Depan
Istilah Keris
Kerisologi
Seniman
Keris
Agenda
Buku
Keris
Kontak Java Keris
FAQ
Tips
Milis
Java Keris
Daftar
Web Keris
Buku Tamu
|
Tips Memilih Keris yang Baik
Sebenarnya
tidak ada pedoman yang jitu untuk memilih keris yang baik. Sebab setiap
orang, mau tidak mau, akan dipengaruhi oleh subnyektifitas pribadinya
dalam memilih sesuatu, termasuk keris. Dulu, di Pulau Jawa nenek moyang
kita memberikan pedoman bahwa keris yang baik harus memenuhi kriteria
sepuh, tangguh, wutuh. Tua umurnya, jelas tangguh-nya, dan utuh
barangnya.
Karena criteria ala Jawa itu sulit difahami teman-teman pecinta keris
yang non Jawa, pada tahun 1982 saya membuat kriteria baru yang saya
harapkan lebih mudah dimengerti, yakni Indah,
Tua, Utuh, disingkat
ITU.
Maksudnya, keris yang baik harus indah, tua, dan utuh. Tetapi karena
sadar bahwa dalam memilih keris seseorang akan dipengaruhi
subyektifitasnya, maka sejak tahun 1996 saya mengatakan bahwa kritetia
Indah, Tua, Utuh dapat dan boleh dibolak-balik sesuai dengan selera
orang yang akan memilih keris itu. Jadi, kriteria itu dapat menjadi
Utuh, Tua, Indah, atau Indah, Utuh, Tua, bisa juga Indah, Utuh, Tua.
Yang memakai kriteria ITU, biasanya lebih mementingkan keindahan keris.
Soal ketuaannya nomor dua, sedangkan keutuhannya nomor terakhir. Yang
penting indah dulu, soal tua dan utuhnya prioritas berikutnya.
Yang suka memakai kriteria UTI, biasanya menomorsatukan utuhnya keris.
Soal tua dan keindahannya urusan belakang.
Demikian pula mereka yang menggunakan kriteria IUT, UIT, TUI, atau TIU,
masing-masing memiliki prioritasnya sendiri.
Karena perbedaaan kriteria itulah maka dalam pergaulan sesama pecinta
keris kita melihat adanya teman yang suka mengkoleksi keris-keris
nom-noman yang dibuat setelah zaman Paku Buwono IV atau zaman
Hamengkubuwono I. Ada pula yang suka mengkoleksi keris-keris tua,
walaupun tidak lagi utuh.
Yang jelas, kita semua harus menghormati selera orang lain. Kita tidak
boleh mencela selera orang.
Yang harus kita sayangkan adalah kalau untuk mengejar
"ketuaan" keris maka orang itu lalu mengeroposkan keris dengan
merendam di larutan tertentu; atau untuk mengejar keutuhannya lalu
mengikir atau menggerinda bilah keris.
Mengganti
perabot keris, klik di sini.
|