OPENING
SEQUENCE 1
01. EXT. TAMAN BERMAIN - PAGI
ESTABLISHED SHOT
PAN.
Taman bermain, dengan pohon-pohon dan bunga-bunga.
SFX. Suara burung berkicau.
CUT TO
LS. Matahari pagi di ufuk timur, menandakan pagi hari.
BACK TO
MS. KINCI sedang jongkok di dekat
sebatang tanaman. Ia tengah memeriksa tanaman bibit pohon, dengan melihat-lihat dan
memegang-megang batang bibit pohon.
KINCI
(Sambil memegangi daun yang layu)
Aduh, kenapa jadi layu begini. Baru kemarin aku tanam,
sekarang sudah layu. Gimana, ya?
CUT TO
O2. EXT. - JALAN MENUJU TAMAN BERMAIN - PAGI
LS. Agas tampak berjalan, seperti
biasa Agas berjalan sambil menggerak-gerakkan badannya layaknya senam.
MS. Agas melonjak-lonjak dan
lari-lari kecil. Lalu ia membalikkan badannya dan berjalan mundur.
MS. AGAS
(Berjalan mundur sambil menggerak-gerakkan badannya seperti senam)
Cihuuuikkk. Pagi yang indah. Udara cerah.
MS. Saat berjalan mundur,
punggung Agas membentur sebatang pohon. Lantas ia membalikkan badan dan
menghadapi batang pohon.
CU. AGAS
(Meringis kesakitan, sambil memegangi pinggangnya)
Waduh, ternyata sakit juga membentur pohon.
MS. Agas mengepalkan tinjunya,
hendak "membalas dendam". CU. Tinju terkepal.
AGAS
Rasain sekarang. Aku tinju kamu, hai pohon!
CU. Tinju Agas membentur batang
pohon.
CU. AGAS
(Sambil mengibas-ngibaskan telapak tangannya
yang kesakitan akibat meninju pohon, mukanya meringis menahan sakit)
Aduuhh! Sakit.
CUT TO
LS. KINCI yang tengah jongkok
kaget dan menoleh ke arah Agas.
CU. KINCI
Hai, Agas, lagi ngapain sih kamu di sana?
MS. Agas menoleh ke arah KINCI.
Lalu berjalan menuju tempat KINCI.
MS. FOLLOW AGAS
(Sambil berjalan)
Ini, nih, lagi benturin punggung ke batang pohon.
Cuma mau buktiin, batang pohon itu keras apa lunak.
MS. Agas sampai di dekat KINCI.
MS. TWO. KINCI
Namanya batang pohon pasti keras.
Nggak usah dicoba-coba.
AGAS
(Sambil jongkok di dekat KINCI)
Kamu sendiri ngapain melototin tanaman?
KINCI
Aku lagi memeriksa tanaman. Dua hari lalu, aku nanam bibit pohon,
tapi sekarang layu. Aku jadi heran. Kenapa begini, ya?
AGAS
Nggak usah bingung, Kinci.
KINCI
Lalu, aku harus bagaimana? Kalau dibiarkan, nanti kering.
AGAS
(Dengan sok tahu)
Mau aku kasih tahu?
CU. KINCI
Memangnya kamu tahu?
AGAS
(Dengan sok tahu)
Kenapa layu, karena bibit pohon itu nggak ada akarnya. Coba kamu cabut
lagi.
Jangan-jangan akarnya dimakan rayap.
KINCI
(Memandang Agas) Ah, kamu sok tahu. Ada akarnya, kok.
AGAS
Kamu yakin?
KINCI
Tentu saja. Sebelum kutanam, sudah aku periksa. Ada akarnya.
(CU. Berpikir sejenak) Oh, iya, kita tanya saja pada Paman. Temani
aku, ya?
AGAS
Baik. Tapi kita cari buah jambu dulu.
Setelah itu kita ke rumah Paman. Gimana?
MS. KINCI
(Seraya berdiri) Baik. Aku setuju.
CUT TO
MS. Agas dan KINCI berjalan
di taman. Mereka melewati pohon jambu. Lalu mereka berhenti.
AGAS
(Menunjuk pohon jambu)
Nah, ini pohon jambu.
KINCI
(Mendongak ke atas pohon)
Wah, lebat sekali buahnya.
AGAS
(Memandang Kinci)
Aku panjat pohon, kamu nadahin di bawah.
CUT TO
MS. Agas memanjat pohon jambu.
Memetik beberapa buah. Menjatuhkan ke bawah.
MS. Kinci menadahi jambu yang
dijatuhkan Agas.
CUT TO
MS. Agas dan Kinci duduk, sambil
makan buah jambu.
FADE OUT
FADE IN
O3. EXT. - RUMAH DOMDOM - PAGI
LS. Rumah DOmdom. DOmdom di depan
rumah, menghadapi kanvas, di tangannya tergenggam kuas.
MS. DOMDOM
Lama-lama bosan juga melukis di atas kanvas.
(CU) Pinginnya sesekali melukis di ...
(diam sejenak) Di mana, ya... oh, iya, aku punya ide... melukis di
batang pohon!
FADE OUT
FADE IN
04. EXT. - TAMAN - PAGI
MS. Agas dan Kinci duduk di bawah
pohon. Habis makan jambu.
KINCI
(Menunjuk ke suatu arah)
Eh, itu Domdom. Kayaknya sedang berjalan kemari.
AGAS
(Melambaikan tangan pada Domdom)
Hai, Domdom...
CUT TO
LS. Domdom sedang berjalan menuju
taman, mendekati tempat Agas dan Kinci duduk.
CUT TO
MS. Domdom telah sampai di dekat
Agas dan Kinci.
AGAS
Bawa-bawa alat lukis segala, memangnya mau ke mana?
CU. Alat lukis berupa dua buah
kuas dan cat air.
DOMDOM
Ke sini, melukis. Bosan melukis di atas kanvas.
Pingin sesekali melukis di batang pohon.
AGAS
Melukis di batang pohon? Apa bisa?
DOMDOM
Tentu saja bisa. Malah lebih menarik.
AGAS
Cihuiiik. Asyik nih melukis batang pohon.
KINCI
Jangan, Domdom. Nggak baik melukis di batang pohon.
Nanti pohonnya jadi rusak.
DOMDOM
(Kepada KINCI)
Melukis batang pohon itu bukan merusak. Tapi memperindah.
AGAS
Jadi lebih indah? Wah, aku jadi pingin ikut melukis.
KINCI
Jangan ikut-ikutan merusak pohon. Nggak baik.
Lagian, katanya mau nemani ke rumah Paman. Agas ini gimana, sih?
AGAS
Kamu sendiri aja ah. Aku mau melukis.
AGAS
Bukan merusak. Justru bikin indah pohon.
KINCI
Ngeyel kamu.
Ya, udah, kalau begitu.
(Dengan muka cemberut)
Ya, sudah, kalau begitu. Aku sendirian saja.
DOMDOM
(Berpantun)
Buah mengkudu, buah kedondong. Nah, begitu, dong.
MS. Domdom dan Agas tertawa.
CUT TO
LS. Kinci berjalan meninggalkan Agas
dan DomDom.
FADE OUT
FADE IN
SEQUENCE 2
05. EXT. - TAMAN - PAGI
MS. Domdom dan Agas dengan semangat
melukis di batang pohon.
MS. DOMDOM
(Sambil melukis di batang pohon)
Oh, indah sekali. Luar biasa.
Pohon ini akan jadi lebih indah dari warna
aslinya.
CU. Batang pohon yang dilukis.
CU. AGAS
(Berdecak kagum)
Waow. Hebat sekali.
CUT TO
MS. Agas dan Domdom makin asyik
melukis, di pohon yang berbeda, yang bersebelahan.
CUT TO
MS. Agas dan Domdom memandangi
hasil karyanya (posisi membelakangi kamera).
DOMDOM
(Melirik ke Agas)
Nah, bagus, kan?
AGAS
(Memandangi lukisan di pohon)
Iya. Bagus sekali.
(Menoleh ke DOmdom) Lukisanku juga bagus, kan?
DOMDOM
Bagus. Bagus. Aku puas sekali. Puas.
AGAS
(Kepada DOmdom)
Sekarang kita istirahat dulu...
DOMDOM
Aku ingin memetik jambu, seperti kamu tadi.
AGAS
Oke. Oke. Aku juga pingin makan jambu lagi.
MS. Domdom dan Agas
memanjat pohon jambu yang baru saja mereka lukis. Tanpa disadari cat yang
masih basah mengenai baju dan wajah mereka.
AGAS
(Di atas pohon, melihat bajunya yang belepotan cat.)
Yahh, bajuku kena cat.
MS. Agas dan Domdom
buru-buru turun. Begitu sampai di bawah, mereka saling pandang.
MS. TWO. Agas dan DOmdom
saling melihat.
CU. Wajah Domdom penuh
cat.
CU. Wajah Agas belepotan
cat.
AGAS
(Melihat ke bajunya)
Lho, lho, bajuku penuh cat. Gimana ini?
DOMDOM
(Juga ikut berdiri dan meraba punggungnya)
Ya, ampun, bajuku kena cat.
CUT TO
MS. Agas dan DOmdom
(membelakangi kamera) dengan baju bagian belakang penuh cat.
AGAS
(MS. Mengibas-ngibaskan baju bagian belakang)
Wah, kacau, nih. Kacau. Bajuku jadi belepotan cat.
DOMDOM
Aku juga.
AGAS
(Menunjuk ke DOmdom)
Gimana, nih. Gara-gara kamu, sih, Dom.
DOMDOM
Kok, aku yang disalahin. Kamu sendiri yang pingin ikut melukis.
Kita lupa, pohon yang kita panjat ini, yang baru kita lukis, masih basah oleh cat.
CUT TO
LS. Paman dan KINCI datang.
MS. Paman dan KINCI melihat baju Domdom dan baju Agas belepotan cat.
CUT TO
AGAS
Tolong, Dom, bersihin bajuku.
CUT TO
MS. Domdom membersihkan
baju bagian belakang Agas.
CUT TO
KINCI
Ha ha ha ha. Kok baju ikut dilukis?
Belum puas melukis pohon, baju pun dilukis.
AGAS
(Melotot, kepada KINCI)
Jangan meledek. Ini kecelakaan. Nggak sengaja kena cat.
KINCI
Salah sendiri. Mangkanya jangan merusak pohon.
Pohonnya jadi marah.
PAMAN
(Tersenyum melihat wajah DOmdom dan Agas penuh cat)
Domdom, Agas, tak baik mencoret-coret sembarangan, termasuk melukis di
batang pohon.
(Menunjuk ke batang pohon yang barusan dilukis)
Sekarang kalian bersihkan batang pohon itu.
AGAS
Yah, sudah kita lukis, malah suruh menghapus.
KINCI
(Kepada Agas dan Domdom)
Kalian yang berbuat, ya, harus bertanggung jawab.
(Kepada Paman) Betul begitu, Paman?
PAMAN
Iya. Betul. Sekarang kalian hapus sampai bersih batang pohon itu.
CUT TO
MS. AGAS
(Ngomong pada Paman)
Kami ambil lap dulu di rumah.
LS. Agas dan Domdom
berlari.
CUT TO
PAMAN
Kinci, sekarang kita periksa bibit pohon yang kamu tanam.
CUT TO
06. EXT. - TAMAN - PAGI
MS. KINCI dan Paman jongkok
menghadapi tanaman layu yang ditanam KINCI.
CU. Tanaman layu.
KINCI
Kenapa bibit pohon yang KINCI tanam dua hari lalu,
sekarang jadi layu begini, Paman.
PAMAN
Paman ajarin bagaimana menanam pohon dengan benar.
Pertama, gali lubang sedalam kira-kira tigapuluh sentimeter, dengan lebar
tigapuluh sentimeter juga. Setelah itu, biarkan selama satu hari. Setelah
itu beri pupuk kandang atau pupuk dari daun-daunan. Jangan pakai pupuk
kandang yang masih basah. Karena, pupuk kandang yang masih basah kadar
keasamannya tinggi, tak baik bagi pohon. Barulah kita tanam bibit pohon.
KINCI
Apakah perlu disiram, Paman?
PAMAN
Tentu saja. Jangan lupa disiram, dua hari sekali tergantung kebutuhan.
Sebaiknya siram pada pagi hari.
CUT TO
MS. Domdom dan Agas kembali ke
taman. Mereka segera membersihkan pohon.
AGAS
(Sambil membersihkan pohon)
Paman, kenapa kita harus membersihkan kembali?
DOMDOM
(Menoleh sejenak ke arah Paman)
Iya. Sudah bagus bagus dilukis, malah dibersihkan kembali.
PAMAN
Paman kasih tahu, ya. Kita harus menyayangi tumbuhan serta menjaga
lingkungan hidup. Jangan merusak tanaman sembarangan. Karena pepohonan itu
membuat lingkungan jadi indah dan sejuk.
KINCI
(Kepada Agas dan Domdom)
Dengar tuh kata Paman. Jangan suka merusak pohon.
PAMAN
Kalau pohon-pohon di gunung ditebangi secara sewenang-wenang, di musim hujan
akan terjadi tanah longsor dan banjir. Karena akar-akar pohon itu menyerap
dan menahan air agar tidak mengakibatkan tanah longsor. Kalau pohon-pohon
ditebangi, di musim hujan tak ada lagi yang menyerap dan menahan air.
Akibatnya tanah longsor dan banjir.
>>>>> INSERT <<<<<
KLIP PENGETAHUAN : KENAPA KITA HARUS MENYAYANGI TUMBUHAN
AGAS
Oh, jadi, begitu, ya. Aku menyesal ikut-ikutan Domdom melukisi batang
pohon.
DOMDOM
Aku juga menyesal menyakiti pohon. Ternyata pohon makhluk hidup juga yang
mesti kita sayangi. Ternyata pohon
sangat berguna bagi
kehidupan manusia.
KINCI
(kepada Domdom, menyuruh)
Domdom, bikin pantun tentang pohon. Tapi, jangan kedondong lagi, ya.
MS. DOMDOM
(Berdiri dan bergaya deklamasi)
Buah salak jangan dibuang. Si Gogon berminat juga./
Jangan merusak pohon sembarangan. Karena pohon sangat berguna.
AGAS, KINCI, PAMAN
(Bertepuk tangan seraya tertawa) Ha ha ha ha.
FADE OUT
BLACK
|