Java Keris
... 2 |
Keris
terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni bilah (wilahan), ganja, dan pesi.
Sebagian buku kuno menyebutkan, bilah keris adalah lambang dari bentuk
lingga
(phallus) atau alat kelamin pria, ganja keris adalah lambang dari
yoni, yakni
alat kelamin perempuan. Sedangkan pesi adalah pemersatu antara lingga dan
yoni. Menurut filsafat kuno, persatuan antara lingga dan yoni melambangkan
kesuburan, kesinambungan, dan kekuatan.
Di Palembang, Riau, Malaysia, dan Brunei wilahan disebut awak keris.
Sedangkan di tinjau dari kemiringan posisi bilahnya terhadap garis ganja, dibagi tiga macam, yaitu yang condong, yang leleh, dan yang mayat. Yang leleh lebih miring ketimbang yang condong. Sedangkan bilah keris yang mayat, adalah yang miring sekali.
GANJA adalah bagian bawah dari sebilah keris,
seolah-olah merupakan alas atau dasar dari bilah keris itu. Pada tengah ganja,
ada lubang untuk memasukkan bagian pesi. Bagian bilah dan bagian ganja dari
sebilah keris, merupakan kesatuan yang tak boleh dipisahkan. Beberapa pengamat
budaya keris mengatakan bahwa bagian-bagian itu melambangkan kesatuan lingga
dan yoni. Bagian ganja mewakili lambang yoni, sedangkan bagian bilah keris
melambangkan lingganya. Dalam budaya lama, persatuan antara lingga dan yoni
merupakan lambang kesuburan, kesinambungan, dan keabadian.
Di Bali orang membagi ganja menurut ragam bentuknya, ganja leser, ganja celeg,
ganja dungkul, dan ganja ombak-ombakan. Tetapi sebuah keris berdapur Tilam Upih, misalnya,
kalau memakai ganja wuwung, bisa diperkirakan keris itu tergolong tangguh tua.
Mungkin tangguh Pajajaran, mungkin Tuban. Dan, kalau ganjanya kelap lintah,
itu tidak mungkin keris tangguh Pajajaran, atau Tuban. Selanjutnya mengenai ricikan keris yang disebut Kembang Kacang dan Greneng.
KEMBANG KACANG, atau telale gajah, atau Sekar Kacang adalah nama bagian yang bentuknya. Di Semenanjung Malaya, Brunei, Serawak, Sabah, dan Palembang, Pontianak, serta Riau, bagian ini disebut belalai gajah. Kembang kacang, yang termasuk salah satu ricikan keris, ini selalu menempel pada bagian atas dan bagian atas dari bagian gandik, pada bagian depan sor-soran. Di bawah ketiak kembang kacang biasanya terdapat jalen. Di bawahnya sering kali terdapat lambe gajah dan jalu memet. Tidak semua keris mempunyai kembang kacang. Banyak juga yang tidak. Keris yang tidak memakai kembang kacang disebut keris ber-gandik polos, atau ber-gandik lugas. Walaupun secara umum bentuknya sama, tetapi kembang kacang mempunyai cukup banyak variasi bentuk, yaitu Nguku Bima,Pogok, Gula Milir, Malik atau Kuwalik, Bungkem, Nyunti atau Nggelung Wayang, dan Gatra. Kembang kacang yang patah atau putus, biasanya disebut pugut. Dalam sejarah perkerisan, ricikan kembang kacang baru ada setelah zaman Segaluh, dan baru sempurna bentuknya pada keris-keris tangguh Jenggala. Keris tangguh Buda tidak ada yang memakai kembang kacang. Keris-keris buatan Riau Kepulauan dan Semenanjung Malaya pun mempunyai beberapa ragam bentuk kembang kacang. Di sana, ragam bentuk kembang kacang yang disebut belalai gajah, ragam bentuknya terbagi atas: Saing, Kuku Ala, dan Lidah Tiang. Selain itu, walau pun bentuk dasarnya sama, kembang kacang daerah satu tidak sama bentuknya dengan daerah satu dengan lainya.
|
(c) M M I I, Java Keris.com