Tulisan
ini sebenarnya sudah lama ditulis, tapi dengan sedikit
perbaikan akan saya coba untuk menulis kembali topik yang satu ini.
Wanita,
topik yang selalu menarik untuk dibahas, apalagi dikalangan
para laki-laki, tapi bukan berarti wanita tidak pernah
membicarakan topik ini. Di kalangan wanita sendiri
topik ini lebih pada pembicaraan mengenai peran mereka
yang mereka anggap kurang dalam setiap bidang kehidupan.
Yang didengung-dengungka adalah emansipasi wanita.
Bukannya
apatis dengan emansipasi wanita, namun bukankah sebenarnya
peranan wanita itu sungguh amatlah besar? Tidak percaya?
Meskipun wanita tidak menggugat peranan mereka di
segala bidang pada jaman modern ini, sudah melekat
pada awal penciptaannya bahwa wanita itu mempunyai
peran yang sangat besar, lebih besar dari laki-laki
(bila harus dibandingkan).
Di
tangan wanitalah baik maupun rusaknya dunia ini. Masih
ingat bagaimana besarnya pengaruh wanita (Hawa) terhadap
pengusiran laki-laki (Adam) dari surga? Di belakang
laki-laki pasti ada peran wanita, dibalik nama besar
seorang tokoh pasti didampingi oleh wanita yang berpengaruh.
Mari
kita bersama-sama mengingat perjalanan hidup kita.
Mari kita ingat-ingat, siapa yang pertama kali memberi
kita ilmu? Yang pertama kali mengajari kita? Siapa
yang sejak awal mendidik kita? Mungkin kita berpikir,
bukankah suara yang pertama kali didengar bayi ketika
lahir adalah suara ayah ketika mengumandangkan adzan
dan ikhomah? Memang benar (kalaupun ayah melakukannya),
kalau itu yang menjadi bayangan kita, bolehlah kalau
peran ayah yang besar diawal kelahiran bayi. Kalau
itu yang kita anggap sebagai ilmu pertama yang diterima
bayi, itu salah.
Bukankah
semasa dalam kandungan ibu sudah memberi ilmu kepada
calon bayinya? Ibu mengajarkan bagaimana memberi kasih
sayang. Bahkan ibu bisa merangsang perkembangan otak
sejak di kandungan. Jadi sejak awal ibu mempunyai
peran sangat besar dalam kehidupan manusia.
Besar
sekali peran ibu, dominan sekali peran wanita dalam
kehidupan manusia. Itu masih sebagian kecil. Setelah
bayi lahir kemudian mulai beranjak besar, ibu membimbingnya
untuk belajar berjalan, berbicara, dan seterusnya.
Jadi ibulah yang meletakkan dasar-dasar pemikiran,
dasar-dasar perlikau seorang manusia. tentu saja apabila
dasar-dasar yang jelek akan berakibat buruk juga terhadap
kehidupan manusia.
Wahai
wanita... pahamilah bahwa peranmu sangatlah besar.
Ciptakanlah generasi-generasi yang berkualitas. Dengan
melihat begitu besarnya peran wanita, bukan berarti
kerja wanita hanya rumah tangga. Tida ada larangan
wanita untuk berkarir, hanya saja tentunya perlu disadari
bahwa peran wanita begitu besar dalam menentukan warna
apa yang akan dominan di dunia ini.
Pun
demikian bukan berarti laki-laki tidak mempunyai peran
sama sekali dalam memberikan warna dunia atau menyerahkan
semua kepada wanita. Wanita adalah peletak dasar atau
yang membangun pondasinya, keluarga yang membentuk
dan membangun, dan masyarakat yang menempa jiwa manusia.
Dalam keluarga terdapat Ibu dan Ayah, wanita dan laki-laki
adalah partner tidak ada yang ditinggikan dan tidak
pula ada yang direndahkan. Laki-laki juga harus mempunyai
kesadaran itu.
Ada
satu tulisan dari Dale Headly tentang wanita, mungkin
bisa kita buat untuk renungan bersama-sama.
Woman
Was created from the rib of man
Not from his head to be above him
Not from feet to walked upon
But from his side to be equal
Near his arm to be protected
And
close to his heart to be loved.(nets)
Beri
|