::: Pengawasan dan Pengarahan - Oleh Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo :::
Telah datang 3 rombongan orang ke rumah isteri nabi SAW. Mereka bertanya tentang ibadah Nabi saw. Saat mereka diberitahu, mereka saling menimpali pembicaraan satu sama lain, seraya berkata, "Kalau begitu dimana posisi kita jika dibandingkan dengan Nabi saw. Padahal beliau telah diampuni semua dosanya, baik yang telah lampau maupun yang akan datang." Salah satu dari mereka berkata, "Aku akan melakukan shalat malam untuk selama-lamanya." Yang lain lagi berkata, "Aku akan berpuasa sepanjang waktu." Kemudian yang lain lagi berkata, "Aku memutuskan hubungan dengan wanita dan tidak akan menikah selamanya." Maka Rasulullah saw. datang menemui mereka seraya bersabda, "Apa yang kalian katakan begini dan begitu. Demi 4JJI, sesungguhnya aku adalah orang yang lebih takut dan bertakwa kepada 4JJI daripada kalian tetapi aku tetap mengerjakan puasa dan berbuka, aku mengerjakan shalat dan aku mengawini wanita. Siapa yang membenci tuntutanku, dia bukan termasuk golonganku." (HR. al-Bukhaari dari Anas ra.)
Manajemen Kesehatan Masyarakat
PENGAWASAN DAN PENGARAHAN
Fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dengan perencanaan dan pengorganisasian adalah fungsi pengawasan dan pengarahan. Karena bagaimana baiknya perencanaan dan pengorganisasian tanpa disertai dengan pengawasan dan pengarahan maka niscaya dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pokok dan fungsi pengawasan dan pengarahan adalah agar kegiatan-kegiatan dan orang-orang yang melakukan kegiatan yang telah direncanakan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang kemungkinan tidak akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengarahan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya memberikan pengarahan-pengarahan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik, sekurang-kurangnya 3 hal yang diperhatikan yakni : 1. Objek Pengawasan Yaitu hal-hal yang harus diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni : a. Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut. Untuk program kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang diberikan oleh unit kerja tersebut. b. Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yang dipakai, pendapatan yang diperoleh dan harga program. Dalam bidang kesehatan yang dijadikan ukuran pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil yang diperoleh dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau pelayanan. c. Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan, apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. d. Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang ditetapkan oleh pimpinan atau manajer. 2. Metode Pengawasan Tujuan pokok pengawasan bukanlah mencari kesalahan namun yang lebih utama adalah mencari umpan balik (feedback) yang selanjutnya memberikan pengarahan dan perbaikan-perbaikan apabila kegiatan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai macam antara lain : a. Melalui kunjungan langsung atau observasi terhadap objek yang diawasi. b. Melalui analisis terhadap laporan-laporan yang masuk. c. Melalui pengumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap objek- objek pengawasan. d. Melalui tugas dan tanggung jawab para petugas khusus para pimpinan. Artinya fungsi pengawasan itu secara implisit atau fungsi pejabat (pimpinan) yang diberikan wewenang. Inilah yang sering disebut pengawasan melekat (waskat). 3. Proses Pengawasan Pengawasan adalah suatu proses yang berarti bahwa suatu pengawasan itu terdiri dari berbagai langkah, yakni : a. Menyusun rencana pengawasan. Sebelum melakukan pengawasan terlebih dahulu harus disusun rencana pengawasan yang antara lain mencakup tujuan pengawasan, objek pengawasan, cara pengawasan dan sebagainya. b. Pelaksanaan pengawasan, yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan rencana yang telah disusun. c. Menginterpretasi dan menganalisis hasil-hasil pengawasan. Hasil-hasil pengawasan yang antara lain berupa catatan-catatan, dokumen-dokumen, foto- foto, hasil-hasil rekaman dan sebagainya diolah, diinterpretasi dan dianalisis. d. Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari hasil analisis tersebut kemudian disimpulkan dan menyusun saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut pengawasan tersebut. Pengarahan pada hakekatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan : a. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan diperoleh kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga tidak tercapai kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana. b. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan. Artinya dengan pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi miskomunikasi. Disamping itu pengarahan yang langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan. c. Adanya umpan balik yang langsung. Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan. Bagi para pelaksana atau karyawan bukan pimpinan pengawasan akan bermanfaat juga, antara lain : a. Para karyawan memperoleh informasi yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan. Apabila kurang jelas mereka dapat langsung minta penjelasan lagi. Dengan cara ini maka kesalahan-kesalahan segera dapat dihindari. b. Para karyawan secara tidak langsung berada dalam suatu proses belajar. Karena dengan proses pengawasan semacam ini karyawan memperoleh informasi dan keterampilan-keterampilan yang benar dan apabila terjadi kesalahan-kesalahan segera memperoleh perbaikan dari atasan. c. Para karyawan lebih merasa diperhatikan atau dihargai oleh pimpinan. Akibatnya akan tercipta hubungan yang akrab antara pimpinan dengan bawahan. Update : 13 Juli 2006 Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Back
Download
Forward