetapi masing-masing berdiri sendiri tanpa
nomina, sedangkan setiap atau tiap-tiap
tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina.
Perbaikan atas kalimat (14) adalah sebagai
berikut.
14a. Apalagi kabel yang
menghubungkan tiap-tiap bagian pada jalur
ini masih menggunakan kawat tembaga.
|