|
Profil Sentra Kerajinan
Selain
dikenal dengan industri kerajinan Batik, Pekalongan dikenal pula dengan
industri tenun tradisionalnya. Salah satu wilayah di kota Pekalongan
yang dikenal sebagai sentra Tenun Tradisional adalah Kelurahan Medono,
kecamatan Pekalongan Selatan. Sentra di kelurahan ini merupakan sentra
terbesar. Selain di Kelurahan Medono, masih terdapat sentra tenun yang
lainnya, yaitu di kelurahan Panjang Wetan kecamatan Pekalongan utara dan
Kelurahan Kuripan Lor kecamatan Pekalongan Selatan.
Pemerintah Kota Pekalongan sejak
tahun 2000 telah mengubah sentra tersebut dengan mendorong pengrajin
yang rumahnya terletak di tepi jalan desa untuk mendirikan semacam
workshop di rumahnya. Bagi pengrajin yang kebetulan letak rumahnya tidak
di tepi jalan bisa menitipkan produknya kepada pengrajin lainnya.
. Dengan ditatanya desa sentra kerajinan ini, diharapkan banyak
wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi sentra kerajinan tenun
tradisional ini. ,
Ternyata usaha pemerintah kota Pekalongan tidaklah sia-sia. Banyak
wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang melewati jalan Pantura
menyempatkan diri singgah ke Kota Pekalongan. Berbagai pesanan dari
mancanegara pun terus mengalir. Banyak pengusaha tekstil dari
mancanegara yang tertarik untuk memesan produk tenun dari kota
Pekalongan. Bahkan ada pengrajin yang mendapatkan pesanan kain tenun
dengan lebar 3 (tiga) meter, dan panjang 50 meter dari seorang pengusaha
asal Amerika Serikat. Perlu diketahui bahwa ukuran lebar normal kain
tenun adalah 1,2 m hingga 1,4 m.
Untuk
memenuhi pesanan tersebut, pengrajin tersebut merancang alat tenun yang
khusus, yang berukuran 3 kali lebih besar dari alat tenun biasa. Menurut
penuturan pengrajin tersebut, kain tenun dengan lebar 3 meter ini, baru
pertama kali dibuat di Pekalongan, dan untuk menyelesaikannya
membutuhkan waktu berbulan-bulan. Hal ini dapat dimaklumi, karena
pesanan ini dikerjakan oleh satu orang dengan satu alat tenun
tradisional.
Jenis
benang tenun yang digunakan, pada umumnya adalah 40/2 TR dan 10 S
Cotton, ada yang buatan lokal, dan buatan mancanegara. Pemesan tinggal
menyebutkan jenis benang yang digunkan, motif kain, serta ukurannya.
Untuk
memenuhi kebutuhan pasar dan persaingan yang semakin ketat antar
pengrajin, masing-masing pengrajin berusaha mendesain motif yang
berganti-ganti setiap bulannya. Motif kain yang digunakan tidak cuma
motif kotak-kotak ( ciri khas tenun Pekalongan ), namun juga motif
lainnya. Beberapa pengrajin mengakui bahwa masalah motif merupakan
masalah yang sensitif dalam persaingan. Beberapa pengrajin kecewa karena
motif ciptaan mereka banyak yang ditiru oleh pengrajin lain. Hal ini
sangat dikhawatirkan karena dapat merebut pelanggan mereka.
Pemasaran
produk tenun tradisional ini, selain untuk memenuhi pasar lokal, juga
pasar mancanegara. Negara yang sering menjadi tujuan ekspor adalah
Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia.
Meskipun sentra tenun tradisional ini terus berkembang, pemerintah Kota
Pekalongan tidak tinggal diam begitu saja. Pemkot masih mengharapkan
kerjasama pihak lain untuk terus meningkatkan kualitas dari tenun
Pekalongan. Partisipasi pihak penyelenggara wisata pun juga diharapkan.
Pihak Biro Perjalanan wisata diharapkan menjadikan Kota
Pekalongan sebagai persinggahan untuk wisatawannya. Juga
kepada pengusaha-pengusaha yang mapan, diharapkan bersedia untuk menjadi
Bapak Angkat bagi pengrajin kecil.
---- OooO ----
|
|