Home

 

 

Seni Penyembuhan & Pengembangan Holistik

Brosur 1  2 (pdf)

Brosur 1:
Seni Penyembuhan Holistik,
bukan sekedar penyembuhan diri

“Penyakit” dalam arti luas disebabkan adanya ketidak seimbangan energi-energi dalam tubuh.  Selain itu energi-energi ini dipengaruhi pula oleh energi-energi di luar tubuh, sesuai dengan prinsip keterhubungan satu sama lain.  Jadi penyembuhan holistic / menyeluruh tentunya juga mencakup yang di luar diri.

Pada jaman dahulu dimana kita masih dikeliling oleh binatang buas, ketenangan baru bisa dicapai kalau kita mempunyai vitalitas (energi pertama) yang prima menghadapi musuh (binatang dan manusia).  Setelah tersingkirnya binatang buas (dan manusia “buas”, walaupun sekarang masih ada di sana sini), kita baru bisa merasa “hidup” kalau adanya keceriaan (energi kedua) di diri dan sekeliling kita.  Selanjutnya karena manusia bertambah banyak dan sumber daya alam terbatas, kecerdasan / pengetahuan (energi ketiga) menjadi primadona agar bisa mempertahankan kedua energi dibawahnya.  Pendeknya memeras otak bagaimana bisa mempertahankan keabadian vitalitas tubuh (termasuk kecantikan) dan keceriaan pada diri dan sekeliling.

Pertanyaannya apakah masih ada alternative lain yang bisa mempertahankan keabadian ini?  Tentunya ada, masih ada paling tidak empat titik energi lagi di atasnya.  Jadi ada total tujuh titik-titik energi yang selaras dengan tujuh lapisan kesadaran yang ada di Alam Raya ini. Energi-energi di atas energi ketiga, bisa disebut sebagai energi supranatural, lebih sulit dikenali dan dicapai oleh umumnya manusia.

Keseimbangan secara menyeluruh mencakup perimbangan energi 1-7, 2-6 dan 3-5.  Contohnya kecerdasan energi ketiga harus diimbangi oleh energi kelima yakni kekuatan wisdom, kebijaksanaan, kecerdasan yang melampaui ruang-waktu.  Analoginya:  suatu bisnis bisa berkesinambungan kalau kita mempunyai pengetahuan  baik di sisi jangka pendeknya, maupun sisi jangka panjangnya.

Energi keempat, energi universal, kedamaian, penyembuhan, kecintaan tanpa pamrih (unconditional love) tidak perlu energi pengimbang.  Energi ini tidak saja mengimbangi dirinya, tapi juga membantu perimbangan / pertumbuhan energi-energi lainnya, oleh karena itu disebut energi universal. Tanpa energi ini sesungguhnya keenam energi-energi lainnya bisa saling mengimbangi (Jalan tanpa cinta, berbeda dengan Jalan Cinta para Sufi).

Penyembuhan (menuju keseimbangan) holistik / menyeluruh bisa dicapai dengan kepasrahan, melepas obsesi-obsesi berlebih memiliki energi 1, 2 & 3.  Cirinya senantiasa biasa dipertengahan / tenang / damai.  Tidak banyak ketakutan (paranoid) namun tidak berani berlebihan (nekad).  Tidak tenggelam dalam kesedihan (depresi) namun tidak terlena dalam kecerian yang berlebihan (euphoria).  Tidak merasa bodoh namun tidak merasa pintar sendiri.  Tidak terobsesi oleh superioritas, namun tidak takut mengalami inferioritas. 

Pada dasarnya energi 5, 6 & 7 lebih sulit dicapai, maka dengan energi 1, 2 & 3 yang secukupnya lebih mudah terjaga keseimbangannya.  Selanjutnya pertumbuhan lebih bertumpu pada energi keempat yang bersifat senantiasa memancar tanpa mengharapkan balasan (pantulan sifat Ar-Rahman).  Kalau kita perhatikan ini tidak persis  prinsip timbal-balik / keseimbangan / keadilan.  Alam Raya / Tuhan selamanya memancarkan energi ini tanpa kondisi kepada semua, namun terhenti di saat kita sendiri berkondisi meneruskan energi ini kepada yang lain.  Ketika kita membuka hati, berusaha melihat semua sebagai Satu adanya, melihat semua dalam kesetaraan, biasa memaafkan sesama, memaklumi kelebihan / kekurang sesama, kita membuka celah untuk kembali bisa meneruskan energi univeral / kecintaan / penyembuhan / kedamainan kepada semua tanpa kondisi.  Keenam energi lainnya akan berkembang dengan seimbang dituntun oleh  pancaran RahmaniyatNya ini, selaras dengan “RahmatKu meliputi segala sesuatu”.

 Kembali

 

 

Download 7 Energy PDF

 
Hosted by www.Geocities.ws

1