Damai
yang senantiasa menyelimuti tiba-tiba
koyak. Lelap pelukan mimpi tidak mungkin
dituntaskan karena genderang perang membangunkan
isi kehidupan Majapahit. Pada sebuah fajar
yang masih beku, para Rakrian Dharmaputra
Winehsuka menebar tembang duka. Ra Kuti
menaburkan aroma pembantaian, pemerkosaan,
dan penjarahan. Kemegahan bumi Wilwatika
seketika porak-poranda. Akan tetapi, tetes
darah, keringat, dan air mata Gajahmada
serta pasukan Bhayangkara akhirnya mampu
mengembalikan kehormatan Majapait dan
mempersembahkan kejayaan yang bakal terus
dikenang oleh sejarah.
|