I poem I short story I novel I script of film I thesis I profile I
 I time line  I diary I letters I creative process I article I 
I comment & book review I news I

 

Select language: [Bahasa Indonesia] [Spanish] [French]

Sorry, your browser cannot view this applet.


 


First edition June 1999;  221 pages, Publisher: Media Pressindo, Yogyakarta (Second edition 2000)
The first novel of Ngarto Februana tell us a child which born and grow in prostitution kampong. Because cannot bear it, he leave. After adult he return, and start involved in contention for contention. He fight within his sexuality: falling in love to a prostitute. He fight against something that he don't know on behalf of past grudge or protest arbitrary. And fight with the giant creature in his dream. Fighting with his self till at one he have to forget anything....


Preface by Bakdi Soemanto; First edition July 2000; 206 pages, price Rp 18.000; Publisher Media Pressindo, Yogyakarta.
The novel have cultural background of Dayak tribe in Meratus Mountain, South Kalimantan. By read the novel, we will know about Dayak wise that we have never recognize before. Complete with portraying of ceremony ritual. Also about horror decapitation. There is also importance contention of between forest entrepreneur and Dayak tribe which is detached ever that. Then how chance Utay, son of lead the tribe, betraying his ancestor land for the shake of personal ambition?


First edition September 2002; Second edition April 2003. Publisher Media Pressindo, Yogyakarta; 174 pages.
 
Tapol (political prisoner) is the novel based on history fact. And this processed by the writer excellently. From there we can read the sketch of tragedy of human being that happened in circle of event of human being history tragic Indonesia, that is G30S / PKI , 1965. (Comment by  Dr. Anhar Gonggong, Indonesian historian). 



 

 

Script of Ngarto Februana

Advertisement
 FOREX ONLINE TRADING

TREN TERBARU PERDAGANGAN VALUTA ASING
SECARA ONLINE DAN REALTIME

Anda bisa trading di Marketiva

SCRIPT FOR CREATIVE STORY (SONDANG & TYO)

KAMPUNG EDU

"Dikejar Pasukan Lebah"
Sinopsis dan ide cerita Creative Factory (Sondang & Tyo)
Script by Ngarto Februana

OPENING

01. EXT./INT - KAMPUNG HIJAU - SIANG
FADE IN

Rumah Paman Siga.

Agas keluar dari rumah Paman Siga, dengan membawa buku. Menggerak-gerakkan kepala, memutar leher seperti orang menghilangkan leher yang pegal. Lalu di halaman rumah Paman Siga, Agas memutar pinggang ke kanan dan ke kiri, untuk menghilangkan pegal-pegal pada pinggang.

CUT TO 

Kinci keluar dari rumah Paman Siga, sambil bersenandung kecil.

KINCI
(Bersenandung) Tra lala lala lili lili liili.

CUT TO

Doko keluar dari rumah Paman Siga.

NARATOR: "Pada Sabtu siang, Agas dan kawan-kawan belajar bersama di rumah Paman Siga. Usai belajar, mereka pun pulang...."

CUT TO

Kimbo di ambang pintu rumah Paman Siga. Melenguh. Lalu berjalan lamban keluar rumah Paman Siga menuju halaman.

KIMBO
(Melenguh, lalu menguap) Belajar sebentar sudah ngantuk.
Perut lapar. Inginnya makan lalu tidur. (Melenguh)

CUT TO

Terakhir, Domdom keluar dari rumah Paman Siga. Bergabung dengan Kimbo, Kinci, dan Agas serta Doko.

CUT TO

DOMDOM
(Berpantun) Buah salak, buah kedondong....

AGAS
(Menepuk punggung Domdom dengan buku)
Bosan, ah. Kedondong melulu!

KINCI
Iya, nih. Sekali-kali bikin puisi yang indah untukku.

DOMDOM
Kinci manis. Untukmu, akan kutuliskan puisi paling indah.
Tentang mawar, melati, awan yang berarak di langit biru....

KINCI
Tapi nggak pakai kedondong, ya....

DOMDOM
Iya. Iya.

CUT TO

NARATOR (CONT.): "Mereka tidak langsung pulang. Apa yang akan mereka lakukan? Lihat, Agas punya gagasan."

CUT TO

AGAS
Cuhuiiik....

KINCI
Apaan sih kok tiba-tiba cihuiik?

AGAS
Teman-teman, jangan pulang dulu. Aku punya usul bagus.

KINCI
Tapi, jangan usul ide jahil, ya.

AGAS
Dijamin seratus persen tidak jahil. Ini rencana bagus.

KIMBO
(Melenguh)
Ada makan-makannya, nggak? Kalau nggak ada sih, ogah ahh.

KINCI
Idiiih, Kimbo! Yang dipikirin makan melulu....

DOMDOM
(Menyeletuk)
Ke pasar ikan beli kedondong. Makan doong.... (Cengengesan)

Kinci, Kimbo, Doko, dan Agas tertawa serentak.

AGAS
Kedondong lagi, kedondong lagi. Ke pasar ikan, ya, beli ikan.
Maksaain banget sih. (Jeda sejenak, bergaya sedang berpikir).
Nah, teman-teman, aku punya usul.
Gimana kalau besok Minggu kita makan siang bersama di taman.

KIMBO
(Melenguh) Asyiikkk. Makan.

AGAS
Gimana teman-teman. Setuju, nggak?

KIMBO
(Melenguh) Pasti setuju, dooong.

KINCI, DOKO, KIMBO
Setujuuuu.

AGAS
Cihuiiik. (Melonjak-lonjak, merentangkan kedua tangan ke atas,
lalu bersalto sebagai ciri khas Agas)

CUT TO

Paman Siga di ambang pintu, tersenyum.

PAMAN SIGA
Wah, ide yang bagus sekali. Tapi, maaf Paman Siga tak bisa ikut, ya.

KINCI
(Merengek manja) Yah, Paman.... Mestinya ikut dong.

PAMAN SIGA
Paman mau istirahat. Maaf.

AGAS
Baiklah, Paman. Nggak apa-apa.

CUT TO

02. EXT. - JALAN DI DI KAMPUNG HIJAU DI PERBUKITAN - SIANG

Sambil berjalan, Agas dan teman-teman membicarakan rencana makan siang bersama di Taman. Agas berjalan paling depan, disusul Kinci di belakangnya. Paling belakang Kimbo--si lamban yang jujur dan doyan makan tidur itu. Doko dan Domdom berjalan bareng.

CUT TO

Agas berhenti dan membalikkan badan ke arah teman-temannya. Doko dan Domdom serta Kinci pun ikut berhenti.

AGAS
Kita masing-masing bawa makanan ya.

KINCI
Aku bawa lauk dan perlengkapan makan.
Kamu sendiri bawa apa, Gas?

AGAS
Sambal goreng dan tempe bacem.

DOKO
Aku bawa nasi.

AGAS
Kimbo, kamu mau bawa apa?

KIMBO
(Melenguh) Em, bawa apa ya? Aku mau bawa... camilan saja, ya.

AGAS
Nah, siapa yang akan bawa buah? Domdom belum punya usul. Mau bawa apa?

DOMDOM
Kedondong!

AGAS
Kedondong lagi..., kedondong lagi...

Serentak Agas dan teman-teman tertawa.

FADE OUT

03. EXT. - TAMAN - SIANG
FADE IN

Taman di Kampung Edu. Tanah lapang di tengah-tengah. Kembang-kembang, bunga, pohon-pohon.

Kinci dan Doko datang ke Taman, dengan membawa bawaan yang dijanjikan.

NARATOR: "Pada Minggu siang itu pun tiba. Mereka mulai berdatangan ke Taman, dengan bawaan masing-masing...."

Kimbo datang setelah Kinci dan Doko.

NARATOR (CONT.): "Kimbo yang biasa lamban itu pun sudah datang.... Tapi di mana Agas?"

CUT TO

04. EXT. - JALAN DI KAMPUNG EDU - SIANG

Agas tengah berlari-lari kecil di jalan, dengan lincahnya, dengan membawa bungkusan berisi makanan yang dijanjikan.

Ketika berlari, ada batu sandungan di tengah jalan.

Agas tersandung, tapi ia refleks melakukan salto sehingga tidak sampai jatuh.

Agas lalu membuang batu ke pinggir jalan. Ia pun kemudian melangkah lagi.

CUT TO

05. EXT. - RUMAH DOMDOM - SIANG

Domdom keluar rumah, dengan memanggul sekarung kedondong. Di karung terdapat tulisan "KEDONDONG". Lalu ia berjalan melintasi halaman.

Domdom sampai di jalan di depan rumahnya. Domdom keberatan memanggul sekarung kedondong.

Domdom meletakkan sekarung kedondong di atas tanah. Sambil memandangi karung kedondong, ia pun berpuisi (dasar seniman nyentrik sih).

DOMDOM
(Berpantun) Buah kedondong dibelah empat.
Bawa kedondong sangat berat.

Domdom lalu menyeret sekarung kedondong dengan susah payah.

Ketika diseret karung di bagian paling bawah bocor. Sebutir kedondong keluar dari karung. Domdom terus berjalan tanpa melihat ke belakang.

Satu buah kedodong keluar dari karung yang berlubang. Domdom terus melangkah dengan menyeret karung, tanpa tahu isi karung mulai berkurang.

Saat jalan lagi, satu buah kedodong keluar dari lubang karung bagian bawah.

CUT TO

Buah kedondong bercecer di jalan.

CUT TO

Domdom terus berjalan. Ia berhenti. Diam sejenak.

DOMDOM
(Sambil berpikir, ia bergumam)
Rasa-rasanya, makin lama karung ini makin ringan?
Kalau dipikir-pikir, kenapa, ya? (Berpantun) Beli sarung di pasar ikan. Ini karung makin ringan. (Jeda sejenak, Domdom garuk-garuk kepala yang tidak gatal, lalu bergumam)
Tapi... mana ada orang jualan sarung di pasar ikan?
Ah, biarin aja, namanya juga pantun.

Domdom menoleh ke belakang.

CUT TO

Kedondong berceceran di jalan.

CUT TO

DOMDOM
(Sambil menepuk jidatnya dengan telapak tangannya).
Waduh, kacau nih. Kacau balau.

CUT TO

Domdom tengah mengumpulkan kedondong yang berceceran di jalanan. Lalu memasukkan ke dalam karung. Domdom tampak mengikat pangkal karung yang bocor.

CUT TO

Domdom berjalan lagi, dengan menyeret karung.

CUT TO

06. EXT. - TAMAN DI KAMPUNG HIJAU - SIANG

Di Taman, Kinci dan Doko menurunkan barang bawaan.

CUT TO

Agas muncul di Taman dengan membawa bungkusan.

AGAS
Cihuiiik. Aku datang.

KINCI
Eh, tuh Agas datang.

DOKO
Mana bawaanmu?

AGAS
(Menunjukkan bungkusan) Nih.

KINCI
Sini kumpulin.

DOKO
Lha, si Domdom mana? Belum datang?

CUT TO

Domdom sedang berjalan sambil menyeret sekarung kedondong dengan susah payah.

CUT TO

KINCI
(Menunjuk ke arah Domdom) Itu Domdom datang.
Wah, bawa kedodong sekarung! Hebat!

DOMDOM
Hebat memang hebat.
Tapi tadi karungku bocor, kedondong berceceran.
Terpaksa aku kumpulin lagi.

CUT TO

Kinci menyusun piring, gelas. Doko menyiapkan makanan. Domdom mengeluarkan kedondong dari dalam karung.

KINCI
(Sambil menyusun piring)
Wah, kayaknya ada yang kurang, nih.

DOKO
Apa yang kurang, Ci?

KINCI
Daun kemangi.

DOKO
Nggak usah daun kemangi juga nggak apa-apa.

KINCI
Ini yang bikin nikmat. Ada sambal, ada tempe,
ada tahu, akan lebih nikmat kalau pakai lalapan daun kemangi.

KIMBO
(Melenguh) Hem, betul, Ci. Daun kemangi kesukaanku.
Tapi, gimana mendapatkannya?

KINCI
Cari di hutan.

KIMBO
Siapa yang pergi?

KINCI
(Bicara kepada Agas)
Gas, tolong, dong, cariin daun kemangi di hutan.

AGAS
Malas, ah.

DOKO
Jangan gitu, dong. Tolong, Gas.
Biar makan siang kita lebih seru dan nikmat.

KINCI
Tolong, Gas. Please, deh.

KIMBO
Iya, nih, Gas. Tolong.

AGAS
Yah, iya deh. Tapi, ada yang mau nemenin.

KINCI
Sama Domdom.

DOMDOM
Waduh, aku tadi sudah susah payah bawa sekarung kedondong.
Malah disuruh nemenin Agas ke hutan.

AGAS
Kalau Domdom nggak mau, aku juga ogah.

DOMDOM
Ya, sudah, aku temenin.

FADE OUT

07. EXT. - HUTAN - SIANG
FADE IN

Agas dan Domdom berjalan memasuki pinggiran hutan.

CUT TO

Agas dan Domdom masuk makin jauh ke dalam hutan.

Agas dan Domdom berhenti di suatu tempat.

AGAS
(Menunjuk ke semak belukar)
Dom, kamu cari di sebelah sana.

DOMDOM
Kamu mau ke mana?

AGAS
(Menunjuk ke tempat lain)
Aku cari sebelah sana.

DOMDOM
Aku kan cuma nemanin. Kamu yang cari daun kemangi.

AGAS
Sudahlah, cari sebelah sana.

CUT TO

Domdom menemukan daun kemangi.

DOMDOM
(Bergumam sendiri) Nah, ini dia daun kemangi.
Aku sudah dapat. (Menoleh ke arah Agas, tapi Agas tak ada)
Lha, mana si Agas?

Domdom celingukan ke sana-kemari.

DOMDOM
Gas, Agas, di mana engkau berada?

Domdom berjalan di hutan, di antara pepohonan, sambil tolah-toleh ke sana kemari.

DOMDOM
Wah, kacau balau, Agas meninggalkan aku sendiri.
Sudah ditemenin, malah ninggalin aku sendiri.
Mungkin dia sudah kembali ke taman.
Kalau begitu, aku balik ke taman saja.

Domdom berjalan keluar hutan, sambil membawa daun kemangi.

CUT TO

08. EXT. - HUTAN - SIANG

Agas berjalan sendiri di hutan.

Agas melewati pohon besar.

SFX. Dengung suara kawanan lebah.

CU. Di atas pohon terdapat sarang lebah.

Agas melihat ke atas.

AGAS
(Bergumam sambil melihat ke atas pohon)
Ada sarang lebah di atas sana.
Ngapain aja sih lebah-lebah itu di sarangnya. Bikin madu?
Gimana caranya, ya? Penasaran. Jadi, pingin tahu nih.

Agas mendongak ke atas.

AGAS
(Berseru) Hai, para lebah. Ngapain aja kalian di sana?

SFX. Dengung suara lebah ramai.

AGAS
Coba, deh aku intip dari dekat.

Agas memanjat pohon. Ketika sampai di tengah-tengah, belum sampai sarang lebah, ia berhenti.

AGAS
(Melihat ke atas, bergumam)
Tapi... (agak ragu), kalau aku intip,
apa mereka tidak ngamuk? Ah, coba saja, deh. Aku jadi penasaran.

CUT TO

Agas sampai di atas. Dekat dengan sarang.

CUT TO

Ratusan, ribuan lebah pekerja berterbangan di sekitar sarang.

AGAS
(Berhenti pada batang pohon, yang lebih dekat dengan sarang)
Banyak banget. Lebah sebanyak itu kok nggak pada berantem? Kompak sekali.

Ia memanjat makin dekat dengan sarang. Semakin dekat lagi, Agas memegang sarang lebah. Karena tidak hati-hati, Agas tergelincir.

CUT TO

Agas terjatuh.

CUT TO

Sarang terguncang. Pasukan lebar berhamburan dan mengamuk.

CUT TO

Agas jongkok di atas tanah, sambil meringis kesakitan, memegangi pantatnya.

CUT TO

Pasukan lebah mengamuk menyerbu Agas.

CUT TO

Agas digigit lebah.

AGAS
(Menjerit) Aduuuh. Aku digigit lebah.

CUT TO

Pasukan lebah makin mengamuk. Agas berlari sekencang-kencangnya.

CUT TO

09. EXT. - HUTAN - SIANG

Domdom sedang berjalan kembali ke taman, tapi masih di dalam hutan.

AGAS (OS)
Tolong. Tollloooooong.

Domdom menoleh ke belakang.

DOMDOM
Lha, itu Agas. Lagi ngapin dia? Kayak dikejar hantu....

Domdom melihat Agas diserbu kawanan lebah.

CUT TO

Agas berlari ke arah Domdom.

Domdom panik melihat kawanan lebah menyerbu Agas. Agas terus berlari.

CUT TO

Domdom ikut berlari di belakang Agas yang tengah diserbu pasukan lebah.

CUT TO

10. EXT. - TAMAN - SIANG

Doko, Kimbo, dan Kinci sedang berkumpul di taman, duduk melingkar di atas tikar menghadapi sajian makanan. Mereka tengah menunggu Domdom dan Agas.

DOKO
Kenapa Agas dan Domdom lama sekali?

KIMBO
(Melenguh) Hem, iya, nih. Perutku sudah keroncongan nih.
Aku boleh makan duluan?

KINCI
(Kepada Kimbo)
Jangan, Kimbo. Kita makan sama-sama.
Sebentar, kita tunggu Agas dan Domdom.

Kinci berdiri.

KINCI
Aku tengok sebentar ya.

Kinci berjalan beberapa langkah. Melongok ke kejauhan, siapa tahu melihat Agas.

KINCI
(Bergumam) Yah, belum nampak juga. Kenapa lama sekali?

CUT TO

11. EXT. - JALAN MENUJU TAMAN - SIANG

Agas terus berlari menuju taman.

Domdom berlari jauh di belakang Agas.

CUT TO

12. EXT. - TAMAN - SIANG

Agas berlari sampai taman. Saking paniknya, tak melihat Kinci ada di depannya. Agas menubruk Kinci.

KINCI
Iiiih, Agas. Jalan nggak lihat-lihat. Sampai nubruk-nubruk. Ada apa sih?

AGAS
Tolol... tolol.

KINCI
Iiiih, sudah nubruk-nubruk, pakai ngatain aku tolol.

AGAS
Tolong... tolong. Aku diserbu lebah.

CUT TO

Domdom muncul kemudian.

CUT TO

Kimbo, Doko, Kinci mengerubungi Agas.

AGAS
(Masih panik, kesakitan digigit lebah, dan napas terengah-engah)
Aduh, sakit, sakit semua badanku.

KINCI
Iiiih, mukamu lucu, deh.

DOKO
Kamu kenapa Gas?

DOMDOM
Diserbu pasukan lebah. Tadi di hutan Agas ninggalin aku.
Kukira dia kembali ke taman. Eh, nggak tahunya cari madu.

KINCI
Lho, kan kita suruh cari daun kemangi.
Kenapa cari madu?

AGAS
Bukan. Bukan itu. Aku lihat di atas pohon ada sarang lebah.
Pingin tahu ngapain lebah-lebah itu di sarangnya, aku panjat pohon itu.

KINCI
Siapa yang nyuruh manjat pohon?

AGAS
Penasaran aja apa yang dilakukan lebah-lebah itu?

DOMDOM
Agas jahil sih. Suruh cari daun kemangi malah jahilin lebah.

DOKO
Domdom nggak digigit lebah.

DOMDOM
Yang ngganggu lebah kan Agas.
Lebah-lebah itu tahu aku nggak ikut-ikutan merusak sarangnya.
Jadi, yang diserbu Agas sendiri.

AGAS
Aduh, sakit, sakkiiiiit sekali.

KINCI
Lihat muka Agas bengkak semua. Kasihan juga sih.
Ada yang mau jemput Paman Siga?

DOKO
Bagaimanapun jahilnya, Agas tetap teman kita.
Dia lagi kesakitan. Biar aku yang jemput Paman Siga.

FADE OUT
FADE IN

13. EXT. - RUMAH PAMAN SIGA - SIANG

Doko berjalan melintasi halaman rumah Paman Siga.

CUT TO

Paman Siga berdiri di ambang pintu rumah.

PAMAN SIGA
Lho, Doko nggak ikutan makan bersama di taman?

DOKO
Tadi dari sana. Mau jemput Paman ke taman.
Agas digigit lebah. Mukanya bengkak-bengkak.
Agas butuh pertolongan Paman untuk diobati.

PAMAN SIGA
Oh, begitu. Baiklah. Tunggu sebentar. Kita segera ke sana.

CUT TO

14. EXT. - TAMAN - SIANG

Kinci, Domdom, Kimbo, dan Agas duduk di atas tikar, di taman. Sajian makanan di tengah-tengah.

CUT TO

Agas masih merintih kesakitan, dengan muka bengkak-bengkak.

CUT TO

Paman Siga dan Doko berjalan menuju tempat makan bersama.

CUT TO

KINCI
Nah, itu Paman Siga sudah datang.
Tenanglah, Agas, Paman Siga akan segera mengobati luka-lukamu.

Agas merintih sambil memegangi mukanya.

CUT TO

Paman Siga mengobati luka Agas.

CUT TO

NARATOR: "Luka-luka akibat sengatan lebah pada tubuh Agas diobati oleh Paman Siga. Setelah itu, mereka pun makan bersama. Suasana kembali cerita. Paman bergabung makan siang bersama."

CUT TO

CU. Muka Agas yang masih bengkak-bengkak. Walau begitu, ia makan dengan lahap.

CUT TO

Kimbo tampak bersemangat makan.

CUT TO

DOMDOM
(Sambil melihat muka Agas)
Makanya jangan suka mengganggu lebah.

KINCI
Agas jadi lucu, ya. Lihat pipinya jadi tembem, ha ha ha.

DOKO, DOMDOM, KIMBO
(Tertawa kompak) Ha  ha ha ha.

DOMDOM
(Menyeletuk dengan berpantun)
Beli buah cuma sebiji. Digigit lebah sakit sekali.

Semua tertawa serempak.

DOMDOM
(Kembali berpantun) Buah salak buah kedondong....

AGAS
(Sambil memegangi pipinya yang tembem)
Kedondong lagi, kedondong lagi....

Kembali semua tertawa serempak.

>>  INSERT  KLIP PENGETAHUAN: Proses lebah menghasilkan madu<<

NARATOR: "Adik-adik, kalian pasti sudah tahu, lebah menghasilkan madu. Madu sangat berkhasiat sebagai obat dan juga vitamin untuk kesehatan tubuh kita. Tahukah kalian, bagaimana lebah menghasilkan madu?

Lebah ada ribuan jenis. Tapi, hanya lebah madu yang menghasilkan madu. Dalam satu koloni lebah madu, ada pembagian tugas. Lebah ratu, yang jumlahnya hanya satu dalam satu kelompok, bertugas memimpin kelompok dan menghasilkan telur. Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu, agar lebah ratu bertelur. Nah, berikutnya adalah lebah pekerja. Jumlahnya paling banyak dalam satu kelompok. Seperti namanya lebah pekerja bertugas bekerja mengumpulkan nektar dari tangkai bunga. Betapa uletnya lebah madu bekerja. Sejak pagi hingga sore, dalam satu hari, lebah pekerja mampu mengumpulkan nektar dari 250 ribu tangkai bunga.

Omong-omong, apa sih nektar itu? Nektar itu sari bunga. Hampir semua tanaman berbunga menghasilkan nektar. Nektar merupakan bahan utama penyusun madu, berbentuk larutan gula. Rasanya manis. Nektar itu kemudian dibawa pulang ke sarang untuk diolah menjadi madu. Untuk menghasilkan satu kilogram madu, sekitar seribu ekor lebah harus mendatangi sekitar lima juta bunga. Madu ditimbun di sarang yang berbentuk heksagonal. Suhunya pun diatur. Siapa yang mengatur suhu? Apa di sarang lebah ada kipas anginnya?

Lebah pekerja yang tidak sedang bertugas mencari nektar, akan berada di sarang. Tapi mereka tidak sedang bermalas-malasan, lho. Mereka sedang bekerja keras untuk mengatur suhu sarang dengan menggerakkan tubuhnya seolah terbang, sehingga membentuk panas. Panas itu berfungsi untuk menetaskan telur lebah. Mungkin kalian bertanya-tanya: lha, kalau musim panas dan suhu terlalu tinggi? Lebah akan bekerja keras untuk mendinginkan sarang.

Lebah biasa melumuri kaki belakangnya dengan zat yang disebut propolis. Zat ini terdapat pada tunas-tunas pohon poplar dan pohon wilow. Lebah-lebah itu menggunakan zat propolis di kaki belakangnya untuk membersihkan sarangnya agar steril. Kalau ada binatang lain memasuki sarangnya, lebah itu akan membunuh dengan sengatannya. Kemudian, bakteri dan virus yang ditimbulkan oleh binatang penyusup yang sudah dibunuh itu akan diolesi dengan propolis, sehingga sarang tetap steril.

Nah, adik-adik, begitulah cara lebah menghasilkan madu. Luar biasa, bukan?

SAMPAI JUMPA....

 

 

top  back


 

 

 
 

 


I poem I short story I novel I script I thesis I profile I time line I diary I letters I
I creative process I article I comment & book review I news I


 Copyright©2000 Ngarto Februana. All rights reserved.
Designed by Ngarto Februana

Hosted by www.Geocities.ws

1