Puisi Khalil Gibran

Menu Pilihan



Prosa III
  Prosa V
Prosa (VI)
Lagu Ombak
Antara Pagi Dan Malam Hari
Setitis Airmata Dan Seulas Senyuman
Nasihat Jiwaku
7 Alasan Mencela Diri
Dari Petikan Sang Nabi
Musim Bunga
Indahnya Kematian
Dua Keinginan
Ibu
Ibu
Anak
Penyair
Mimpi
Kasih sayang dan Persamaan
Persahabatan
Kata Selembar Kertas Seputih Salju
Tanya Sang Anak
Guru
Bangsa - Cermin Diri
Suara Kehidupanku - Keindahan Kehidupan
Cinta I
Cinta II
Cinta III
Pandangan Pertama
Syukur
Perkawinan
Bagi Sahabatku Yang Tertindas
Suara Penyair
Ciuman Pertama
Kisahku
Kekasihku Layla
Dua Penyair
Surat Dari Kekasih


 Prosa III

 

Dan aku melihat hal - hal yang menyedihkan, Para Malaikat Kebahagiaan tengah berperang dengan Syaitan-syaitan Penderitaan Dan Manusia berdiri diantara mereka.

Yang satu menariknya dengan Harapan dan yang lain dengan Keputus-asaan.

Aku melihat Cinta dan Benci bermain-main dihati manusia,

Cinta menyembunyikan kesalahan Manusia dan memabukkanya

dengan anggur kepatuhan, pujian dan rayuan:

 sementara Kebencian menghasutnya dan menutup telinganya

dan membutakan matanya dari Kebenaran...

Aku melihat para pemimpin mulutnya berbuih seperti serigala licik dan

juri penyelamat palsu merencanakan dan bersekongkol untuk

Melawan Kebahagiaan Manusia..

Dan aku melihat Manusia memanggil Kebijakan untuk membebaskannya,

tetapi Kebijakan tidak mendengar jeritannya, kerana Manusia pernah

Mengabaikannya ketika ia berbicara kepadanya dijalananan kota...

Kemudian datang seorang pertapa, Yang sekali setahun turun ke kota,

Memohon jawapan tentang kesenangan. Jawabnya demikian :

Kesenangan adalah lagu kebebasan, Namun bukannya sang kebebasan sendiri,

Dialah bunga-bunga hasrat keinginan, Namun bukan buah yang asli. Sebuah

jurang ternganga yang berseru ke puncak ketinggian, Itulah dia namun dia

bukan kedalaman maupun ketinggian itu sendiri. Dialah si terkurung  yang

terbang terlepas, Namun bukannya ruang yang terbentang luas ;

Ya, sesungguhnyalah kesenangan merupakan lagu kebebasan. Dan aku amat suka

bila dapat mendengarkan, Kalian menyanyikannya dengan sepenuh hati,

Namun jangan hanyutkan diri dalam nyanyian

Beberapa diantaramu mencari kesenangan, Seolah kesenangan itu adalah

segala-galanya, Dan mereka ini dipersoalkan, dihakimi dan

dipersalahkan. Aku tak akan mempersalahkannya, ataupun memarahinya,

Melainkan akan mendorong mereka untuk mencari dan menyelami. Sebab mereka

akan menemukan kesenangan, Namun kesenangan tiada berdiri

sendiri. Saudaranya ada beberapa, ialah tujuh orang puteri, Yang terjelek

pun diantaranya lebih unggul kecantikannya, Daripada dia yang bernama

kesenangan. Engkau pernah mendengar tentang seorang manusia, Yang menggali

tanah hendak mencari akar, Namun menemukan harta pusaka ?

Beberapa di antara orang tua mengenangkan saat kesenangan, Dengan penuh

rasa penyesalan, Seolah kesenangan itu dosa yang diperbuatnya, Tatkala

sedang terbius diluar kesedarannya.

Tapi penyesalan ini hanya mengaburkan akal budi,Tiada berkemampuan

menyucikan hati nurani, Sayugia mereka mengingat kesenangan yang

lalu, Dengan rasa syukur dan terima kasih dalam kalbu, Sebagaimana mereka

mengenang rahmat tuaian di musim panas, Namun pabila rasa penyesalan lebih

menenteramkan hatinya, Maka biarlah mereka menikmati ketenteramannya.

Dan ada di antaramu yang bukan lagi remaja namun masih perlu mencari,

Pun belum terlampau tua namun memerlukan kenang - kenangan untuk digali,

Lalu menyingkirkan segala kesenangan yang ada dimaya pada, Khuatir

melemahkan kekuatan jiwa, Ataupun bertentangan dan merugikannya. Tapi

dalam pencegahan diri inipun terletak kesenangan mereka, Dan dengan

demikian mereka pun menemui sebuah mustika, Walau semua mereka dengan tangan gementar,hanya mencuba menggali akar.

 

Tetapi katakanlah padaku, siapakah yang dapat menenang jiwa ? Si

burung bul-bul yang menyanyikan lagu merdu, Terganggukah olehnya

ketenangan malam yang syahdu ? Atau ambillah dia, si kunang - kunang, Adakah

diganggunya keagungan bintang-bintang ? Dan nyala api, ataupun asap bara,

Adakah dia memberati pawana ? Dan dikau mengira, bahwa jiwa merupakan

danau yang tenang, Yang hanya dengan sentuhan sepucuk kayu, dapat

kauganggu ?Betapa seringnya, dengan menyingkiri segala kesenangan,

Kau hanya menimbun keinginan tersembunyi, di relung kesedaran.

Siapa tahu bahawa apa yang nampaknya lenyap sekarang,

dari permukaan,hanya menanti saat kebangkitan dihari kemudian ?

Bahkan jasmani memahami kudratnya dan keperluan hak alamiahnya, Serta

tiada sudi mengalami tipuan dari akal manusia. Jasmani adalah kecapi jiwa,

Tergantung kepada manusia, Untuk menggetarkannya dengan petikan lagu

merdu, Ataupun suara yang tiada menentu.

 

Lalu sekarang bertanyalah dalam hatimu; bagaimana cara membezakan

baik - buruk dalam kesenangan? Maka pergilah dikau keladang, kebun dan

tamanmu, Dan kau akan mengerti, bahawa bagi lebah, menghisap madu adalah

kesenangan, namun bagi bunga pun memberikan madu adalah kesenangan.

Untuk lebah, bunga merupakan pancaran kehidupan, Untuk bunga, lebah

merupakan duta kasih kehidupan. Dan bagi keduanya,sang lebah maupun sang

bunga, Memberi dan menerima kesenangan adalah keperluan dan keasyikan.

Rakyat Orphalese, bersenanglah bagaikan bunga dan lebah.

 

 

 Prosa V

 

Aku akan melakukan segala apa yang telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu.
Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu
serta dadaku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu.
Aku akan selalu mencintaimu& sebagaimana padang rumput
yang luas mencintai musim bunga.

Aku akan hidup di dalam dirimu laksanabunga-bunga yang hidup oleh panas matahari.
Aku akan menyanyikan namamu seperti lembah menyanyikan gema loceng di desa Aku akan mendengar bahasa jiwamu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang.


Aku akan mengingatimu seperti perantau asing yang mengenang tanah air tercintanya, Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan,
Seperti raja yang turun takhta mengingati masa-masa kegemilangannya,
Dan seperti seorang tahanan mengingati masa-masa kesenangan dan kebebasan.
Aku akan mengingatimu sebagaimana seorang petani yang mengingati bekas-bekas gandum di lantai tempat simpanannya,
juga seperti gembala mengingati padang rumput yang luas dan
sungai yang segar airnya."

(Dari Sayap Sayap Patah)

  1

Hosted by www.Geocities.ws