Terminal    Musik    Indonesia
Selesai Sudah Perjalanan Hartini
Tik-tak-tik-tak.....jarum jam dinding Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC), Kuningan, Jakarta, seperti jarum waktu yang menghentikan perjalanan hidup Hartini (77), janda mendiang Bung Karno. Pada hari selasa 12/3/02, saat jarum jam menunjuk pukul 01.30, Hartini yang tak sadarkan diri sejak dirawat di rumah sakit sehari sebelumnya meninggal dunia. Enam anak  Hartini - Bayu (berayah Bung Karno)Herwindo, Triherwanto, Sri Wulandari, Riswulan, dan Sri Hariswati (berayah Soeswondo) - berdiri mengantar bunda dengan doa dan isak tangis. Sejak pukul 09.00, rumah almarhumah Hartini di Jalan Proklamasi no 62, Jakarta, terasa sesak oleh kedukaan. Beberapa bendera kertas warna kuning dipasang di sela pagar rumah. Suami President Megawati Soekarno Putri, Tuafik Kiemas, menunduk didepan jenazah Hartini Rachmawati berlinangan air mata. Sang suami, Benny Soemarno, diam. Guntur dan Guruh memeluk Bayu sebelum menjemput jenazah.

Guntur mencium adiknya Rachmawati, yang sedang terisak-isak. Rachma, yang terkenal vokal menentang pemerintahan Megawati, berbincang dengan Taufik Kiemas. Itulah pertemuan pertama keduanya sejak tiga tahun terakhir ini. Sukmawati tak datang karena sakit, sedangkan Megawati hadir di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak. Kematian Hartini telah membuat hampir seluruh keluarga besar Bung Karno berkumpul. Sekitar pukul 12.30, di tengah rintik hujan, iring-iringan jenazah bergerak ke TPU Karet Bivak. Pukul 13.32, jenazah Hartini dikebumikan  - sekitar 10 meter dari makam putranya, Taufan, yang meninggal 17 Januari 1986. Pukul 12.57, Megawati datang. Beberapa menit kemudian Wakil Presiden Hamzah Haz dan istri datang.


















Meski bukan first lady, Hartini kerabat dekatnya dikenal sebagai istri kecintaan Bung Karno. Dan, itu ditunjukkan Bung Karno dengan seringnya Hartini mendampingi perjalanan dinas Bung karno ke luar negeri. Hartini pun membalas cinta Bung Karno yang melimpah dengan kesabaran dan kesetiaan. Enam belas tahun terus-menerus mendampingi Bung Karno sampai Bung Karno meninggal di pangkuan Hartini, 21 Juni 1970 pukul 05.00 di RS Gatot Subroto. " She is a very simple woman, but sangat memahami posisinya sebagai istri seorang presiden sampai kematian menjemput Bung Karno. Dia mau belajar apa saja dan berbuat apa saja asal hal itu bisa membahagiakan dan menjaga martabat Bung Karno," jelas Rima Melati, mantan istri Herwindo yang hadir di pemakaman. Hartini bertemu dengan Bung Karno pertama tahun 1953. Pertemuan Bung Karno dengan janda beranak lima itu di kawasan Prambanan, Jawa Tengah. Setahun kemudian mereka menikah 7 juli 1953, dan sejak itu Hartini menempati salah satu palvilyun Istana Bogor. Di tempat ini, Hartini belajar menyanyi keroncong kesukaan Bung Karno, menari lenso, dan membaca.

Bung karno datang ke Istana Bogor setiap Jumat sore dan balik lagi ke Jakarta pada Senin Pagi. Itulah masa-masa indah kedua pasangan menonton film, makan sate, atau keliling Kota Bogor tanpa pengawalan. Tak lama kemudian Hartini melahirkan Taufan dan Bayu. Kebahagiaan Hartini mulai terampas ketika kekuasaan Sukarno memudar seiring terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret. Mulai tahun 1967, Bung Karno menjadi tahanan rumah di Istana Batutulis, Bogor sebelum akhirnya diasingkan ke Wisma Yaso dan menghembuskan napas terakhir di RS Gatot Subroto, Jakarta. Sejak itu, setiap hari, Hartini besuk dengan membawa makanan kesukaan Bung Karno. Hartini memijat, memberi obat, sambil membesarkan hati Bung Karno. " Selama tiga tahun, setiap hari saya tempuh perjalanan Bogor - Jakarta menjenguk Bapak di Wisma Yaso. Berangkat pagi, pulang sore, " ungkap Hartini semasa masih hidup.

Untuk menghidupi Taufan dan Bayu, Hartini membuka usaha kecil-kecilan. Membuka warung sampai jual beli tanah. Tapi, karena teror polisi, berbagai usaha Hartini gagal. Untuk bertahan hidup, Hartini menjual barang-barang peninggalan Bung Karno, antara lain lukisan, guci dan barang antik lainnya. Pemerintah sendiri baru mulai memberikan uang pensiun kepada Bung Karno tahun 1980 an. Uang pensiun dibagi di antara ketiga istri Bung Karno - Fatmawati, Hartini dan Dewi. " Dia perempuan biasa perempuan timur yang ingin berbuat apa saja asal sang suami bahagia, asal anak-anaknya bahagia. Prestasi pendidikan formalbagi anak-anaknya bukan yang utama karena yang utama masih kebahagiaan itu," kata Rima.
Ke Pelabuhan Ratu - Inilah salah satu foto kenangan Hartini (paling kanan) dengan Bung Karno. Ia mendampingi Presiden Soekarno dalam salah satu kunjungannya ke Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Meletakkan karangan Bunga. Presiden Megawati Soekarno Putri meletakkan karangan bunga di pusara Hartini Soekarno, 78 di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat 12 Maret 2002. Hartini, salah satu istri mantan Presiden Sukarno, meniggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan.
Kembali
Hosted by www.Geocities.ws

1