::: Pengukuran Epidemiologi - Oleh Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo :::
"Tiga golongan yang tidak ditolak doanya, yaitu orang-orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang teraniaya. 4JJI akan mengangkatnya di atas awan dan membukakan untuknya berbagai pintu langit. Tuhan pun berfirman, 'Demi kemuliaan-Ku, pasti Aku akan menolongmu meski setelah suatu masa." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Khazimah, Ibnu Hibban dari Abu Hurairah ra.)
Epidemiologi
PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI
Didalam uraian terdahulu telah diuraikan bagian dari epidemiologi yang bertujuan melihat bagaimana penyebaran kesakitan dan kematian menurut sifat-sifat orang, tempat dan waktu. Didalam uraian ini akan diuraikan berbagai ukuran kesakitan dan kematian yang lazim dipakai dalam survei atau penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Ukuran dasar yang akan dibicarakan disini adalah rate. Dalam hubungan dengan kesakitan akan dibicarakan insidence rate, prevalence rate (point period prevalence rate), attack rate dan dalam hubungan dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, disease specific fatality rate dan adjusted death rate. Sebelum membicarakan masing-masing rate tersebut diatas perlu dikemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk penyusunan rate dibutuhkan 3 elemen yakni : a. Jumlah orang yang terserang penyakit atau meninggal b. Jumlah penduduk darimana penderita berasal (reference population) c. Waktu atau periode dimana orang-orang terserang penyakit. 2. Apabila pembilang terbatas pada umur, seks, atau golongan tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada umur, seks atau golongan yang sama. 3. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit maka penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko (population at risk). 1. Incidence Rate Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu Incidence Rate = ------------------------------------------------------------------ x 1000 Populasi yang mempunyai resiko Contoh : Pada bulan Desember 1988 di kecamatan X terdapat penderita campak 80 anak balita. Jumlah anak yang mempunyai resiko penyakit tersebut (anak balita) di kecamatan X = 8.000. Maka Incidence Rate penyakit campak tersebut adalah : 80 10 ------- x 1.000 = ----- atau 0,010 8.000 1000 Beberapa catatan : (a) Didalam mempelajari incidence diperlukan penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. Bagi penyakit-penyakit yang akut seperti influenza, infeksi stafilokokus, gastroenteritis, acute myocardial infartion dan cerebral hemorrhage. Penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat diketahui secara pasti atau mendekati pasti. Lain halnya dengan penyakit dimana timbulnya tidak jelas, disini waktu ditegakkan diagnosis pasti diartikan sebagai waktu mulai penyakit. (b) Incidence rate selalu dinyatakan dalam hubungan dengan periode waktu tertentu seperti bulan, tahun dan seterusnya. Apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu yang terbatas (seperti hanya dalam epidemi suatu penyakit infeksi) maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dengan lamanya epidemi. Incidence rate pada suatu epidemi disebut attack rate. 2. Attack Rate Jumlah kasus selama epidemi Attack Rate = --------------------------------------------- x 1000 Populasi yang mempunyai resiko-resiko Contoh : Pada waktu terjadinya wabah morbili di kelurahan Y pada tahun 1987, terdapat 18 anak yang menderita morbili. Jumlah anak yang mempunyai resiko di kelurahan tersebut 2000 anak. Attack rate penyakit tersebut adalah : 18 9 ------- x 1.000 = ----- atau 0,009 2.000 1000 (c) Untuk penyakit yang jarang maka incidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun. Didalam periode waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karena dalam waktu ini jumlah populasi yang mempunyai resiko juga dapat berubah. (d) Pengetahuan mengenai incidence rate adalah berguna sekali didalam mempelajari faktor-faktor etiologi dari penyakit yang akut maupun kronis. Incidence rate adalah suatu ukuran langsung dari kemungkinan (probabilitas) untuk menjadi sakit. Dengan membandingkan incidence rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yang berbeda didalam 1 atau lebih faktor (keadaan) maka kita dapat memperoleh keterangan faktor mana yang menjadi faktor resiko dari penyakit bersangkutan. Kegunaan semacam ini tidak dipunyai oleh prevalence rate. 3. Prevalence Rate Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu. Jumlah kasus-kasus penyakit yang ada pada satu titik waktu Prevalence Rate = ------------------------------------------- x 1000 Jumlah penduduk seluruhnya Contoh : Kasus penyakit TBC paru di kecamatan Moyang pada waktu dilakukan survei pada Juli 1988 adalah 96 orang dari 24.000 penduduk di kecamatan tersebut. Maka Prevalence rate TBC di kecamatan tersebut adalah : 96 4 ------- x 1.000 = ----- atau 0,004 24.000 1000 Catatan : (a) Prevalence rate bergantung pada 2 faktor (1) jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu dan (b) lamanya menderita sakit. Meskipun hanya sedikit orang yang sakit dalam setahun, apabila penyakit tersebut kronis, jumlahnya akan meningkat dari tahun ke tahun dan dengan demikian prevalence secara relatif akan lebih tinggi dari incidence. Sebaliknya apabila penyakitnya akut (lamanya sakit pendek baik oleh karena penyembuhan ataupun oleh karena kematian) maka prevalence secara relatif akan lebih rendah daripada incidence. (b) Prevalence (terutama untuk penyakit kronis) penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga dan pemberantasan penyakit. Prevalence yang dibicarakan di atas adalah point prevalence. Jenis ukuran lain yang juga digunakan ialah period prevalence. 4. Period Prevalence Jumlah kasus penyakit selama periode Period Prevalence = ---------------------------------------------- x 1000 Penduduk rata-rata dari periode tersebut (mid period population) Contoh : Pada periode tahun 1988 (Januari-Desember) di Kelurahan A terdapat 75 penderita malaria. Pada pertengahan tahun 1988 penduduk kelurahan A tersebut berjumlah 5.000 orang. Maka period prevalence malaria di Kelurahan A adalah : 75 15 ------- x 1.000 = ----- atau 0,015 5.000 1000 Period prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence) dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi. 5. Crude Death Rate (CDR) Jumlah kematian di kalangan penduduk di suatu daerah dalam 1 tahun Crude Death Rate = ---------------------------------------------- x 1000 Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun, di daerah & tahun yang sama) Catatan : (a) Jumlah penduduk disini bukanlah merupakan penyebut yang sebenarnya oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang berbeda-beda sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa penduduk akan menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam crude death rate meskipun rate untuk berbagai golongan umur sama. (b) Kekurangan-kekurangan dari crude death rate ini adalah (1) terlalu menyederhanakan pola yang kompleks dari rate dan (2) penggunaannya dalam perbandingan angka kematian antar berbagai penduduk yang mempunyai susunan umur yang berbeda-beda, tidak dapat secara langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian (adjusment). (c) Meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan tersebut diatas crude death rate ini digunakan secara luas oleh karena (1) sifatnya yang merupakan summary rate dan (2) dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal. (d) Crude death rate digunakan untuk perbandingan-perbandingan menurut waktu dan perbandingan-perbandingan internasional. (e) Untuk penyelidikan epidemiologi akan diperlukan summary rate yang tidak mempunyai kelemahan-kelemahan seperti crude rate. Rate seperti diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari berbagai penduduk yang akan dibandingkan angka kematiannya, dengan sendirinya adjustment rate ini adalah fiktif. 6. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu) Sebagai contoh : age specific death rate pada golongan umur 20-30 tahun Jumlah kematian antara umur 20-30 tahun di suatu daerah dalam waktu 1 tahun Age Specific Death Rate = ----------------------------------------------------- x 1000 Jumlah penduduk berumur antara 20-30 tahun pada daerah dan tahun yang sama Kecamatan B jumlah penduduk yang berumur 20-30 tahun pada pertengahan tahun 1988 adalah 1.000 orang. Dari jumlah tersebut selama tahun 1988 meninggal 3 orang. Jadi age specific rate adalah : 3 3 ------- x 1.000 = ----- atau 0,003 1.000 1000 7. Cause Disease Specific Death Rate (Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu) Sebagai contoh kematian karena TB : Jumlah kematian karena TBC di 1 daerah dalam waktu 1 tahun Cause (TB) Specific Death Rate = ------------------------------------------------ x 1000 Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) pada daerah dan tahun yang sama Pada pertengahan tahun 1988 di Kecamatan Manggar jumlah penduduknya 2.000. Selama tahun 1988 tersebut terdapat 3 orang yang meninggal dunia karena TBC. Maka kematian akibat TBC adalah : 3 1,5 ------- x 1.000 = ----- atau 0,0015 2.000 1000 Jenis-jenis rate lain infant mortality rate, neonatal mortality rate, morbidity rate dan sebagainya dapat dibaca didalam buku-buku biostatik dan demografi. Update : 1 Juli 2006 Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Back
Download
Forward