Mohammad Firman Wahyudi
|
|
Kisah Empat Nabi Yang Masih Hidup Sampai Sekarang 1. Kisah Nabi Isa Alaihissalam
Al-Qur’an menerangkan dalam surat AnNisaa’:157 bahwa Nabi Isa AS
tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang
mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh
Allah SWT seperti Nabi Isa AS (sebagian ulama berpendapat orang yang
diserupakan adalah muridnya yang berkhianat yang bernama Yudas
Iskariot) dan karena ucapan mereka:
Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT dengan jalan diangkat ke
langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu
tentang hal ini. AlQur’an menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan
ini. ”Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa
kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An
Nisaa’ :158) 2. Kisah Nabi Khidir Alaihissalam
Pada saat Raja Iskandar Dzul Qarnain pada tahun 322 S. M. berjalan
di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang
malaikat yang bernama Rofa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Dzul
Qarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja
Iskandar Dzul Qarnain berkata kepada malaikat Rofa’il: “Wahai
malaikat Rofa’il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di
langit ”,
Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rofa’il tentang
Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan ‘Alim Ulama’ pada zaman
itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang Ainul Hayat itu, tetapi
mereka menjawab, “Kita tidak tahu khabarnya, namun seoarng yang alim
di antara mereka menjawab, “ Sesungguhnya aku pernah membaca di
dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah
meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap ”.
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja
bertanya kepada sahabatnya. “Kuda apa yang sangat tajam
penglihatannya di waktu gelap ?”. Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat.
Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh perjalanan dalam waktu
12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi yang gelap itu, ternyata
gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu
malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah Raja masuk
ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata ia kepada raja.
”Wahai Raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang
masuk tempat yang gelap ini karena tempat yang gelap ini berbahaya.
” Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khidlir AS.
Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu keapda Nabi
Khidlir AS, ”Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah
kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu ”.
Kemudian beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang, maka
didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu.
Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan beliau langsung
melepas pakaiannya dan turun ke “Ainul Hayat” (sumber air kehidupan)
tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air kehidupan
tersebut, maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis daripada
madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut, kemudian
beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus menemui Raja
Iskandar Dzulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang sedang
terjadi pada Nabi
(Menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbah), dia
berkata, bahwa Nabi Khidlir AS adalah anak dari bibi Raja Iskandar
Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat
yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar
seperti kilat, maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan
terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki kuda, kemudian Raja
bertanya kepada Malaikat Rofa’il: “Gemercik ini adalah suara benda
apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila
tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga. ”
1. Cerita ini dikutib dari kitab “ Baidai’iz karangan Syeikh
Muhammad bin Ahmad bin Iyas halaman 166 – 168. Penerbit: Usaha
Keluarga s Semarang. 3. Kisah Nabi Idris Alaihissalam
Lalu keduanya menerusakan perjalanan sampai empat hari lamanya dan
selama itu pula Nabi Idris AS menemukan keanehan yang ada pada
Malaikat itu dan Nabi Idris AS bertanya: ”Hai tuan, kamu ini
sebenarnya siapa?”,
Kemudian malaikat itu mencabut nyawa Nabi Idris AS dan matilah Nabi
Idris AS lalu Malaikat menangis sambil merendahkan diri untuk
memohon kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris AS kembali,
kemudian Allah menghidupkan Nabi Idris AS, lalu malaikat bertanya:
”Hai Nabi Idris bagaimana rasanya mati itu?”.
Kemudian malaikat bersama Nabi Idris AS pergi ke neraka jahannam,
maka Nabi Idris AS dapat melihat segala yang dipersiapkan untuk
menyiksa di neraka jahannam, lalu keduanya kembali dari neraka
jahannam. Nabi Idris AS berkata: ”Saya punya hajat lagi kepada kamu,
agar kamu mengajakku pergi ke syurga,dan setelah itu saya akan
menjadi hamba yang lebih taat dalam beragama”.
Dan keduanya pergi ke syurga dan berhanti di depan pintu syurga,
maka Nabi Idris AS dapat melihat segala kenikmatan yang ada dalam
syurga, melihat kerajaan yang banyak, melihat anugerah yang banyak
dan melihat pepohonan dan buah-buahan yang beraneka macam ragamnya. 4. Kisah Nabi Ilyas Alaihissalam
Ketika sedang beristirahat datanglah Malaikat kepada Nabi Ilyas AS,
Malaikat itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu,
Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis. Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena ingin berzikir kepada Allah SWT. Maka berzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya. “ Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti. ” Firman Allah SWT.
|